Ada yang kangen aku? Pasti gada tau lah jahat klean.
_________________________________________
Keesokan harinya keadaan Victoria sudah membaik, wajah gadis itu mulai segar walaupun tubuhnya terlihat ringkih namun ia masih sanggup untuk melakukan sesuatu dan sekarang ia sedang mempersiapkan diri untuk membersihkan tubuh. Disinilah ia berada, di tempat pemandian bersama Sylvester. Suaminya itu lebih memilih jika dirinya saja yang mendampingi, Victoria hanya menurut.
Perlahan Sylvester mulai melepas kaitan pada gaun yang dikenakan gadis itu dan terpampanglah tulang belulang yang hanya berbalut kulit, begitu kurus, sampai Sylvester dapat merasakan tonjolan tulangnya. Ia merasa sangat iba melihat kondisi istrinya. Kemudian ia beralih menatap payudara Victoria dan terlihat beberapa tetes susu sudah mengalir disana walaupun tidak begitu deras, lantas ia memijat payudaranya dan gadis itu meringis, rasanya sedikit nyeri namun nikmat juga. "Apa yang kau lakukan Vester?"
Pria itu hanya mendongak lalu tangannya beringsut menjauh mendekati perut. Gadis itu berganti mimik tatkala tangan Sylvester mengusap perutnya perlahan. "Vester" ia memegang tangan pria itu yang masih bergerilya disana, "hentikan.. geli" Pria itu pun menurut.
"Kau ingin aroma apa hari ini?"
Sylvester menatap lekat manik violet Victoria sembari menunjuk wewangian yang ada disampingnya."Ini" kemudian gadis itu mengambil salah satu wadah wewangian dan memberikannya kepada Sylvester, dengan sigap pria itu mengambil lalu menuangkannya kedalam air hingga terbentuklah sebuah busa raksasa. Aromanya begitu semerbak, sampai-sampai Victoria tak tahan lagi ingin berendam.
"Angkat aku" ia mengangkat kedua tangan diikuti wajah manja tak sabaran, segera Sylvester mengangkatnya lalu meletakannya kedalam bak mandi. Victoria berjingkat kecil ketika merasakan airnya terlalu dingin "kau kurang air panas, Vester!" ia merajuk, matanya menatap Sylvester tak terima. Sungguh, ini lumayan dingin untuk kulitnya.
"Maafkan aku tapi kau bisa menerimanya kan?"
Gadis itu terdiam sebentar kemudian mengangguk, "baguslah" lalu Sylvester mulai membasuh punggung Victoria yang terasa lembut, namun tubuhnya terlalu kurus sehingga tulang punggungnya sedikit menonjol.
"Apa kau ingin darah Victoria?"
Seketika gadis itu menoleh, "apa maksudmu?"
"Aku takut kau kenapa-kenapa tubuhmu begitu kurus, baby" Victoria hanya bergumam menjawab pernyataan Sylvester. Pria itu terlalu panik dengan keadaan dirinya, padahal ia merasa baik-baik saja dan bahkan lebih baik dari sebelumnya.
"Kau mau?" Segera Victoria menggeleng. Jelas saja ia tidak mau!
"Aku tidak akan memaksamu"
Kemudian Sylvester melanjutkan untuk membaluri punggung Victoria menggunakan busa yang ada. Sampai sekitar dua menit punggung gadis itu sudah terbalur sempurna"Berbaliklah"
Selepas itu ia memutar bahu Victoria diiringi dengan gerakan gadis itu yang ikut memutar.-
selesai acara pemandian, Sylvester mengangkat tubuh Victoria keatas tempat tidur dan membaringkannya disana tak lupa juga dengan Sylvester yang ikut berbaring di sampingnya. Ia menarik tubuh Victoria lebih dekat lalu melingkari perut gadis itu dalam dekapan. Berulang kali Sylvester mengecup rambut Victoria menciumi keharuman bekas aroma busa tadi, gadis itu bergeming seakan menikmati perlakuan Sylvester yang ada di belakang tubuhnya.
"Victoria"
Gadis itu hanya menjawab dengan gumaman.
"Aku berniat untuk menyembunyikanmu dari mereka. kehamilanmu, aku takut kaum hybrid menyadarinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...