Annisa merasa gundahan didalam hatinya. Ada rasa senang juga benci. Senang karena suaminya perhatian dan benci karena suaminya bersikap sok manis kedia.
"Enak ngak buburnya sayang?" dibalas dengan tatapan tajamnya
"Enak jika kau yang makan". Ada apa ini? kenapa istriku berucap seperti itu lagi?.
"Kamu saja yang makan biar saya suapin kamu"
Annisa memperbaiki tidurnya dan beralih duduk kemudian meraih bubur yang ada ditangan Wahid.
"Aku udah ngak nafsu makan biar aku saja yang nyupin kamu. Kamu belum makan kan?"
"Wahh istrimu pengertian sekali hid". ucap Gibran yang masih berada diruangan itu
"Ayo makan" ucap Annisa yang membuat Wahid deg-degan.
"Tidak kamulah yang harus makan sayang, saya nanti bisa makan sesudah kamu saja"
Dan ketahuilah kapan si Gibran itu akan pergi dari ruangan itu?.Annisa melirik Wahid dengan tajam.
Beruntunglah kamu yang gue suapin didepan sahabat lo sekarang. Supaya dia pergi dari sini tentunya.Annisa memang aneh kadang dia memanggil Wahid dengan sebutan lo, kamu, kau dan abang entahlah sulit sekali baginya menetapkan panggilan untuk Wahid. Semuanya begitu abstrak.
"Gue udah ngak lapar"
"Eh nis kok kamu ngomongnya gitu ke suami?"
"Kamu bisa diam ngak sih dan bisa ngak kamu itu pergi sekarang!" ucapnya lantang
"Mau romantis-romantisan nih ye?" dengan tatapan yang sulit diartikanU
"Iya! kenapa emangnya?". Annisa melirik kearah Wahid dan diam sejenak
"Baiklah aku pergi". ucapnya pasrah dan sedikit kecewa
"Hid gue pergi dulu ya masih ada pasien yang harus gue tangani"
"Oke bran"
Seperginya GibranKetahuilah aku sudah mengusir cinta pertamaku ada rasa benci juga rindu dan tidak mau melepaskanya. Tapi entah kenapa aku mengusirnya dengan kasar. batin Annisa
"Ayo di makan makanan buatan kamu sendiri"
Annisa menepati perkataanya untuk menyuapi Wahid dan Wahid menuruti perkataan istrinya.
"Kenapa masih mau mengasihaniku Wahid?" ucapnya lembut
"Kita suami istri Nisa kamu itu tanggung jawabku begitu juga sebaliknya, jika diantara kita sakit kita harus saling menjaga bahkan merawatnya"
"Aku hanya menggangapmu sebagai suami terpaksaku asal kau tau! Tapi kenapa kau masih mau menerimaku dan berbaik hati?" seketika Wahid menghentikan suapannya.
"Ceraikan aku"
Wahid kaget mendengar perkataan istrinya lagi pasal perceraian. Ia tak habis pikir kenapa cintanya begitu rumit? Wahid meraih bahu istrinya.
"Jangan pernah berkata itu lagi karen aku tidak suka. Aku mencintaimu tulus bukan karena paksaan" lembut namun penuh kepercayaan.
Cupp
Annisa kaget dan menanggis atas perlakuan Wahid tadi. Wahid mencium kening Annisa.Benar ternyata, di agama wanita yang memiliki hak untuk mengatakan cerai pastilah nantinya dia akan menyesal. Karena apa? Wanita itu penuh egois dan emosian, ia mau menang sendiri. Sedangkan laki-laki? Mereka memiliki jiwa otoritas yang tinggi dan penuh penimbangan dan kebijakan. Dan ini bukanlah cerai pertama yang di katakan Annisa tapi sudah berkali-kali.
"Nisa terimalah aku. Aku ingin kamu bahagia bukan menjadi wanita yang lemah seperti ini. Kamu itu wanita yang kuat aku yakin. Aku beralasan ingin menikahimu karena benar aku menyayangimu, bukan karena tuntutan janji apapun. Aku berharap aku lelaki pertama yang bisa mengubah kamu"
Annisa Fitriyal Jannah, Wahid Islami Zaidan. Annisa artinya wanita. Sedangkan Wahid dalam bahasa Arab yaitu pertama.
