Resya keirana's pov
Akupun keluar dari kamar dan menutup pintunya perlahan, akupun turun menuju ruang tengah. Dan mungkin kali ini aku akan tidur disofa ruang tengah, yes i do.
Akupun duduk disofa panjangnya, dan memposisikan tubuhku senyaman mungkin. Dan perlahan kesadaranku menurun, dan akupun tertidur.
At morning
Aku membuka mataku perlahan, dan segera bangkit dari posisi tidurku. Aku mendorong selimut dari tubuhku, dan merapikannya. Tunggu, sepertinya semalam aku tidak menggunakan selimut. Tapi siapa? Ah sudahlah.
Akupun segera menuju dapur, melihat ke kulkas bhan apa saja yang ada. Setelah yakin, akupun segera mulai memasak untuk sarapan kali ini.
Sesekali aku melihat ke arah meja makanyang persis berada didepan posisiku, sekilas teringat kejadian kemarin. Harry yang baru pulih dari sakit, yang sedang duduk memperhatikanku memasak.
Akupun menarik nafas berat, mencoba melupakannya. Karna sekarang bukan saat yang tepat untuk bersedih lagi, sudah cukup.
Akupun melanjutkan memasakku, tiba-tiba aku melihat louis yang turun menuju kearahku.
"morning" ujar louis yang sudah berada disampingku.
"morning lou" jawabku tanpa menoleh kearahnya, karna aku tidak mau louis melihat mataku yang agak bengkak ini.
"everything will be alright babe, keep stroong lil sister" ujar louis sambil mengusap rambutku pelan.
Akupun mengalihkan pandanganku kearah louis, dan akupun melayangkan senyumku padanya.
"thank you" jawabku sambil tersenyum.
"aku bantu ya" ujar louis, akupun hanya mengangguk senang.
Aku dan louispun sibuk menyiapkan makanan, dan satu persatu the boys turun menuju meja makan.
Zayn, hera, niall dan liam sudah berada dimeja makan, aku dan louis juga sudah selesai memasak dan sarapan sudah akan kita mulai. Tanpa keberadaan harry, tentunya.
Saat sarapan akan kita mulai, harry turun dari kamar dan sudah berpakaian rapi. Akupun tersenyum, karna kukira harry akan bergabung sarapan dengan kita.
"hey lads, ayo kita sarapan bersama" ujar liam kepada harry yang terus melenggan dari tangga.
"tidak perlu" jawab harry ketus dan dingin tanpa melihat kearah kita, dan terus melenggang keluar dan pergi menggunakan mobilnya entah kemana.
Setetes air mataku jatuh tak kusangka, tapi aku langsung menghapusnya agar tidak ada yang mengetahuinya. Aku hanya diam tak berkutik, dan diam tak menunjukkan ekspresi apapun.
Aku merasa tanganku digenggam, akupun melihat kesebelahku. Dan disebelahku adalah zayn, dia tersenyum sambil masih menggenggam tanganku."were here for you" ujar zayn berbisik ditelingaku, aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyum tipisku.
"kita sarapan dulu" ujar louis membuat suasana menjadi agak cair.
"kalian hari ini tidak bekerja?" tanya hera disela-sela sarapan.
"tidak, hari ini kita free" jawab liam.
Jika mereka hari ini free, harry akan pergi kemana?
Ah sudahlah, itu kemauannya. Aku sudah tidak dianggap olehnya.
. . . . . .
Setelah sarapan selesai, aku hanya langsung kembali kekamar 'harry' untuk mandi.Setelah selesai aku membersihkan diri, aku langsung menuju teras belakang. Hanya disana aku bisa menenangkan diriku dari masalah ini.
Aku duduk disofa terang belakang, menatap taman yang kosong ini. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, aku diam. Menghabiskan waktu dengan diam, tapi sebenarnya otakku berkutat dengan segudang pikiran rumit.
Hanya karna masalah box sialan itu, harry tidak menganggapku lagi.
Walaupun berat, tapi kuakui bahwa aku salah. Aku tidak berterus terang menceritakan itu dari awal, dan sekarang, mungkin ini sudah terlanjur terjadi.
Aku tau jika harry dulu dicap sebagai seorang 'womenizer', orang yang sering gonta-ganti pacar. Dan itu terbukti karna baru tadi malam aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, jika harry membawa perempuan.
Kuakui rasanya sakit, amat sangat sakit. Tapi aku belum menyerah, aku akan menunggu.
Dan apakah karna masalah ini, akankah aku ditinggal?
Ah, pikiran ini membuatku putus asa.
____________________________________
Chapter 45Thank you
-H
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us,-
FanfictionSahabat yang terpaksa berpisah demi kuliah dan cita-cita mereka. Mereka merapalkan sebuah harapan yang mereka impi-impikan, tapi mereka harus meninggalkan sejenak apa yang mereka cintai itu untuk sejenak untuk fokus ke perkuliahan mereka. I'll save...