Siang tadi adalah acara pernikahan niall dan hera, dan sore ini sudah selesai karena acara niall dan hera hanya sederhana agar tidak terlalu di expost media. Dan sore ini aku dan hera ingin bercerita tentang banyak hal yang sudah lama tidak dapat dibagi, aku dan hera berada di taman atas dan duduk memandang segalanya.
"kei, kau sudah 1 tahun menikah dengan harry? Kenapa aku tidak tau? Seharusnya jika harry menikah, media pasti heboh sekali" tanya hera penasaran.
"ya, aku dan harry sudah menikah hampir 1 tahun. Sebenarnya kita tidak ingin media tau, kita sedikit menyembunyikan ini. Setiap kali aku dan harry keluar bersama dan ada banyak paparrazi yang bertanya aku siapa, harry hanya menjawabnya dengan senyuman.Entah kenapa setiap kali aku melihat itu hatiku terasa sakit, tapi aku harus bagaimana lagi. Jika tidak seperti ini, aku takut" jawabku menjelaskan semuanya, dengan itu hera mendekat dan memelukku sejenak.
"aku tahu itu, aku dan niall tak jauh beda denganmu. Aku dan niall menyembunyikan ini, karna media pasti akan tahu ini cepat atau lambat" ujar hera menenangkan.
"ya, ini adalah resiko kita. Walaupun seperti ini, aku tetap mencintai harry. Harry adalah orang pertama yang bisa membuatku jatuh cinta, dia adalah idolaku dulu" ujarku.
"aku tidak pernah menyangka jika jalan takdir kita di tuliskan tuhan seindah ini, harapan yang kita ucapkan sebelum aku pergi sekarang telah terwujud.
"Kenangan yang kita tinggalkan sejenak, sekarang adalah keluarga kita" ujar hera dengan memperlihatkan senyumnya.
"keluarga" ucapku sambil menatap hera, dan dibalas dengan senyuman hera."aku sangat beruntung bisa memiliki niall, dan sampai sekarang aku terkadang merasa bahwa ini semua hanya sebuah mimpi. Semua ini terasa sangat sempurna" ucap hera terlihat sangat memaknai setiap kata di ucapannya tadi.
"were so lucky here, i love harry and you love niall. We have that all we need past" ujarku juga sama memaknainya.
So lucky..__________________________________
Chapter 11Thank you
-Hazza
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us,-
Fiksi PenggemarSahabat yang terpaksa berpisah demi kuliah dan cita-cita mereka. Mereka merapalkan sebuah harapan yang mereka impi-impikan, tapi mereka harus meninggalkan sejenak apa yang mereka cintai itu untuk sejenak untuk fokus ke perkuliahan mereka. I'll save...