Eve pov
Aku hanya mampu memandang ke arah sosok tubuh yang sedang mengigil di depan aku ni . Shone
Nampaknya aku dah sakitkan dia lagi . Kesan hirisan nipis pada lehernya sebagai bukti , aku dah melampau kali ni ...
" keluar " arah aku perlahan . Shone masih mengigil .
" keluarrrr ! ! ! " jerkah aku . Shone terkejut . Dia terus bangun dan berlalu keluar . Aku sempat melihat pada mata dia .
' dia takut pada aku '
' sama macam dulu '
' apa aku nak buat ni '
Aku terus menumbuk cermin pada meja aku . Kaca yang berderai itu , aku tumbuk . Darah banyak mengalir dari kesan tumbukan tadi . Aku terduduk sambil memeluk lutut . Tanpa aku sedar , air mata aku mengalir .
' Adakah aku akan selamatkan dia orang atau aku yang akan jadi penyebab dia orang mati ? '
Sekian lama berlalu , pintu bilik aku terbuka perlahan-lahan dan aku dengar seseorang menghampiri aku . Alphonse
" kau menangis lagi ? Kenapa jadi lemah ni ? " tanya Alphonse . Aku hanya menangis tanpa mempedulikan Alphonse . Alphonse hanya tersenyum , tangan kanannya mengusap kepala aku perlahan-lahan .
" takpew . Jangan menangis . Kau tak sengaja . Aku tahu . Kau takkan sakitkan family kau kan , Eve " ujar Alphonse lagi . Aku tersentak . Alphonse hanya tersenyum . Dia tarik aku masuk ke dalam shower room sambil membawa peti first Aid dan dikeluarkan peralatan untuk membalut luka aku . Aku hanya diam . Darah yang mengalir dibersihkan dan luka itu dibalut .
" okay da siap " ujar Alphonse . Aku hanya memandangnya tanpa riak .
" kau patut pergi minta maaf kat dia sekarang " kata Alphonse lagi .
" yeah . Okay " jawab aku sambil berlalu keluar .
Aku pergi ke arah ruang tamu , Shone tengah tengok tv sambil makan ais krim . Aku tahu dia takut sebab tu memang tabiat yang dia selalu buat kalau dia gementar atau takut .
Aku duduk sebelah dia tanpa tanya apa-apa . Dia nampak terkejut . Kesan hirisan tadi telah dibalut kemas . Sekali lagi aku kecewa dengan diri sendiri . Perlahan-lahan aku letakkan kepala aku dibahunya .
" I'm sorry , Shone " ujar aku perlahan
Dia memandang aku dan tersenyum . Dihulur ais krim ditangannya pada aku . Aku hanya mampu tersenyum . Sebab aku tahu , aku tak boleh kehilangan ahli keluarga aku lagi . Takkan !
*****
Lima hari berlalu , shone bermalam di Villa Ace . Malam ini , Eve akan membunuh Jones . Pakaiannya sedikit seksi , rambut palsu berwarna hitam dipakai . Sedikit solekan untuk mengaburkan pandangan musuh . Shone juga menyamar dan masuk ke adalam Pub yang terkenal ditengah bandar . Senjatanya tersimpan kemas dalam pakaian . Dia hanya memerlukan sebilah pisau saja untuk membunuh Jones . Bunyi bising membuatkan Eve kurang selesa .
Kelihatan Jones yang sedang mabuk bersama lima orang pelacur di sisinya . Eve menjadi panas . Langkahnya laju menuju ke arah Jones sebelum terhenti apabila seorang lelaki bertubuh besar menariknya untuk menari bersama . Eve cuba menolak lelaki itu tetapi memandangkan tubuh Eve yang kecil ni membuatkan dirinya terbatas . Ia juga sebab penyamaran akan terbongkar jika dia bertindak diluar kawalan . Shone cuba untuk membantu tetapi Eve memberikan isyarat ' hold back ' . Shone hanya mendiamkan diri . Eve hanya menari untuk mengaburkan pandangan orang sekeliling yang melihatnya . Sukar untuk membunuh jika ada yang memerhati .
Tiba-tiba seorang lelaki berjambang telah menghentakan botol arak kaca pada kepala lelaki tadi sambil menarik tangan Eve dan berkata " heyy dude , she's mine ! "
Lelaki tadi bertambah marah , pergaduhan mula berlaku . Eve memanfaatkan masa macam ni untuk lari ke arah Jones . Jones kelihatan betul-betul dah mabuk . Eve tarik tangan Jones untuk keluar dari bar itu tetapi Jones enggan . Dia masih mahu minum di situ . Eve bertambah marah jadi dia telah menumbuk perut Jones membuatkan Jones pengsan . Shone datang untuk mengangkat Jones lalu mereka pun keluar dari bar itu . Semasa dalam kereta , Eve telah mengeluarkan smartphone Jones untuk mendapatkan info mengenai dalang sebenarnya tapi hampa , bateri smartphone dia habis . Eve berdengus .
Shone yang sedang memandu hanya menoleh sekilas sebelum berkata " jadi nak pergi mana ? "
" maksud kau ? " jawab Eve yang juga merupakan soalan .
" yelah , kalau ikut asal plan kita . Kita patutnya da bunuh dia masa kat bar tadi . Tapi keadaan da bertukar ni . Macam mana ? " terang Jones
" balik rumah . Aku nak tanya dia beberapa soalan sebelum aku bunuh dia " jawab Eve sambil melihat keluar tingkap kereta .
Jones hanya mengangguk . Kereta itu laju membelah larut tengah malam masuk ke lorong terpencil di dalam hutan sebelum ternampak sebuah rumah agam
****
Eve pov
Pintu rumah aku buka perlahan-lahan . Shone yang sedang mengangkat Jones terus meluru masuk . Pintu rumah aku tutup perlahan-lahan .
" bilik aku " arah aku . Shone mengangguk .
Aku berjalan ke arah dapur dan membuka peti ais . Beberapa tin beer aku dan makanan ringan capai sebelum naik ke bilik aku . Aku berjalan perlahan-lahan naik ke atas . Pintu bilik aku buka perlahan . Alangkah terkejutnya , aku melihat Shone sedang terbaring di lantai dan Jones sedang menyepak badan Shone . Darah aku mengelegak , satu tin beer aku campak mengenai kepala Jones . Dia jatuh dan cuba untuk bangun , aku terus sepak muka dia . Dia kembali pengsan . Shone bangun sambil terbatuk-batuk . Sedikit darah keluar di bibir Shone .
Aku letakkan makanan ringan dan tin-tin beer tadi di atas katil . Pisau kegemaran aku keluarkan sambil berjalan perlahan-lahan .
Tiba-tiba Shone memegang tangan aku sambil berkata " kau belum tanya dia soalan kau "
Aku terdiam . Aku pandang muka Shone sedikit bengkak . Aku tolak badan Shone keluar dari bilik aku dan kunci pintu bilik . Pita pelekat aku capai dan aku heret badan Jones ke dalam bilik air . Tab mandi aku penuhkan dengan air . Aku ikat badannya dengan pita pelekat dan aku letakkan dia di dalam tab mandi itu .
' its time for revenge '
YOU ARE READING
Sweet Revenge
Любовные романыSeorang gadis jutawan bernama Eve Alexander yang hidup dengan ceria dan sempurna bertukar apabila kedua ibu bapanya telah dibunuh pada 13 tahun dahulu . Ditambah pula dengan kejadian yang menimpa gadis itu dan rakannya , Alphonse ketika mereka berum...