part 13 (the night)

4.8K 264 4
                                    

Hujan petir kembali menghujam bumi dengan ledakan di atmosfir yang memperkeruh suasana malam ini. Seluruh alam menjadi diam, entah karena hujan petir atau hal lain, tetapi dari jendela ia bisa melihat kilatan cahaya di balik awan yang meronta tak terkendali. Nafasnya seakan tercekat ketika suara bising menghantam telinganya beratus kali.

Katanya, malam ini akan menjadi malam berbahaya, berbahaya untuk apa? Dan katanya malam ini adalah malam penyatuan dirinya dengan Sylvester, tetapi mana? Memang perkataan vampire tidak seharusnya dapat dipercaya.

Lantas jengah, ia berpaling menuju meja kaca memperhatikan dirinya yang sama sekali tak menarik. Ia bosan, bosan kepada semua, rasanya ingin sekali menikmati hari dengan berekreasi. Tak sampai disitu kebosanannya melanda, ia kembali menuju kasur memperistirahatkan punggungnya yang terasa nyeri dan melupakan segala kejadian malam ini. Ia beristirahat untuk mengawali kegiatannya besok pagi.

Saat dirinya mulai memejamkan mata, tiba-tiba terdengar samar suara ketukan. Ia segera berlari kearah pintu melihat siapa yang mengetuk dan rupanya dua pelayan cantik tersenyum anggun menyapa, ia membalas.

"Nona, Yang Mulia menunggu anda"

Untuk apa? Apakah penyatuan itu benar terjadi? Seketika jantungnya berpacu kencang. Mengapa harus secepat ini?

"untuk apa?"

"Yang Mulia ingin memberikan hadiah untuk anda"

Hadiah? Tidak pernah terpikirkan olehnya tentang hadiah. Mengapa dirinya menjadi sangat semangat kali ini? Mengingat tentang hadiah, siapa yang tak suka jika diberi hadiah? Pasti semua menyukainya begitu juga dengan Victoria dan ya, terbukti jika penyatuan serta malam mengerikan itu hanya sebuah bualan semata.

"Sebelum itu anda harus memimun ramuan ini nona" lantas pelayan itu menyodorkan secangkir ramuan yang dipegangnya kearah Victoria. Sempat Victoria ragu untuk meminumnya, namun ia putuskan untuk menyesap sedikit ramuan itu memastikan jika rasanya dapat dinikmati.

Alangkah terkejutnya ia ketika merasakan sedikit dari ramuan pahit itu bisa mencemari seluruh lidahnya. Ramuan yang sangat tidak bisa tertelan, ia memuntahkannya. Lantas para pelayan itu saling bertukar pandang. "Anda harus meminumnya nona"

Victoria menggeleng, "tidak mau, tidak enak. Rasanya benar-benar pahit"

Tetapi pelayan itu terus memaksa Victoria yang hasilnya membuat gadis itu terpaksa melakukan tindakan curang. Ia diam-diam membuang ramuan itu ke belakang ketika para pelayan sedang berbalik badan.

"Aku sudah menghabiskannya" lalu kedua pelayan itu kembali menghadap Victoria dan memastikan jika cangkir yang dibawanya tadi sudah kosong.

Gampang sekali menipu pelayan ini. Gumamnya dalam hati.

"Baiklah sekarang anda ikut kami nona"

Victoria mengangguk semangat, lalu berjalan mengekori dua pelayan tadi. Mereka memasuki gerbang besar tak berpenjaga dengan lilin menyala di sepanjang jalan, melihat tempat ini ia seperti deja vu, ia teringat akan mimpinya. Di kanan dan kiri terdapat patung patung serigala dengan berbagai pose terpajang, matanya terus menatap sekeliling dan tak henti memegang patung tersebut.

Ia terus berjalan sampai tak fokus melihat kedepan dan saat kedua pelayan tersebut berhenti tak sengaja ia menabrak salah satu pelayan tersebut hingga membuatnya terjungkal kedepan.

"Aduhh" Perlahan matanya mulai menaik dan memandang sebuah pintu besar yang salah satu lampunya padam. Ia berdiri lalu menoleh kebelakang, tetapi tak menemukan siapapun, dimana pelayan tadi? Dimana mereka? Sial. Apakah ini hanya mimpi?

Seketika tubuhnya menggigil ngeri, kakinya bergetar, ia menguatkan nyali untuk mendorong pintu tersebut dan Blash! Seluruh ruangan gelap. Ia sama sekali tidak bisa melihat apapun, lalu ia mengambil lampu pijar tadi untuk membantunya menerangi ruangan ini.

WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang