Sylvester berjalan dua langkah mendekati Victoria. Air mukanya berubah tak dapat dimengerti, ia tak tau harus melakukan apa sekarang. Dirinya benar-benar terkejut melihat pemandangan mengerikan ini. "Awalnya aku kemari ingin meminta maaf kepadamu, namun kau tau apa yang kurasakan sekarang? Berusaha untuk bertindak bijaksana" terdengar hembusan nafas berat darinya.
"Apa yang kau pikirkan Victoria?! Aku selalu memberikanmu ramuan pencegah kehamilan mengapa kau tak meminumnya?!" Intonasi bicara Sylvester meninggi dan juga terdengar nada kekecewaan darinya. Gadis itu masih bungkam enggan berbicara, sungguh ini sama sekali bukan yang ia harapkan.
"Lihat dirimu! Kau membahayakan semuanya. Aku pikir gertakan kaum hybrid waktu itu bisa membuatmu tersadar dan paham akan bahayanya... Aarggh... Victoria!" Pria itu mengusap wajahnya kasar lalu memukul tembok kuat kuat melampiasakan kekesalan. Ia tidak menyangka jika Victoria benar-benar nekat untuk memiliki keturunan.
Dan kali ini Victoria merasa sangat bersalah, ia menangis menyaksikan perbuatan Sylvester di hadapannya.
"Kau pikir aku sanggup menjadi pemimpin? Kau pikir aku cukup kuat untuk melawan kaum hybrid? Aku ini hanyalah pria pengecut Victoria! Aku pernah bilang kepadamu bukan? Berhentilah menjadi gadis menyedihkan karena akulah yang paling menyedihkan" entah sejak kapan pria itu ikut meneteskan air mata. Ia begitu kecewa kepada Victoria, gadis itu benar-benar kerasa kepala.
"Vester" perlahan Victoria membuka mulut mengutarakan semuanya. Mereka saling beradu nasib memperhitungkan siapa yang paling menyedihkan. "A-aku minta maaf.. sungguh, pertama kali tau aku hamil aku juga sempat berpikir untuk menggugurkan bayi ini, tapi.. tapi aku tidak bisa karena memang aku ingin menjadi seorang ibu"
Pria itu diam tak menanggapi.
"A..aku tau apa yang kau rasakan. Aku sangat tau, memang tak mudah menjadi pemimpin, tapi kau harus tau, tuhan akan selalu mengirimkan bantuan dan.. dan bayi inilah bantuan kita Vester" gadis itu mencoba tersenyum untuk mencairkan suasana, tetapi bukannya tercairkan, suasana malah semakin menegang. Pria itu membuang muka ke samping tak mau lagi mendengar penjelasan Victoria.
"Dia hanyalah seorang bayi hasil percampuran werewolf dan manusia, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk bisa membantu kita! Dia hanya akan menjadi mara bahaya."
Sontak Victoria menggeleng, pria ini terlalu merendahkan buah hati mereka, lantas Victoria maju dan mendekati Sylvester lalu meraih tangan pria itu. Ia perlu memberikan bukti konkret supaya pria itu percaya bahwa bayinya ini adalah bayi super.
"Kau ingat saat Fertelius mengatakan jika mereka sangat ingin merawat bayi ini? Aku sempat berkelut dengan kalimat itu dan aku menemukan fakta bahwa kaum hybrid telah mengetahui jika percampuran kita bisa menghasilkan bayi ini. Kau tak tau kan apa yang kaum hybrid incar? Kekuatan anak kita" kemudian ia meletakan tangan Sylvester pada perutnya, seketika pria itu menggeram menahan sesuatu yang terlampau kuat dari dalam sana, tanpa sadar ia mendorong Victoria hingga terjatuh yang untungnya berada di atas kasur, Victoria memekik ketika kakinya tak sengaja terantuk pinggiran kasur.
"Oh gosh, Victoria kau tak apa?" Sylvester langsung membantu gadisnya untuk duduk dan memeriksa kondisi kakinya.
"Aku tak apa Vester, kemarilah duduk di sampingku" kemudian Sylvester menurut. Ia masih memandangi Victoria tak percaya, apakah tadi itu nyata? Kekuatan anaknya benar-benar hebat. Inikah yang dimaksud dalam ramalan jika manusia bisa membuat kaum hybrid bertekuk lutut? Akhirnya semua keraguan yang sempat ia pikirkan mulai terjawab sudah. Percampuran antara werewolf dengan manusia bisa menghasilkan keturunan yang hebat bahkan lebih hebat dari pada siapapun.
"Bolehkah.. bolehkah aku memegangnya lagi?" Segera Victoria mengangguk dan tersenyum. Lantas Sylvester mengarahkan kembali tangannya ke atas perut Victoria dan merasakan tendangan kecil dari dalam sana. Sylvester tertegun ia membulatkan mata tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...