Zayn

11 3 0
                                    

Harry's pov

Apa yang keira lakukan, dia selingkuh? Tapi apakah keira benar melakukan itu? Sebenarnya aku tidak percaya keira melakukan itu, tapi aku hanya merasa kecewa.

Dan aku melajukan mobilku menuju pub, karna hanya dengan mabuk aku lupa dengan masalah ini. Aku minum vodka 5 gelas dengan masing-masing sekali tenggak, aku minta minuman itu lagi dan lagi.

Hingga kepalaku mulai berat, dan pandanganku buram. Entah apa yang terjadi setelah itu, tapi aku merasakan rasa sakit fisik. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Keira's pov

Kupikir menangis hanya hal yang konyol, akupun memutuskan untuk keluar kamar dan menunggu hingga harry pulang.

Akupun menuju teras belakang, karna disana aku biasa merasa lebih baik. Tapi disana, aku melihat zayn yang sedang duduk disofa.

Saat zayn menyadari aku disitu, zayn tiba-tiba langsung mendekat dan memelukku.

"kei, harry memang seperti itu" ujarnya dipelukkanku.

Zaynpun melepaskan pelukannya, dan kitapun duduk disofa itu bersebelahan. 

"aku sedikit dengar kalian tadi, harry memang seperti itu. Tapi sebenarnya harry tidak bermaksud melakukannya padamu kei, i know you're stroong" ujarnya sambil mengacak rambutku lembut.

"tapi, itu hanyalah hal sepele. Apa hanya karna masalah sepele seperti ini, aku dan harry renggang?" ujarku sambil terisak, akupun menghela nafas kasar untuk melanjutkan ucapanku.

"aku tidak mungkin menghianati harry, aku tidak mungkin seperti itu. Tapi omongan harry sangat membuatku hancur. Sakit zayn, sakit" isakku sambil menundukkan kepalaku dan menenggelamkannya dalam kedua tanganku.

"sshhtt, don't be sad. Im here, for you" ujar zayn sambil merengkuhku dalam pelukannya.

Akupun menangis dalam rengkuhan zayn, mengeluarkan semua keluh kesahku disana. Sebelumnya aku belum pernah mendapat sentakan sekeras ini dari harry, dan ini membuatku sangat hancur.

Zayn's pov

Tidak sengaja kudengar semua dari harry dan keira, dan harry pergi entah kemana sekarang. Keira terlihat sangat rapuh saat ini, keira sangat hancur karna kata-kata harry tadi.

Dan sekarang, aku dan keira sedang berada di teras belakang. Keira kurengkuh dipelukanku, dia menangis dan mengeluarkan semua keluh kesah karna perlakuan harry tadi.

"aku tidak mungkin menghianati harry, aku tidak mungkin seperti itu. Tapi omongan harry sangat membuatku hancur. Sakit zayn, sakit" ujar keira dipelukanku.

"sshhtt, don't be sad. Im here, for you" ujarku berusaha menenangkan keira yang masih saja menyalahkan diri sendiri.

"don't sad resya, im here" ujarku lirih ditelinganya yang sedang kudekap ini.

Resya, i like her first name. But i don't know after she with harry,  She used her second of her name. Absolutely i like both, but i like she called resya. Karna pertama aku mengenalnya, dia memberitahu bahwa namanya resya.

"everything will be alright, trust me" ujarku masih saja lirih ditelinganya yang masih kudekap erat ini.

"bolehkah aku memanggilmu resya lagi?" tanyaku sambil terus memperhatikan apa responnya, dan ternyata hanya dijawab anggukan yang berarti iya.

"just stay here resya, don't sad" ujarku lagi-lagi lirih ditelinganya, yang masih saja kudekap erat ini. Kukecup pelan puncak kepalanya, dan aku berpikir, bagaimana bisa harry menyia-nyiakan resya seperti ini.

Andai dia tau bahwa dulu aku pernah menyimpan rasa dengannya, tapi resya telah milik harry dan aku tidak boleh menghianati harry. Tapi menyimpan rasa seperti ini terasa sangat konyol, mempunyai rasa kepada sesorang yang tidak akan bisa aku miliki. Dan aku hanya bisa menjaganya, menjadi sahabatnya, dan menyayanginya sebagai seorang saudara.

Im sad, but i smile. This is my life, -

Kulihat seorang resya keirana yang sedang kudekap erat, menenangkannya dari masalah ini. Membuatnya nyaman adalah tujuanku, dan memastikannya selalu kuat dalam menghadapi semuanya.

Kulihat keira yang sedang berada dipelukanku ini, dia ternyata tertidur. Akupun membaringkannya ke sofa ini agar lebih nyaman, aku baringkan resya perlahan agar tidak terbangun. Akupun kekamar mengambil selimut untuk resya agar tidak kedinginan, walaupun ini sudah malam, tapi aku yakin resya tidak mau tidur dikamarnya sebelum harry pulang.

Akupun segera menutup sebagian tubuh resya dengan selimut, semoga saja resya tidak kedinginan disini.

"love you" gerak bibirku didekat telinga resya yang sedang tertidur ini. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan itu, tapi karn harry melakukan hal bodoh ini yang mengakibatkan resya terkihat sangat hancur, rasanya aku tidak rela.

Akupun hanya duduk disofa sebelah resya, menemani resya diluar sini. Memandangi wajah pucatnya, aku tau sekarang resya sedang sangat rapuh, dan itu membuatku tidak bisa tenang.

Sebenarnya aku juga sadar aku sudah mempunyai chintia, dan aku juga sadar resya sudah milik harry. Tapi jika aku melihat resya yang rapuh seperti ini, rasa yang dulu sudah terkubur, bangkit dan tumbuh kembali. Aku merasa bersalah memiliki perasaan seperti ini, karna aku sudah memiliki chintia.

Aku akan berusaha menghilangkan perasaan konyol ini, karna aku tidak mau menghianati sahabatku sendiri. Aku tidak mau semuanya hancur karna diriku.

____________________________________
Chapter 42

I'll post today, because today is 8 years of One Direction and im so exaited.
Happy birthday ❤

Thank you
-H

Story Of Us,-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang