Dan hari ini adalah acara pernikahan niall dan hera, dan aku datang awal untuk menemani hera sebelum acara dimulai. Hera terlihat sangat cantik dengan gaun putih yang dikenakannya, dia terlihat sangat bahagia dengan senyum yang tak henti-hentinya dia perlihatkan. Akupun mendekati hera dan tersenyum kepadanya, ini adalah hal yang hera harapkan.
"sebentar lagi kau akan resmi menjadi istri dari niall, itu adalah harapanmu bukan? Niall adalah orang yang paling kau suka dulu, betapa lucunya kisah kita dulu hera" ujarku mengingat semuanya.
"ya, dia adalah idolaku dulu. Dan sekarang, aku akan menjadi istrinya. Ini adalah hal paling terindah yang tuhan berikan kepadaku kei" jawab hera dengan nada yang sangat dalam.
"apakah kau ingat harapan yang dulu kita ucapkan saat aku akan berangkat ke london dulu? Sekarang semuanya telah terwujud, tuhan memberikan kita kebahagiaan yang luar biasa hera" ujarku kepada hera."ya, dan kau kei. Kau sudah menjadi hal terpenting di hidup harry, dan harry adalah idolamu dulu. Ini sungguh luar biasa, harapan kita terwujud sekarang" ujar hera sambil memberi senyum kebahagiaannya.
Hera berdiri dari tempat duduknya, dan langsung memelukku erat. Ku balas pelukan hera, begitu cantiknya hera dengan gaun putihnya ini.
Aku yang menggunakan gaun panjang berwarna merah marron terlihat sangat menyatu dengannya, ku usap punggung hera untuk menenangkannya, berharap hera tidak menangis.
Hera melepaskan pelukannya, dan dia menjadi lebih tegar sekarang. Tanpa air mata yang jatuh lagi, dia terlihat sangat sempurna.Tak lama setelah itu, harry dan niall datang. Dengan segera harry mendekatiku dan mengecup keningku singkat, lalu memeluk pinggangku. Niall segera menghampiri hera dan memeluknya, niall terlihat gagah dengan tuxedo putih itu. Dan harry terlihat sangat keren dengan jas warna hitamnya, dan menyatu dengan gaun yang aku gunakan.
___________________________________
Chapter 10Ini lebih ke NiaRa (Niall-Hera)
Thank you
-Hazza
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us,-
Hayran KurguSahabat yang terpaksa berpisah demi kuliah dan cita-cita mereka. Mereka merapalkan sebuah harapan yang mereka impi-impikan, tapi mereka harus meninggalkan sejenak apa yang mereka cintai itu untuk sejenak untuk fokus ke perkuliahan mereka. I'll save...