Wahid masih tampak bersabar menghadapi istrinya. Dia memaklumi kemarahan Annisa mungkin ini efek dari kandunganya yang baru memasuki usia mengidam bahkan akan selalu salah jika melihat suaminya ataupun tentang semuanya.
"InsyaAllah kamu akan baik - baik saja"
"Itukan pendapatmu bukan kau yang merasakan sakitnya melahirkan"
"Kamu kenapa sayang kenapa kamu berubah lagi?". Andai saja ucapan itu mampu Wahid katakan pasti dia akan merasa sedikit lega.
Wahid melihat Annisa dengan tatapan sendunya.
"Umi pernah bilang ke saya sakitnya melahirkan itu akan hilang jika bayi yang kamu lahirkan keluar dan kamu menggendong bayi itu, percayalah sayang sakitnya akan hilang dan itu adalah takdir Allah dan nikmatnya kamu akan merasakan"
"Jika aku mati bagaimana?"
"Astagfirullahal'adziim kamu tidak boleh berucap seperti itu kita tidak boleh mendahului takdir Allah"
Didalam hadist Rasulullah seseorang bertanya kepada rasul " Ya Rasul siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini,?.". Rasul menjawab "Ibumu". Kemudian ia bertanya lagi "Lalu siapa lagi ya rasul". Rasul menjawab "Ibumu". Kemudian ia bertanya lagi "Siapa lagi ya rasul". Rasul menjawab "Ibumu". Lalu pemuda itu bertanya lagi " Lalu siapa lagi ya rasul?". Rasul menjawab Bapakmu"
Ketahuilah dari hadist tersebut menjelaskan tentang menghormati jasa ibumu. 3 kali untuk ibu 1 kali untuk Ayah, artinya kita lebih mengutamakan dan menjadikan ibu sebagai alasan terbesarmu ketika ingin meraih surganya sang khalik.
Ibaratnya kita harus menjaga hati seorang ibu dan harus menghormatinya surgamu anak?, terletak di bawah kakinya maka berbaktilah.Ketahuilah jasa ibumu tidak akan bisa kau ganti dan bayar menggunakan hal apapun. Meskipun dengan rumah yang tinggi, gedung tingkat yang megah, dan perhiasan yang berjuta gram bahkan uang yang bertriliunan akan tetap, Jasa ibumu tidak akan dapat kau balas meskipun dengan mati sekalian. Tapi dia hanya dapat dibalas dengan kasih sayang dan kebaikan dari anaknya itu. Dia ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang shaleh ataupun shaleha nantinya yang dapat membawa mereka ke surganya allah.
9 bulan waktu yang ia tanggung mengandungmu dan ada rasa malas, sakit juga letih membawamu kemana - mana, apalagi jika dia sudah menginjak 7 bulan - 9 bulan pasti dia akan sulit sekali beraktifitas. Apakah kau tidak memikirkan perjuangannya saat ini? melahirkanmu? menyusuimu? dan membesarkanmu? Apakah waktu itu dapat kau ganti dengan keindahan dunia? Tidak! pada waktu itu ada rasa kejenuhan, kebahagiaan pun kebosanan untuk menjagamu. Apakah kau tidak tau resikonya menjadi ibu rumah tangga? Apalagi dia tengah mengandungmu? Sungguh perjuangan Ibu takkan pernah hilang meskipun kau dalam diam ingin melupakannya.
Renungkanlah, 9 bulan ibumu menggandungmu tanpa merasa kau adalah beban dan musibah baginya. Dia tampak bahagia jika kau tumbuh didalam rahimnya yang semakin membesar itu. Tidurnyapun tidak nyaman akibat perutnya yang besar,saat dia mengeliuk tidurnya akan sulit dan kau tahu betapa menyulitkanya rasa mual?, sungguh itu menyiksa aibumu, semua makanan yang telah ia makan akan ia keluarkan, bahkan ibuku saja yang mengalaminya tidak makanpun ibuku dia.akan tetap mual dan tidak berdaya ketika menjelang 9 bulan itu.
Tapi itu sudah menjadi kodratnya wanita. Ia diberikan oleh Allah rasa hati yang sangat tulus dan peka terhadap semuanya, sehingga dia bisa mendidik anak - anaknya. Berbeda dengan laki - laki. Wanita lebih Baperan dan pandai. Jika dia telah melahirkan telapak kakinya akan menjadi surga bagi bayinya dan jasanya sangat sulit untuk digantikan.
Kami kaum adam ingin berucap terimakasih kepada wanita - wanita yang telah menjadi seorang ibu. Jasamu sungguh tidak akan pernah terganti dan perjuanganmu dalam mendidik kami sungguh sangat mulia bagi kami, dan atas kebaikanmu engakau rela menggorbankan nyamu terhadap bayimu dan suamimu. Sungguh mulia sekali hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Wahid
Spiritual(TAMAT) Pernikahan ini terjadi karena janji Ayahku dan Abinya. Setelah kami menikah aku sangat risih dengan keberadaannya. Jangan sentuh aku! Jika kau sentuh anggap saja aku sebagai pelacur! Ucapnya di malam pertama mereka. . . . Annisa Fitriyal Jan...