28. Hamil

4.1K 160 2
                                    

Sesampainya diruangan Abi Andramayu, alangkah terkejutnya Wahid dan Annisa. Mereka melihat Abunta yang tengah terbaring menggunakan alat bantu di hidungnya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa' alaikumsalam Wahid Annisa?". ucap Uminya dengan kaget

"Abi kenapa Umi?" tanya Wahid

"Abi" Wahid mendekat kearah Abinya, dan memegang tangan Abiinya yang diselubungi selang infus.

"Abi jatuh dari kamar mandi hid". sontak membuat Wahid kaget

"Bagaimana mungkin Abi bisa jatuh di kamar mandi?, sedangkan lantainyapun tidak licin"

"Abi maafkan Wahid". penuh penyesalan. Di lain sisi Wahid akan membawa kabar gembira bagi Abinya, tapi kini Abinya sedang terbaring dengan alat bantu.

Annisa yang melihat suaminya itu terpekur diam, ada rasa iba dan juga menyesal atas kesalahanya sendiri.

"Sejak kapan Umi?, jadi umi disini dari semalam?"

"Sudah 4 hari hid"

"Astagfirullahal'azim Abi Innalilahi Wainnilaihi Raji'un". ucap Annisa beralih mendekati Abinya itu

"Umi kenapa tidak memberi tau kami keadaaan Abi Umi?"

"Abi melarangnya hid, Abi tidak mau menganggu waktu libur kalian"

"Maafkan Nisa umi maafkan Nisa. Abi kenapa tidak mau memberi tau kami?" Abinyapun terbangun dari tidurnya mendengar keributan itu.

"Abi". ucap Annisa dan Wahid secara bersamaan

"Kalian sudah pulang bagaimana liburanya?"

Entah hal apa yang tengah pikirkan Annisa. Bagaimana mungkin pertanyaan mertuanya itu menanyakan liburanya?. Sedangkan keadaan mertuanya kini?

"Abi maafkan Nisa Abi seharusnya kami tidak pergi"

"Kamu kenapa bilang seperti itu, ini sudah takdir Nisa, kamu tidak boleh menghakimi diri sendiri"

"Maafkan Annisa Abi"

Annisa tidak tau apa yang harus ia ucapkan kepada mertuanya itu. Hanya kata maaf yang kini bersarang besar dihati dan pikiranya sehingga membuat ia hanya melontarkan kata Maaf dan maaf.

"Kalian apakabar disana?"

"Seharusnya kami yang nanya Abi, Abi sekarang gimana keadaanya Bi". ucap Annisa sendu

Wahid hanya diam, dia tau sekarang istrinya akan mulai berkomentar khawatir lagi.

"Abi Alhamdulillah baik". ucap Abinya dengan senyum

"Abi terimakasih ya aabi, karena Abi telah mewujudkan impian Annisa untuk pergi ke London"

"Sama - sama Nisa, berterimakasih jugalaj kepada suamimu dia yang telah memberi tau Abi"

"W ahid?. Jadi ini semua rencana Wahid" Ada rasa bahagia juga kesal di hati Annisa. Dia kesal karena Wahid sepertinya tidak terlibat didalam keberangkatan ini.

"Terimakasih". hanya itulah kata yang bisa Annisa ucapkan kepada Wahid. Dan Wahidpun hanya memperlihatkan senyumnya yang khas.

"Kami ada kabar gembira untuk Abi dan Umi". ucap Annisa

"InsyaAllah Abi dan Umi akan jadi Kakek dan Nenek". Semua yang berada diruangan itu kaget mendengar pengakuan Annisa.

"Maksud kamu apa sayang?". tanya Umi Keyla refleksyang belum mengerti maksud arah pembicaraan menantunya itu

"Annisa hamil Umi". ucap Annisa refleks memeluk uminya entahh gerangan apa.

"Alhamdulillah". ucap Umi dan Abi

"Selamat ya Hid"

"Alhamdulillah Bi, makasih ya Abi"

Ada rasa bahagia juga penuh rasa tanda tanya dihati Abi Andramayu dengan sikap Annisa yang sering berubah - ubah. Ternyata ia mampu memberikan kabar gembira ini kepadanya. Abinya sangat bersyukur akhirnya dia akan menjadi seorang Kakek dan akan menggendong cucunya nanti InsyaAllah.

"Annisa Abi harap kamu bisa menerima Wahid dan menjaga anak kamu nanti"

"InsyaAllah Bi semoga saja"

Semoga?. Ya Allah berikanlah sikap hati yang tulus kepada istri anakku ini semoga dia akan bisa berubah menjadi mencintai putraku.

Ketahuilah jika suami yang tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang istri dan istrinya sering meneriakinya pasti hatinya akan sakit. Sakit karena orang yang telah ia pilih sebagai pendamping hidupnya tidak mengharapkan keberadaanya sama sekali.

Wahid sempat merasakan perasaan itu perasaan sakit dan kecewa. Tapi semua itu cepat ia tepis dan merubah rasa itu menjadi perasaan ingin mengubah.

Seorang istri yang durhaka terhadap suami dia akan mendapatkan ganjaran dosa di Neraka nanti, murka suami adalah murka Allah, dan ridha suami adalah ridhanya Allah. Kepada istri yang mendurhakai suami ingat!, surgamu terletak di bawah kakinya seyelah ibumu melepaskan tanggubg jawabnya. Apalagi suamimu tidak memiliki kekurangan dan engkau tidak mengharapkanya Allah ridak akan meridhai keberkahan bagimu istri.

Wahid mencintai Annisa tulus karena Allah, kekurangan Annisa mampu ia terima dan ingin menyempurnakannya. Hanya saja Annisa memiliki watak yang keras dan juga pantang kalah dengan egonya sendiri.

***

JAZAKILLAHU KHAIRAN KHATSIRAN
JAZAKUMULLAHU KHAIRAN KHATSIRAN SEMUANYA.
Karena sahabat semua cerita ini udah ribuan yang baca. Semoga bisa jutaan lagi ya Allah Aamiin.

Mari komenya dan votenya ya sahabat semuanya.
Semoga suka.

*Jadikanlah Al - Qur'an sebagai petunjuk hidupmu yang tiada duanya.

Setulus Cinta WahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang