Tragedy

15 3 32
                                    

Zayn's pov

Sekarang sudah hampir jam 12, tapi resya belum juga kembali. Diluar hujan deras sekali, dan apakah resya baik-baik saja?

"zayn, resya dimana?" tanya hera yang ada disebelahku, karna kita semua sedang berada diruang tengah menonton film.

"iya, daritadi aku tidak melihat resya. Dia kemana?"tanya liam yang sedang duduk dibawah didepan hera.

"hmm, sebenarnya sejak tadi pagi resya ijin kepadaku. Dia ingin ke pantai belakang, tapi sampai sekarang resya belum juga kembali kesini. Diluar juga hujan deras" jawabku, membuat semua orang terkejut.

"damn. Kenapa kau biarkan resya pergi sendiri zayn" tanya louis dengan nada emosi dan sangat khawatir.

"aku sudah menawarkan diri untuk menemaninya, tapi resya menolak. Dia bilang, di sedang ingin sendiri" jawabku.

Kulihat louis mengusap mukanya frustasi, liam terlihat sangat khawatir hingga mukannya merah. Baby boy dan baby girl yang memandang kebingungan, aku tidak tau harus bersikap bagaimana. Aku bingung, dan kurasa aku bodoh sudah membiarkannya pergi sendiri.

"aku akan memcarinya" ujar louis yang langsung bangkit dan berlari keluar flat, liam juga langsung berlari menyusul louis. Mereka berlari menuju pantai tanpa paying atau semacamnya, mereka menerobos hujan yang sangat jelas itu.

Arrgghhh... Gerutuku.

"niall, hera. Kalian tetap disini, aku akan menyusul mereka" ujarku kepada mereka berdua.

Aku langsung berlari keluar dan menuju pantai, semoga resya baik-baik saja.

Louis's pov

Aku segera berlari mencari resya ke pantai belakang, hujan sedang sangat deras, tapi kenapa resya belum juga kembali. Aku terus berlari dan dengan pandangan yang minim karna rintik hujan yang deras aku mencari keberadaan resya.

Kulihat didepan sana, ada tubuh perempuan yang terkulai lemah. T-shirt putih dan skiny jeans panjang warna hitam, ya, itu resya.

Aku mempercepat lariku dan langsung kuhampiri resya.

Kuangkat kepalanya, wajahnya sangat pucat. Mata indahnya terpejam, bibirnya tak lagi merah jambu melainkan pucat, pipinya tak lagi merona, dan tubuhnya sedikit hangat.

Kututupi wajahnya dari tetesan air hujan yang ganas, kupeluk badannya yang sedikit hangat.

"resya, hey babe" panggilku sambil mengusap pelan pipinya, tapi nihil, resya tak kunjung bangun.

"lou, resya bagaimana?" tanya liam yang langsung membantuku menutupi wajah resya dari rintik hujan.

"i don't know, she's silence" jawabku sambil terus mengusap pelan pipinya.

"ya tuhan, badannya sedikit hangat. Apa dia pingsan?" ujar liam yang menemperkan telapak tangannya kedahi resya, dan langsung menggenggam tangannya yang kurasa dingin.

"kemungkinan terburuk adalah pingsan" ujarku.

"lou, aku gendong resya dan kau tutupi wajahnya dari air hujan ini" ujar liam memberi aba-aba.

"oke, ayo cepal li" perintahku.

Liampun bergegas menggendong resya, dan berjalan ceoat menuju flat. Aku mengikuti disamping, sambil menutupi wajah resya dari air hujan.

Zayn's pov

Saat aku menemukan dimana liam dan louis berjongkok, mereka langsung bergegas menggendong resya menuju flat kembali. Yah, aku terlambat.

Aku sebenarnya ingin segera kembali ke flat juga, untuk mengecek kondisi resya. Tapi aku melihat sesuatu yang berkilau ditempat dimana resya tergeletak tadi, akupun mengambilnya dan menyimpannya. Dan segera kembali ke flat, semoga resya baik-baik saja.

Story Of Us,-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang