Itu di atas ada allishia Cantikkan??
-
Tamatlah riwayatmu victoria!
Lantas wanita itu berlalu meninggalkan Victoria yang sudah tenggelam sempurna didalam air. Ia berlenggak-lenggok menebar senyum kepuasan kepada dunia seakan dirinya lah Sang Ratu Durjana yang berhasil membunuh si pengganggu kecil, tak ada yang bisa menghalangi rencananya lagi saat ini. Kemudian ia masuk kedalam kereta dan pergi menuju kastilnya kembali. Awal ia kemari hanyalah menjadi penguntit Savarez, namun melihat sebuah kesempatan yang ada terlintas dalam pikirannya, mengapa tidak? Membunuh Victoria bukanlah hal yang sulit hanya butuh sedikit keberanian.. and yeah.. voila! Gadis itu sudah mati membusuk di dalam sana.
***
Tak sampai dua menit dari kepergian Allishia, Sylvester muncul dari dalam kastil menuju danau bersama Savarez. Adiknya itu ingin merundingkan sesuatu, namun ia memilih untuk merundingkannya bersama Victoria karena ini menyangkut hidup gadisnya. Setelah sampai disana Sylvester benar-benar terkejut, dimana victoria? Dimana gadis itu? Mengapa tak ada di kursi roda?
"Dimana Victoria?"
Air mukanya berubah cemas lantas
Savarez hanya mengangkat bahu tidak tau. "Aku saja baru sampai, mana aku tau. Memangnya kau yakin Victoria disitu?"Sylvester tak menjawab, ia langsung berlari ke arah danau dan menemukan salah satu alas kaki Victoria yang terapung di permukaan danau.
"Victoria!" Segera Sylvester menceburkan diri dan menemukan gadisnya yang sudah tidak bergerak sama sekali, tubuhnya juga hampir menyentuh dasar danau. tak perlu waktu lama ia meraih pinggang Victoria lalu menariknya keluar.
"Victoria bertahanlah!"
"Savarez! Tolong"Dengan sigap Savarez meraih badan Victoria dan meletakannya diatas tanah. Gadis itu tak sadarkan diri, tubuhnya tidak bernapas lagi. Ia panik benar-benar panik, "Sylvester cepatlah!"
Kemudian Sylvester datang dan melihat wajah Victoria yang sudah membiru, mulut gadis itu dipenuhi air lalu ia menekan dada Victoria berulang kali, terus menerus, sampai peluh di dahinya menetes, namun sama sekali tidak membuahkan hasil. "Cmon, Vicky!" Ia tak berhenti. Jantungnya berdegup kencang merasakan kekhawatiran yang teramat sangat. Victoria tidak boleh mati!
"Vickyy.. ayolah sayang" sudut matanya
memanas, tangannya mulai lelah, tapi ia tidak boleh menyerah, Victoria harus hidup!"Aarrgh Vicky"
"Vester!"
Savarez memukul lengan pria itu ketika hentakan pada dada Victoria terlalu kuat.
"Vester hentikan!"
Namun pria itu sama sekali tidak mengindahkan, hingga pada hentakan kesekian Victoria terbatuk. Ia memuntahkan air begitu banyak, Sylvester langsung memeluk Victoria erat. Sungguh, kali ini ia sangat bersyukur beribu-ribu kali syukur, tak ada kata lain lagi yang pantas diucapkan selain syukur.
"Sayang"
Tangannya masih memeluk tubuh Victoria, gadis itu masih belum menyadari kehadirannya disini."Sebaiknya kita bawa Victoria masuk Vester"
Lantas Sylvester mengangguk dan membopong gadis itu kedalam. Setelah sampai mereka di kamar, Savarez menyuruh para pelayan untuk menyiapkan segala kebutuhan Victoria termasuk makanan sedangkan Sylvester mengganti pakaian gadisnya dengan selimut tebal. Tubuh gadis itu menggigil, kulitnya yang pucat semakin memucat pula. Ia masih setengah sadar dan mengerjap-ngerjap pelan matanya kemudian Sylvester memberikan segelas air hangat lalu ia mulai meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...