Part 28

2.2K 166 16
                                    

"Vicky" terdengar ketukan dari pintu ketika Victoria sedang melihat pantulan dirinya pada cermin. Gadis itu memandangi bagian perutnya yang semakin membesar dan dipenuhi stretchmark. "Ya?" Segera ia membenahi kembali pakaiannya sebelum berlari menuju pintu. Terlihat Sylvsester berdiri sembari melipat kedua tangannya dibelakang penuh dengan kewibawaan.

"Bolehkah aku masuk?"

Victoria terdiam, ia menimang jawaban. "Untuk apa? Malam-malam begini seharusnya kau tidur"

"Kau sendiri belum tidur? jadi aku benar-benar tidak dibolehkan masuk?" Sylvester mengangkat sebelah alisnya membuat Victoria menggigit bibir.

"Bukan begitu, tapi ini.." belum sempat ia melanjutkan perkataanya, Sylvester malah menyelonong masuk ke dalam,"hei!" Tetapi Victoria berhasil menyekal lengannya dan menarik kembali pria itu untuk keluar.

"Kau tidak boleh seperti itu!" Wajahnya berubah kesal dan menatap tajam ke arah Sylvester. Tak mau kalah, lantas Sylvester mendorong Victoria masuk lalu mengunci pintunya dari dalam.

"Vester, apa yang kau lakukan?!" Victoria menjerit lalu memundurkan langkah ketika sylvester berjalan mendekat, gadis itu terlihat panik dan ketakutan. Alih-alih jika Sylvester berbuat jahat kepadanya atau kehamilan yang ia sembunyikan terbongkar. "Vester.." tubuhnya terpojok oleh tembok, ia ingin berlari ke samping, namun tangan Sylvester lebih dulu menghadang membuat ia terpaku.

"Vicky" panggilnya dengan suara paling lembut yang pernah ia dengar. Gadis itu mendongak menatap wajah Sylvester yang perlahan mendekat menyisakan jarak dua jengkal dari wajahnya.

"Aku tidak mau" Seakan tau apa yang sedang pria itu inginkan, Victoria segera mendorong Sylvester dari hadapannya. Sungguh, ini bukan saat yang tepat untuk saling menyalurkan nafsu. "Aku ingin beristirahat Vester aku lelah sekali" lantas Victoria berbaring ke atas kasur dan menyelimuti tubuhnya sendiri.

"Huft"

Sylvester menghembuskan nafas berat sambil berjalan menghampiri Victoria disana. Gadis itu berbaring miring membuat sebagian rambutnya terjatuh menutupi wajah. Dengan pelan, Sylvester membenarkan rambut Victoria dan gadis itu menoleh.

"Pergilah dari kamarku!"

Sylvester terkejut, Victoria mengusirnya? Ada apa dengan gadis itu? Apa yang terjadi? Mengapa ia berubah seperti ini? Seribu pertanyaan muncul dari dalam otaknya. "Kau mengusirku?"

Victoria tak menjawab, gadis itu kembali pada posisi semula. "Dari tiga hari lalu kau selalu menghindar bahkan menolak ajakanku, apa aku ini sudah tidak kau anggap ada lagi Victoria?" Nada bicaranya masih terdengar tenang tetapi kalimatnya benar-benar menohok. Gadis itu memilih untuk tidak menjawab.

"Jawab Victoria!"

Gadis itu tersentak kaget ketika nada bicara Sylvester naik satu oktaf. Ia benar-benar tidak berani lagi melihat Sylvester yang berada di belakang tubuhnya. "Aromamu berbeda dan kulihat jika kau tengah menyembunyikan sesuatu dariku"

Deg!

Apakah Sylvester tau tentang kehamilannya? Jantungnya seketika berhenti. Ia menarik napas dalam sebelum menenggelamkan diri ke dalam bantal. Rasanya berharap sekali jika tuhan mencabut nyawanya saat ini.

"Aku tau kau selingkuh"

Ternyata dugaannya salah dan empat kata tadi berhasil membuat Victoria menoleh kearah Sylvester. Gadis itu menganga tidak percaya, lantas ia berpindah posisi menghadap Sylvester.

"Selingkuh?"
Raut wajahnya berubah bingung, dari mana pria itu bisa menuduhnya seperti ini? Bahkan ia tak pernah ada niatan untuk melakukan hal itu. Sama sekali tidak.

WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang