part 22

4.3K 213 17
                                    

Victoria terbangun ketika dirasa sudah tidak nyaman lagi untuk berbaring bahkan Perutnya juga sedari tadi berdemo meminta diberi asupan. Tidak biasanya ia menjadi sangat lapar seperti ini, tapi ia tidak ambil pusing karena yang terpenting sekarang adalah makan. Ya! Makanan, ia harus mencarinya. Lantas, ia pun berjalan menuju tas bekal yang ternyata sudah kosong melompong. Sial! ia lupa, semalam dirinya telah menghabiskan kentang serta buah-buahan tanpa tersisa sedikit pun. Harus bagaimana lagi nasib perutnya sekarang?

Akhirnya ia memutuskan untuk menemui Sylvester yang sudah pasti berada di luar goa. Tak lupa sebelum beranjak keluar, ia memakai jubah menghindari gaun tipis ini mencetak jelas lekukan tubuhnya. Sesampainya di luar, keadaan begitu ramai. Banyak prajurit serta pengawal yang sedang berlatih atau pun sarapan, namun ia tidak melihat Sylvester di sini. Kemana perginya pria itu? Setelah mondar-mandir mencari, akhirnya Sylvester dapat ditemukan juga, ternyata pria itu sedang bersama Savarez menikmati sarapan pagi. Sungguh, mereka benar-benar jahat tidak membangunkan dirinya untuk bergabung. Padahal ia juga begitu lapar.

"Aku lapar" Victoria tiba-tiba datang bersamaan dengan raut wajah cemberut yang disengaja. Kedua pria itu langsung menghentikan santapannya lalu menatap Victoria yang sudah berkaca pinggang.

"Apakah bekalmu habis?"
Sylvester lebih dulu bertanya, Victoria hanya membalas dengan anggukan kepala.

"Tak ingin menyantap daging sedikitpun?" Savarez menyahut dan Victoria kembali membalas dengan gelengan.

Kemudian mereka berdua saling bertatap tidak tau apa yang diinginkan gadis itu. Vegetarian cukup sulit dimengerti, lebih baik jika Victoria pemakan segala karena Sylvester tidak akan sulit untuk mencarikannya makan. "Lalu apa yang kau inginkan sekarang?"

Victoria menimang jawaban, "emm.. Apa saja! Asalkan bukan daging" ia berjingkat sembari bertepuk tangan bahagia karena sebentar lagi keinginannya akan segera dituruti.

"Bagaimana dengan buah? Aku tadi melihat pohon apel di samping goa"

Ia pun mengangguk cepat dan berjalan mengikuti Sylvester yang lebih dulu pergi. Setelah sampai di tempat pohon apel itu berada, Victoria menyuruh Sylvester dan Savarez memetikan apel untuknya karena pohon apel yang ia jumpai lumayan tinggi dari pohon apel kebanyakan. Hingga beberapa apel telah terpetik, Sylevster langsung melemparnya kearah Victoria yang sudah sangat siap menunggu di bawah.

"Ini untukmu"

Bibir victoria seketika merekah. Merasa tergiur dengan kesegaranya, Victoria langsung menggigit apel itu tanpa mengeceknya lagi. Sampai beberapa gigitan, tiba-tiba ia terkejut dan melempar apel itu kesamping lalu memuntahkan seluruh isi perutnya di depan Savarez yang hendak memberikannya satu apel lagi.

"Victoria!"

Seketika Savarez memegang pundak Victoria begitu pula Sylvester yang langsung turun dari pohon dan berlari kearahnya. Victoria masih terus memuntahkan isi perut tanpa jeda seakan makanan yang baru saja ia makan adalah hina.

"Victoria apa yang terjadi?" Sylvester menekan lembut tengkuk Victoria membantu meredakan muntahannya. Setelah dikira selesai, Savarez lalu menyodorkan minum dan langsung di sambar oleh gadis itu untuk berkumur. Raut wajahnya juga berubah pucat dengan mata merah yang sedikit berair.

"Ada ulat di apelnya, dan baru saja aku menggigit ulat!" ia kembali berkumur-kumur menetralisasikan rasa mulutnya yang sempat berubah.

"Kau terlihat mengerikan" Sylvester menggidikan bahu ngeri lalu mengikat rambut Victoria kebelakang. Ia juga melepaskan jubah yang sedang gadis itu kenakan. Tak ada balasan lagi dari Victoria akhirnya mereka menuntun gadis itu menuju goa untuk berganti baju.

"Sepertinya ulat itu beracun Victoria, wajahmu terlihat sangat tidak sehat" Savarez mendudukan Victoria di dekat kolam membiarkan gadis itu membersihkan gaunnya yang terkena muntahan.

WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang