VOTE DULU BARU BACA!
.
.
.
KOMEN JANGAN LUPA!
.
.
."Tapi bagaimana dengan belati itu?"
Ujar seorang wanita yang tengah berbincang dengan seorang pria tinggi berbadan kekar di hadapannya. Pria itu tersenyum miring sembari berkaca pinggang menanggapi ucapan wanita tadi."Aku tidak membutuhkan belati itu lagi, yang kubutuhkan sekarang hanyalah bayi Sylvester" balasnya dengan santai dan ia sangat yakin jika keinginannya sekarang akan segera terpenuhi.
"Apa yang kau inginkan dari bayi itu?" Ia sungguh penasaran, sebenarnya apa yang diincar pria ini dari bayi ingusan itu. Pasalnya ia sendiri pun tak tau kemampuan apa yang dimilikinya.
"Tentu saja kekuatannya. Ia akan menjadi tangan kananku untuk menguasai dunia... hahaha" seketika tawanya menggema kesegala penjuru. "Lagi pula aku tidak perlu repot-repot untuk mengambil belati itu dan mencucinya dengan darah bayi laki-laki dari seorang raja werewolf karena ternyata bayinya sendiri saja sudah sangat berguna" timpalnya lagi dan kali ini dibarengi dengan dirinya yang berjalan mendekati wanita tadi.
"Bawakan aku bayi Sylvester dalam keadaan hidup, rawatlah dia, maka akan kuangkat kau menjadi pengikutku" lalu pria itu pergi meninggalkan wanita tadi menuju ruang peristirahatan bersama para selirnya. Ia sama sekali tidak memperdulikan keadaan wanita itu, yang hanya ia pedulikan hanyalah bayi Sylvester, hanya bayi Sylvester.
-SYLVESTER-
Hari ini genap kandungan Victoria berusia 6 bulan dan hari ini pula tanda-tanda melahirkan pada gadis itu muncul. Wajahnya pucat dengan peluh yang membasahi gaun. Ia meringis menahan sakit pada perutnya. Sungguh rasanya benar-benar sakit, lebih sakit daripada apa pun, tubuhnya juga sampai ikut gemetar merespon rasa sakit itu. Tak ada yang tau jika dirinya seperti ini karena dua rekannya tadi sedang berburu makanan diluar dan ia hanya bisa menahan rasa sakit ini.
"Kau harus kuat Vicky, kau harus kuat!" Dewi batinnya bersorak-sorai ikut menyemangati. Semaksimal mungkin ia mencoba untuk mengatur napas merelaksasikan pikirannya yang masih terfokus pada rasa sakit, namun sama saja, ia tetap tidak bisa. "Ahh.. sakit sekaliiehh" perutnya benar-benar ingin meledak. Sebenarnya apa yang sedang bayi itu lakukan di dalam sana? Mengapa bisa sesakit ini?
"Lailaa... Huhh..hahh.. Hanaaa" berulang kali ia memanggil dua nama itu, tetapi sama sekali tidak ada jawaban. Perlahan kakinya mencoba untuk menuruni kasur dan ia mulai merengkak mendekati pintu.
"Aku tak kuat lagiihh.. Hanaa" ia menggedor pintu kamar berharap jika Hana ataupun Laila mendengarnya. Ia sungguh menyesal menyuruh tabib itu ikut dengan Laila karena ia pikir hal ini tak akan terjadi.
"Aaahh" merasa bayinya akan segera lahir, ia mulai mempersiapkan diri untuk bersandar pada dinding yang ada di sebelah pintu. Gaunnya juga sudah digulung setinggi mungkin hingga sampai pada bagian dada. Ia melihat perutnya yang besar dan mulai mengusapnya perlahan, "okeyy.. okey.. aku akan mengeluarkanmu baby, bersabarlah.. huff.. huff.. aaaarghh" Saat dirinya mulai mengejan, tiba-tiba Hana datang dan langsung mendapati Victoria yang tengah terduduk di samping pintu.
"RATU!" ia begitu terkejut melihat Ratunya bertindak sembrono dengan membahayakan nyawanya sendiri.
"Aku tidak kuatt lagi Hanaa.." Cepat-cepat ia mengangkat Victoria keatas tempat tidur dan memeriksa kondisinya. "Anda masih kontraksi Ratu.. air ketubannya juga belum pecah, anda tidak boleh mengejan seperti tadi" lantas ia membenarkan posisi Victoria supaya lebih nyaman dan tak lupa membuatkan segelas ramuan pereda nyeri. Tindakan yang dilakukan Victoria tadi cukup berbahaya dan itu bisa mengancam keselamatan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...