Sesuai dengan apa yang dikatakan Wahid, dia berharap sebagai lelaki pertama yang bisa merubah pendangan dan sifat wanita ini."Hatiku berkata lain rasa itu memang sudah hilang hiks hiks" tangisnya meledak
Wahid memeluk istrinya dia tidak tega melihat istrinya yang menangis.
"Percayalah aku ingin menumbuhkan rasa cinta lagi dihatimu sayang"
"Aku tidak bisa menerimamu ceraikan aku wahid hiks hiks hiks"
"Berhentilah berfikir buruk tentangku. Aku tulus ingin hidup dengan kamu, hapus air mata ini aku sakit melihatnya"
Wahid mencintai Annisa tulus dengan rasa sayang bukan karena menepati janji abinya melainkan karena Allah, dia ingin menjadi Nabi yang menjaga istrinya menuju Jannahnya Allah, dan sesuai dengan nama Annisa, Annisa Fitriyal Jannah.
Ada rasa tidak ingin membalas pelukan Wahid. Namun Annisa gengsi. Saat ini dia sangat membutuhkan sandaran.
"Ceraikan aku! cari wanita yang baik bukan aku" meremas baju Wahid
Kenapa istriku bersikeras dengan pendapatnya mengenai janji itu? aku yakin pasti aku bisa melunakkan hatinya secara perlahan. Aku tahu dia masih memiliki rasa meskipun sulit untuk ia kenali. perhatiannya? Termasuk rasa.
"Aku sudah memutuskanya Nisa. Itu kamu Nisa, aku ingin kamu menjadi tulang rusukku yang hilang bukan wanita lain"
Apa benar lelaki itu diciptakan untuk menyempurnakan tulang rusuknya yang hilang? Dan apakah benar laki-laki itu di ciptakan untuk kuat, bukanya cengeng seperti Wahid? Ia sekarang menangis, mengeluarkan air mata begitu tulusnya.
Masih ingatkah cerita cinta Annisa? diantaranya si rendang dan si martil? Ya dia memiliki rasa trauma dengan laki-laki. Ia menganggap semua laki-laki itu sama, sama biadapnya. Mereka hanya bermanis-manis mulut dan seperti ayahnya itu, anak pondok tapi mencari selingkuhan yang tidak benar.
"Tidurlah jangan menjadi wanita yang lemah ingat, tirulah Siti Maryam yang mampu tahan ujian". Annisa semakin menangis dibuatnya.
"Terimakasih karena kau sudah menjagaku dan menjadikanku istrimu. Aku tidak bisa menjadi apa yang kamu harapkan makasih pelukan hangat ini". Melepaskan pelukannya tabpa malu
"Allah punya rencana indah untuk kita sayang" mengelus kepala Annisa kemudian menciumnya lama
Ada apa dengan laki-laki ini? aku sudah membuatnya berkali-kali sakit sepanjang hari tapi kenapa dia masih mau mempertahankanku dengan kemauanya?.
Wahid menggambil tangan Annisa dan mengecupnya kemudian memeluk Annisa kembali.
"Menangislah jika membuat kamu lega sayang, aku ingin kita berbagi rasa dan kegundahan, aku ingin kamu menagis hanya di bahuku saja bukan orang lain. Tangisanmu itu hanya luka yang kamu simpan sangat dalam karena itulah dia tidak mau beranjak pergi dan kamu enggan berbagi rasa bagilah dia kebahuku"
Annisa kini tertidur dalam posisi ia memeluk Wahid.
***
Partnya ngak seru ya? Maaf ya maafiin ana.
Tapi ana ya buatnya seperti itu. Jadi kalau ngak suka terserah maunya readers saja tetap Komen + Vote juga sarannya ya hehe.Jangan lupa ke Part selanjutnya ya.
Semoga suka.*Jadikanlah Al - Qur'ansebagai petunjuk hidupmu yang tiada duanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Wahid
Spiritual(TAMAT) Pernikahan ini terjadi karena janji Ayahku dan Abinya. Setelah kami menikah aku sangat risih dengan keberadaannya. Jangan sentuh aku! Jika kau sentuh anggap saja aku sebagai pelacur! Ucapnya di malam pertama mereka. . . . Annisa Fitriyal Jan...