14. Kemana Wahid?

3.5K 178 4
                                    

Annisa tidur dalam posisinya memeluk Wahid. Wahid yang merasapun tersenyum tulus.

"Aku sayang kamu aku ingin kamu menjadi istri yang shaleha semoga Allah mengizinkan hal itu terjadi". melepaskan pelukan

Flashback
Di kampus

Seorang wanita sedang berkumpul bersama teman-temanya. Dialah Annisa Fitriyal Jannah.

"Eh Nisa lo liat deh senior itu, kerenkan tapi sayang bukan pacar gue" ucap Sulis sahabatnya

"Senior yang lain mah banyak jangan berharap kesatu orang aja lis, tapi lo itu wajib mendekati penciptanya aja dulu baru itu mah mudah ntar" ucap Annisa ke Sulistiawati Maulana Rahman.

"Tau ah lo mah nggak seru". bete Sulis

"Pacaran itu nggak wajib dan nggak sunah lis, la trus kenapa lo berharapkali pacaran? Yang harus itu ya laki-laki datang tuh". mendekat kearah sahabatnya "dia bawa orang tua dan langsung aja lamar atau nggak taarufan kek sekurang- kurangnya ke kita"

"Eh tumben lo kaya ustadzah gini"

"Di aamiinin aja kalau gue jadi ustadzahkan lo juga yang bahagiakan?"

"Boro-boro gue senang lokan berandal kenapa gue harus senang dengan sikap lo yang gitu he?"

"Ya ampun deh kalau yang itu✌". mengacungkan dua jarinya dan senyum.

Tanpa disadari ada sosok yang mendengarkan pembicaraan mereka. Dialah Wahid ia ingin mengenal Annisa karena percakapan itu.

"Ehh Nisa lo liat deh mereka. Gila! pacaran di perpus tuh"

"Yah anak jaman now mah nggak tau malu sama orang sekitar"

"Pasti kebanyakan nonton drama romantisan tuh"

"Ieww"

"Annisa lo pernah ngak sih jatuh cinta?". ucap Sulis yang terdengar sosok itu dan pertanyaan itu entah kenapa tiba-tiba saja dilontarkan Sulis.

"Wahh lo ngeremehin gue ya. Gue masih normal kali"

"Yah siapatau lokakan nggak pernah cerita ke gue masalah itu"

"Hmm yaudah untuk sahabat gue yang tersayang ini gue akan curhat deh. Gue itu naksir sama orang, tapi dia ngak peka aja dan gue berharap dia jadi imam buat gue Lis"

"Wahh hebat juga ya lo siapa itu?". Annisa membisikkanya pada Sulis yang super duper Keppo itu

"Tapi sayang dia ngak peka"

"Kasian lo ya! yaudah cari yang lain kan masih banyak noh diluar sana noh"

"Gue ngak bisa dia itu cinta pertama gue. Pernah ada yang mau ke gue tapi mereka hanya mempermainkan hati gue lis"

Annisa menceritakan kisah cintanya dengan para lelaki yang sempat singgah dihatinya. Mulai dari si Rendang dan si Martil.

"Jadi?"

"Gue ngak mau lagi jatuh cinta lis, gue harus tetap dengan cinta pertama gue"

"Meskipun dia bukan jodoh lo?"

"Yaudah gue ngak akan nikah-nikah kalau gitu, toh gue ngak lagi percaya cinta, lelaki itu semuanya sama dia hanya memainkan perasaan wanita". ucap Annisa yang kini lebih di dengarkan oleh Wahid

Flashback off.

Wahid meraih tangan istrinya dan mengecupnya. Karena hal itulah Wahid ingin merubah cara pemikiran Annisa perihal tidak semua laki-laki itu sama.

"Aku ingin kamu menyayangiku tulus sama seperti aku tidak rela jika kamu pergi. Semenjak aku melihat dan mengenalmu ada rasa ingin sekali merubahmu untuk berkhusnuzan pada Allah"

Wahid melepaskan gengamanya dan beralih kepada kertas.

Jika aku pergi kuharap kamu akan merindukanya.
Wahid.

. . .

Jam telah menunjukkan pukul sore.
Ada rada hawa panas matahari yang masih melekat ditubuh Annisa. Langit jinggapun mulai tampak dan tampak ingin berganti malam disela-sela fentilasi ruangan.

Annisapun terbangun dari tidurnya.
Ia menatap sekitar, namun naasnya orang yang dia cari tidak tampak. Hanya ruangan kosong dan hampa yang ia dapati.
Ia kembali menatap sekitar dan beralih mata ke kertas yang terletak di nakasnya
Iapun mengambil kertas itu.

Jika aku pergi kuharap kamu akan merindukanya.
Wahid.

"Kemana dia?" tanya Annisa gelisah

Annisa kini beralih keingatanya sebelum ia tidur. Ia sempat berkata supaya Wahid pergi dari hidupnya.

"Apa mungkin dia akan benar-benar menceraikanku? apa benar dia akan pergi meninggalkanku?". batin Annisa

Sejenak Annisa teringat bahwa tadi sebelum tidur ia sempat menangis dipelukan Wahid dengan tangisan sendu dan akhirnya entahhlah apa yang terjadi. Kini Wahid pergi entah kemana.

***

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh sahabat Fillah semuanya.

Mohon bantuannya ya supaya cerita ini terbangun karakternya. Dan semoga banyak yang baca Aamiin.

Semoga suka ceritanya.
Lanjut ke part selanjutnya ya😊 sahabat fillah semua.
Semoga cerita ini banyak yang mengapresiasinya meskipun Ngak menarik. Aamiin ya Allah.

*Jadikanlah Al - Qur'an sebagai petunjuk hidupmu yang tiada duanya.

Setulus Cinta WahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang