Zayn?

32 3 17
                                    

Resya keirana's pov

Kelakuan harry sudah tak bisa kutahan lagi. Apa harry kira jika aku sudah tidak bersamanya, aku akan mendekati yang lain?

Kupasang wajah datar dan tak peduli kepadanya, kulihat tatapannya mulai melunak. Mungkin karna dia sadar, omongannya tersebut sudah kurang ajar. Diapun memelukku.

Diam dan mematung, tanpa membalas rengkuhan tangan kokoh yang sebenarnya sangat amat kurindukan. Aku sangat merindukan pelukannya, tapi hatiku masih tidak bisa menerima omongannya.

Aku hanya diam, tak membalas pelukannya sama sekali. Disatu sisi, aku sangat merindukan, sangat amat merindukannya. Tapi disisi lain hatiku masih belum bisa menerim omongannya tadi, masih sakit dan berbekas.

"im sorry kei, im sorry. Im not sure to say that, im sorry" ujarnya ditelingaku yang masih saja tetap mendekapku.

Diam, hanya itu yang aku bisa lakukan.

Aku melepaskan pelukannya, walaupun itu berat, aku mundur beberapa langkah darinya, tetap dengan ekspresi datar dan tak bisa kuartikan.

"bersihkan badanmu" ujarku cepat dan dengan suara tak perduli, tentu saja ekspresi yang datar dan tak bisa kuartikan.

Harry hanya mengangguk dan langsung masuk kamar mandi, aku lihat yang lain. Mereka tersenyum kepadaku, aku hanya memberi anggukan kepada mereka, dan merekapun keluar. Kecuali zayn, dia masih duduk dibawah dan tangannya yang memegangi pipinya yang telah dipukul harry.

"let me see" ujarku yang sambil duduk berlutut didepannya, dan membuka tangan zayn yang menutupi pipinya itu.

"not there" ujar zayn masih saja menutupi pipinya itu.

Zayn membawa kotak P3K yang berada dimeja dekat ranjang, dan menarik tanganku keluar dari kamar. Dan aku masuk kekamar zayn, kulihat zayn yang menutup pintu pelan dan duduk dibawah, didepan dekat ranjang. Akupun menghampirinya, dan duduk berlutut didepannya.

"let me see" ujarku, aku berusaha membuat zayn membuka tangannya yang menutupi pipinya itu.

Tangannya melemah, dan akupun menurunkan tangganya kepangkuanku dan menggenggamnya dengan tangan kiriku. Pipi kirinya memar karna pukulan harry, dan ada luka sobek kecil disana.

Zayn's pov

Kurasakan genggaman tangan resya lebih erat, dia menggenggam tanganku sangat erat.

"sorry zayn, im sorry" ujarnya sambil menundukkan kepalannya dan kupikir terisak.

"no, ini bukan salahmu resya. Im alright" jawabku sambil menarik dagunya agar aku bisa melihat wajahnya.

"im alright, don't sad" ujarku sambil memberinya senyumku.

Resya keirana's pov

"im alright, don't sad" ujar zayn membuatku kembali tersenyum, dia pun memberiku senyum indahnya.

Tiba-tiba kurasakan bibir lembut zayn mencium bibirku, lembut dan manis.

Zayn segera melepaskannya, aku terkejut.

"i-im s-s-sorry, i just-i just..." ujar zayn gelagapan.

"no problem"

"im sorry"

"yeah, no problem. Tapi jangan kau ulangi zayn" ujarku sambil terkekeh kecil diakhir.

"oke, aku obati dulu lukamu"

Akupun mencuci tanganku bersih, dan segera membersihkan luka zayn dengan infus dan kapas steril. Setelah luka zayn benar-benar bersih, akupun menutupnya menggunakan plester untuk menutup luka kecil.

"im done" akupun segera mencuci tanganku bersih lagi, karna sebelum dan sesudah melakukan tindakan aku harus pastikan tanganku bersih agar tidak ada infeksi.

"thank you" ujar zayn.

"no problem, tapi pipimu masih memar zayn. Ayo kita kebawah, aku buatkan kompres agar cepat membaik" aku dan zaynpun kebawah, dan ternyata diruang tengah yang lain sedang asik menonton tv.

"zayn, kau gabung dengan yang lain dulu, aku ambil kompres dulu" ujarku, akupun segera menuju dapur.

Aku buka kulkas dan kukeluarkan seplastik es batu untuk kompres pipi zayn yang memar, agar bengkak dan cepat membaik.

"ini zayn" ujarku memberikan seplastik es batunya kepada zayn yang berada disebelah kananku.

"thank you" jawab zayn, zayn pun menempelkannya ke pipinya yang memar. Tapi tentu saja dia kesusahan memposisikannya.

"sini" ujarku sambil terkekeh pelan.

"niall, bolehkah aku minta potato chips? Sepertinya enak" ujar liam keoada niall, entah akan terjadi keramaian apa lagi dengan mereka.

"no liam, it's mine. Beli sendiri, uangmu banyak kan?" ujar niall.

"omg, kau pelit niall. Hera, bolehkan aku minta?" tanya liam kepada hera yang tentu saja sedang menikmati sekantong potato chips.

"sure li" jawab hera yang mulutnya masih penuh dengan potato chips, omg hera.

"oh, thank you hera. You're so kind, i love you hera, i love you so much" ujar liam sambil mengambil sekantong besar potato chips.

"you're welcone, an i love you too boobear" ujar hera manja kepada liam, membuat niall cemburu.

"hey liam, kau tau kan hak milik hera jatuh kepadaku. Jangan coba-coba kau" ujar niall sambil mengarahkan dua jarinya dari menunjuk kedua matanya, lalu diarahkan menunjukkan kedua mata liam.

"apalah kau ni, hera kau kira tanah?" ujar liam, membuat kita semua tertawa.

Hari pertama diriku merasa lebih baik, dan bisa tersenyum lagi.

Harry's pov

Setelah aku selesai mandi, aku hanya duduk diranjang. Karn tadi kukira keira maaih menungguku disini, tapi ternyata keira sudah dibawah.

Jika kalian bertanya kenapa aku masih memanggilnya keira, aku suka dengan nama keira. Dan entah kenapa sekarang semuanya memanggilnya dengan nama resya.

Drrrrttthh...

Hpku bergetar, menandakan telepon masuk.

Halo?

____________________________________
Chapter 49

Hope you like it

Thank you
-H

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of Us,-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang