"Allishia!"
Wanita itu seketika menoleh dan terkejut ketika mendapati Sylvester yang tiba-tiba masuk kedalam kamar bahkan kastil kaum Hybrid dengan busana penjaga kaum ini, bagaimana bisa?
"Kau bagaimana.. bagaimana bisa kemari?" Wanita itu segera menjauhkan tangannya dari bantal yang baru saja ia pegang lalu menatap Sylvester tidak percaya.
"Aku tidak menyangka jika kau begitu benci padaku sampai-sampai berani mengkhianati kaummu sendiri" Sylvester mulai berjalan mendekati wanita itu, terlihat wanita itu malah melakukan sebaliknya, ia menjauh.
"Queen Allish.." tiba-tiba suara seseorang memanggil dan matanya langsung beralih menatap seseorang itu yang ternyata adalah Savarez. ia juga ikut kemari dan masuk kedalam kamar dengan dandanan sama persis seperti Sylvester. Sekali lagi Allishia mendelik, ia sangat tidak percaya, "apa yang kalian lakukan disini?!"
Savarez langsung berdecih dan meludah kesamping, "Seharusnya pertanyaan itu yang saya lontarkan kepada anda. Mengapa anda begitu tega melakukan ini semua?!" Bukannya merasa bersalah, Allishia justru tertawa terbahak-bahak seperti tidak tahu malu, "tega? Apa aku tidak salah dengar? Bukankah kalian yang membuatku melakukan?"
"Tutup mulutmu! Kau memang wanita tidak tau diri!" Sylvester langsung menyaut. Ia tidak terima dengan perkataan Allishia yang seolah membalikkan fakta. "Kau terlalu egois terhadap dirimu. Tidak semua yang kau inginkan dapat terpenuhi, mengapa kau sama sekali tidak bisa menerima itu ha?!"
"Oh..emh" seketika wanita itu menunduk, raut wajahnya memasang tampang sedih lalu di detik berikutnya ia mendongak dan kembali memamerkan senyum miring menyeringai, "lantas bagaimana dengan dirimu? Bukankah kau sendiri egois Sylvester? Kita dibesarkan dengan orang tua yang sama, seharusnya kau tidak terlalu menyalahkanku, bukan begitu?"
"KAU!"
Tidak terima dengan perkataan Allishia, sontak saja Sylvester berjalan mendekatinya, namun belum sampai ia disana wanita itu lebih dulu menghentikan."Eitss.. jika kau berani menyentuhku.. maka bayi ini akan mati!"
Tiba-tiba..
"Prok"
"Prok"
"Prok"Suara tepuk tangan meriah datang dari seorang pria tinggi yang tak disangka muncul dari pintu tepat di belakang Allishia. Fertelius, pria itu tersenyum mengerikan memandangi mereka semua. Tak ada hawa ramah yang mengitarinya, ia begitu menakutkan dan Allishia pun ikut tergagap melihatnya.
"Selamat datang, sepertinya sedang ada reunian keluarga di kastilku" sambutnya begitu ramah seperti sedang kedatangan tamu istimewa. Ia bersedekap dengan senyum menyeringai memandangi mereka satu persatu lalu beralih memandang Allishia, "dan apa katamu tadi? Ingin membunuh anak emasku? Hahahaha.." ia tergelak. "Bahkan nyawamu saja tidak cukup untuk menggantinya, lebih baik kau mati dahulu" Lantas Fertelius menyekal lengan Allishia cepat lalu menariknya untuk mendekat.
"Aakh lepash!! Lepas!" Wanita itu memberontak, Sylvester serta Savarez hanya terdiam, mereka memutuskan untuk tidak
membantu Allishia. Mereka terlalu kecewa dengan wanita itu, biarkan saja wanita itu mendapat hukumannya."Aku juga tidak mau menerima seorang pengkhianat di kaumku jadi..."
'Crak'
Suara nyaring sendi leher terputar membuat Allishia langsung tewas seketika. Tubuh wanita itu terkulai lemas dan terjatuh hingga membentur kerasnya lantai. Seketika atmosfir berubah hening tak ada lagi tangisan dari bayi Sylvester, seakan bayi itu tau dan menerima kematian Allishia. "Well.. bayimu pun menyetujui jika aku membunuhnya" kemudian Fertelius menyingkirkan mayat wanita itu dengan kakinya dan kembali berjalan mendekati Sylvester.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...