(Victoria point of view)
Aku masih merasakan bagaimana kedua taring itu masuk menembus kulitku dan menyedot darahku secara paksa. Begitu sakit membuat tubuhku lemas seketika. Aku pikir ia akan membunuhku, tapi ternyata dugaanku salah. Ia masih membiarkanku hidup dengan tubuh lemas seperti ini. Sebenarnya apa yang ia inginkan dariku?
Jika ia lebih memilih membunuhku, mungkin aku sangat berterimakasih. Untuk apa aku hidup jika diriku tidak berguna sama sekali. Aku benar-benar hancur, seharusnya dulu aku tidak membiarkan papa pergi meninggalkanku sehingga aku masih bisa bersamanya sampai sekarang dan tidak di sini. Tempat ini bukanlah duniaku, aku berbeda dan selalu menjadi incaran. Andai, aku tidak bersembunyi di semak-semak pada saat itu, mungkin aku telah selamat.
Dan sekarang aku tidak tau dimana mahluk itu, ia membawaku keruangan ini lalu pergi. Sempat aku berpikir ia akan mengembalikanku ke penjara dan menyiksaku, namun ternyata dugaanku salah. Ia malah membawaku kemari bahkan memberikan gaun mewah sebelum pergi tadi. Aku tak mengerti apa maksudnya? Tapi intinya ia sangat berbeda ketika bersamaku tadi.
Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, aku segera menoleh melihat siapa yang datang. Kupikir orang yang kukenal ternyata bukan, orang ini sama sekali tidak kukenal dan bahkan aku baru melihatnya. Ia berjalan kearahku sembari membawa sebuah kotak besar. Rambutnya berwarna coklat terang dengan gaun yang sangat kontras bagi kulitnya. Menurutku, ia tidak begitu cantik, tetapi makeup diwajahnya berhasil membuatnya cantik.
"Selamat sore, nona. Perkenalkan saya Zoe, tata rias anda"
Ia membungkuk memberi salam hormat membuatku mengerutkan kening heran. Aku bukanlah bangsawan, mengapa ia memperlakukanku layaknya bangsawan? Dan untuk apa tata rias ini? Aku tidak membutuhkannya yang kubutuhkan adalah kebebasan bukan dia.
"Tapi.. tapi untuk apa anda kemari?"
"Tentu saja untuk merias anda" Ujar Zoe seraya tersenyum dan meletakan box itu di meja rias.
"Apa? Maksudku.. em aku tidak perlu dirias, untuk apa aku dirias?"
Jawabku penuh dengan kebingungan. Aku memperhatikanya yang mulai mengeluarkan satu persatu alat makeup dari dalam box."Perayaan pesta bagi raja yang telah menemukan pasangan" ucapannya membuatku semakin tidak mengerti,
"Sylvester akan menikah?" Dengan siapa dan dimana wanita itu? Lanjutku dalam hati."Belum, tapi saat bulan purnama yang akan datang nanti barulah Sang mulia raja akan menikah" Jawab Zoe dengan senyum yang begitu manis. Sekarang aku tau, daya tarik Zoe terletak pada senyumnya, namun ngomong-ngomong apa yang baru saja ia katakana tadi? Raja akan menikah? Dengan siapa?
"Lalu dengan siapa dia akan menikah?"
"Tentu saja dengan anda nona"
WHAT?!
Seketika mataku mendelik sempurna, rasanya kedua bola mataku ingin loncat keluar. Apa yang baru saja ia katakan tadi? Sylvester akan menikah denganku? Hahaha. Aku ingin tertawa sekeras mungkin. Aku ini hanyalah seorang gadis fakir yang tak lebih berusia 17 tahun. Tidak tau apapun yang akan terjadi setelah menikah dan bahkan duniaku dengan Sylvester berbeda. Tentu saja aku tidak mau. Sangat tidak mau dan apa apaan ini? Aku juga sama sekali tidak mengenal dia bagaimana bisa aku menikah? Sungguh lelucon macam apa ini?
"Menikah denganku? Tidak. Itu tidak mungkin, aku seorang manusia sedangkan Sylvester seorang werewolf dan ia adalah raja. Tidak mungkin menikah denganku" elakku dengan beberapa alasan yang masuk akal bukan?
"Penentuan pasangan sudah diatur oleh dewa nona, anda tidak bisa mengeluh ataupun menghindar karena tuan Sylvester tetap akan menikahi anda" jelas Zoe sekali lagi membuatku mendengus tidak terima. Cobaan apalagi yang harus aku rasakan tuhan?!
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF : The Story Of Sylvester [Completed]
Romance#1 in Serigala #1 in king #2 in Immortal [BOOK 1] Matanya membara menatap nyalang kearah Victoria croft, gadis bertudung merah yang ia temui beberapa hari lalu di inti jurang kematian. Ia telah mengorbankan separuh nyawanya untuk menolong gadis itu...