Oh haloo!! Udah lumutan nih, udah berapa bulan ya aku gabuka wattpad? Wkwk. Maaf cuyy gara gara kondisi yang ga stabil aku meriang huehue:")
____________________________"Dimana Hana? Dimana bayiku?" Sylvester yang baru saja keluar dari kamar Victoria langsung panik ketika menyadari ia tidak menemukan Lysander disana, memang tabib itu sudah meminta izin untuk memandikan Lysander tadi, tetapi dimana ia akan memandikannya? Mengapa lama sekali? ia takut terjadi apa-apa dengan anak semata wayangnya itu karena saat dirinya berada di hutan tadi, ia tak sengaja menemukan sebuah jejek kereta yang begitu dekat dengan rumah. Ia takut jika itu adalah mata-mata atau bahkan kaum Hybrid sendiri yang menyelinap kemari.
"Hei! dari mana saja kau?!" Savarez yang sedang berbincang dengan Laila seketika terkejut saat menyadari Sylvester yang sudah berada di sampingnya. Kemana saja pria ini? Kenapa baru muncul? Dari tadi ia tidak melihat keberadaanya.
"Aku sedang mencari bunga untuk Victoria dan... dan dimana tabib itu?" Sylvester lantas mencengkram bahu Savarez dengan kepanikan yang tersirat di sorot mata. Ia takut sangat takut sehingga membuat Savarez mengusap tangannya untuk menenangkan.
"Tenanglah, tabib itu tadi pergi kesana untuk mencari mata air yang belum membeku. Katanya ia ingin memandikan bayimu" dan tepat, arah yang ditunjuk Savarez adalah tempat dimana jejak kereta itu berada. Segera air mukanya bertambah panik, ia langsung berlari ke sana diikuti dengan Savarez serta Laila yang menyusul di belakang.
"Hei.. ada apa?"
Tak ada jawaban, Sylvester lebih dulu meninggalkannya. Savarez hanya menghela napas singkat dan berhenti sejenak melihat kakaknya yang begitu terburu-buru, sebenarnya apa yang terjadi? Tidakkah ia bisa menjelaskannya terlebih dulu? "Whatever" gerutunya sembari melanjutkan kembali larinya hingga menyamai Laila yang sudah lima langkah lebih depan, "menurutmu apa yang pria itu pikirkan?"
Laila sedikit terkejut mendengar tuturan Savarez yang begitu berani menyebut Sylvester dengan sebutan 'pria itu' ia meringis dan menaikan bahu kemudian menggeleng, "saya tidak tau, tuan" lantas Savarez menyaut lagi dengan gumaman tidak jelas.
Hingga pada akhirnya mereka sampai di tengah hutan yang sebagian lingkungannya sudah tertutupi salju putih, mereka menelisik keberadaan Hana yang sama sekali tidak ada tanda disini.
"Hana!" Sylvester berteriak memanggil tabib itu kesegala penjuru, namun sama sekali tak ada jawaban. "Apa kau yakin ia mengarah kemari?" Sekali lagi Sylvester memastikan kepada Savarez yang ikut mencari, "ya aku yakin"
"Huft.. baiklah kita harus berpencar untuk mencarinya" kemudian mereka berpencar ke arah yang sudah Sylvester tetapkan. Butuh sekitar beberapa menit mencari keberadaan Hana hingga terdengar jeritan keras dari arah timur tempat dimana Laila berada. Segera Sylvester serta Savarez berlari kesana dan menemukan hal yang sangat tidak terduga. Laila tengah berdiri kaku disamping mayat seorang perempuan yang sudah bersimbah darah dengan leher tersayat sempurna yang sedang mereka cari, Hana.
"Sial!"
Sontak saja Sylvester langsung memeriksa kondisi Hana sekaligus mencari keberadaan bayinya, namun sekali lagi ia tidak berhasil dan malah menemukan sebilah pisau berlambang kastil Arion. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengarahkan pisau tersebut kearah Savarez yang untungnya pria itu cekatan dalam menangkis."what the fuck!" Savarez langsung mendorong tubuh Sylvester ke belakang, "apa maksudmu?!" Ia benar-benar tidak tau maksud dari kembarannya itu yang mencoba untuk membunuhnya.
"Dimana bayiku?!" Bukannya menjawab, Sylvester justru menanyakan keberadaan bayinya yang seolah membuat Savarez merasa tertuduh.
"Aku tidak tau!" Savarez sangat tidak mengerti, bagaimana bisa kakaknya sendiri menuduhnya seperti ini? "Mengapa bisa-bisanya kau menyerangku dan menuduhku mengambil bayimu? Kau salah orang jika mencurigaiku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...