Broke

7 3 0
                                    

Resya keirana's pov

Aku disini hanya duduk diam dan memandangi tumpukan buku zayn, ternyata zayn juga suka membaca.

Pintu kamar zayn terbuka, dan terlihat zayn yang berada diambang pintu tersenyum.

"dia sudah pergi" ujarnya sambil berjalan mendekat.

"so, go to hazza now" ujarnya yang sudah berada didepanku dan memandangku.

"no, im not sure with that" ujarku sambil menundukkan kepalaku.

"hey, look at me" ujar zayn sambil mengangkat daguku agar bisa menatapnya.

"harry adalah suamimu resya, dan sekarang harry hanya sedikit bermasalah. Dampingi dia sekarang, sadarkan dia" ujar zayn sambil memberiku senyumnya.

"thank you zayn, thank you" jawabku sambil memberinya senyuman balasanku.

Akupun segera beranjak dari kamar zayn dan segera menuju kamar harry, aku tidak lupa mengambil kotak obat karna tadi kulihat harry yang babak belur.

. . . . . .
Aku menghirup nafas dalam-dalam, dan aku mengeluarkannya perlahan. Akupun membuka kamar harry dan masuk kedalam, kulihat harry yang tidur di ranjang dengan masih menggunakan sepatu, skiny jeans dan kemejanya.

Akupun meletakkan kotak obat ke meja dekat ranjang, dan aku duduk perlahan di sisi ranjang ini.

Segera aku melepaskan sepatu harry perlahan, agar harry tidak terganggu. Memposisikan harry agar terlentang, agar aku dapat melepas kemeja harry, because he always sleep with shirtless.

Akupun menyibakkan rambutnya yang sedikit menutupi wajahnya, aku pandang wajahnya yang agak babak belur ini.

Akupun segera menggambil kapas dan air infus, segera menggunakannya untuk membersihkan luka harry ini. Sesekali air mataku menetes, namun aku menahannya karna takut harry terbangun.

Dan terakhir, aku membersihkan luka di bibir harry. Salah satu sudut bibirnya sobek kecil, dan akupun membersihkannya perlahan karna aku tau ini terasa perih.

Setelah selesai, akupun menatap wajah harry sekali lagi.

Kuusap pelan bibirnya, aku merindukan ciuman lembutnya.

Kuusap pelan kelopak matanya, aku merindukan mata hijaunya.

Kuusap hidungnya, aku merindukan hembusan nafasnya.

Aku merindukanmu hazz, sangat merindukanmu.

Akupun membenarkan posisi tidurnya, dan menarik selimut agar menutupi badannya. Dan akupun mendekat kearah telinganya.

"love you hazz" bisikku pelan ditelingannya, dan akupun segera pergi.

____________________________________
Chapter 44

Thank you
-H

Story Of Us,-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang