"Victoria!"
Jerit Sylvester menggema kesegala penjuru ruangan. Ia berlari kearah kamar menuju kamar lain sampai dirinya bertemu dengan pelayan yang sedang merapihkan kasur.
"Dimana Victoria?"
Pelayan itu berjingkat kaget ketika suara Sylvesyer mengejutkanya. Ia berbalik menatap raja yang terlihat begitu cemas.
"Saya tidak melihat nona Victoria dari semalam yang mulia" Tutur pelayan itu sembari menundukan kepala sebagai mana mestinya. Pelayan itu sedikit mengintip raut wajah Sylvester yang gusar dan masih terlewat tampan. Tidak ada yang bisa mengalahkan kewibawaan yang dibawa oleh pria itu dan seluruh wanita pun mendambakanya.
"Shit"
Gumam Sylvester lirih, ia meremas rambutnya kasar lalu pergi keluar mengumpulkan seluruh pengawal.Dan sekarang para pengawal telah berkumpul di ruang tengah. Mereka menunduk patuh mengikuti arahan Sylvester. Tapi mereka tidak tau apa yang sedang Sylvester ributkan pagi ini. Mereka semua terdiam sebelum Sylvester mengajukan sebuah perintah.
"Kau pergi tanyakan Savarez kemana perginya Victoria" Sylvester menunjuk salah satu pengawalnya yang langsung mengangguk paham.
"Dan kalian semua temukan Victoria di seluruh kastil sampai-
"Maaf raja"
Seorang pengawal mengangkat tangannya tinggi-tinggi memotong perkataan Sylvester."Saya tadi melihat nona Vctoria sedang terlelap di kamar belakang"
-Werewolf-
"Victoria!"
Sylvester menepuk pipi kiri gadis itu perlahan membangunkan jiwa yang sedang terlelap. Aroma alcohol seketika menusuk indra penciumannya ketika Victoria membuka mulut untuk menguap.
"yaa.. "
Gumamnya dan mulai mengerjapkan mata memfokuskan pandangan kearah Sylvester yang ada di samping. Segera, Victoria merangkul leher Sylvester hingga kepala gadis itu terangkat.
"Siapa yang membawamu kemari?"
Sylvester mengangkat punggung Victoria menempatkanya di pinggir kasur untuk bersandar."Tentu saja kau Vester"
Sylvester mengetatkan rahang lalu mengusap pelipis Victoria yang terlihat memar.
"Shh" Victoria berdesis dan menggapai tangan Sylvester menjauhkan dari pelipisnya."Apa yang dia lakukan padamu?"
Victoria menautkan alis tak mengerti, apa maksud Sylvester barusan? Bukankah pria itu yang semalam bersamanya? Menemaninya tidur? Tapi mengapa ia bertanya apa saja yang mereka lakukan?
"Kau menciumku Vester, dan kita tidur bersama apa kau lupa?"
Sylvester menggeram. Ia menggertakan gigi bergemeletuk, tatapannya mengintimidasi kearah Victoria dan mencium dalam aroma gadis itu, tetapi tetap tidak menemukan aroma lain selain alkohol. Sial sebenarnya siapa dia?
"Itu bukan aku, Victoria. Percayalah. Kau dalam bahaya"
Victoria mendelik, mulutnya menganga lebar. Ia tak percaya dengan apa yang Sylvester katakan dan ia tertawa mendengar lelucon Sylvester yang begitu lucu.
"Aku tak sedang bergurau Vicky"
Victoria mendorong tubuh Sylvester menjauh. "Jika kau ingin menakutiku, kau berhasil Vester" Lalu Victoria menyingkap selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Aku bersumpah jika aku serius dengan perkataanku Victoria. Dengar, dia sangat pintar menyamar. Aku mencium dari aromanya, dia masih termasuk bangsaku"
Sylvester bangkit dan berjalan kearah jendela. Sebenarnya sangat tidak mungkin jika makhluk itu berasal dari kaum werewolf karena yaa.. berani sekali ia melakukan hal ini kepada gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...