Keira's pov
Kurasa ada yang bergerak dipipiku, kurasa sesutu yang hangat menyentuh pipiku.
"kei" seseorang memanggilku dengan suara paraunya.
Akupun membuka mataku pelan, dan aku memposisikan diriku duduk. Kubuka mataku, dan ternyata harry sudah bangun dari tidurnya. Harry tersenyum layu, memperlihatkan dimplesnya.
"hazz, kau sudah bangun" ujarku sambil membalas senyumnya, akupun mengedarkan pandanganku mencari jam. Dan ternyata sekarang adalah jam 2, lama juga aku tertidur.
"aku cek dulu suhumu" ujarku sambil langsung memegang dahi dan pipi harry, mencoba mengecek suhunya. Dan ternyata suhunya sudah agak turun, dan suhunya sudah menuju normal.
"suhumu sudah turun hazz, kau hanya perlu istirahat" ujarku sambil tersenyum."because you kei" jawab harry sambil tersenyum padaku.
"kau masih pusing hazz?" tanyaku.
"no, i feel better now" jawabnya senang, walaupun maaih terlihat pucat diwajahnya."ayo kebawah, bergabung dengan yang lainnya" ajakku.
"sure"
Akupun membantu harry bangun dan memapahnya kebawah, karna sebenarnya harry masih lemas. Aku memapah badan besar harry, ini sebuah perjuangan menurutku.
Dan ternyata yang lain sedang berada di ruang tengah, sedang menonton film sepertinya."hazz, kau mau gabung? Aku akan memasak untuk makan siang, kau gabung ya" tanyaku.
"no, aku mau bantu kau memasak saja. Ayo masak" jawabnya yang masih aku papah tentunya, walaupun dia terlihat lemas tapi semangatnya masih saja seperti anak kecil.
"kau masih lemas hazz, jangan masak dulu" ujarku sambil menuju dapur, tanpa disadari oleh yang lain.
"aku mau bantu kei, aku bisa" rengeknya.
"kau duduk sini saja ya" ujarku sambil membabtu harry duduk dikursi makan yang menghadap dengan dapur, dan aku akan memasak disana.
"kei, aku mau bantu" ujarnya masih saja kekeuh.
"sudah kau disini saja, aku akan masak" ujarku.
"kei, i want tell you something" deg, apa dia marah?
"kei, i want tell you something" ujarnya lagi, akupun menunduk dan mendekatkan wajahku pada harry untuk mendengar apa yang akan harry katakan.
Namun tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku singkat, akupun membulatkan mataku. Kurasa pipiku mulai merona karna perlakuan harry ini, bagaimana jika yang lain melihat ini?
Aku tak bergerak sedikitpun dari posisiku selama beberapa detik, membuat kontak dengan mata indah harry. Kulihat harry tersenyum bangga dengan apa yang harry lakukan, aku hanya diam tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Tiba-tiba harry kembali mendekat, dan bibirku merasakannya lagi. Merasakan gerakan lembutnya, membuatku memejamkan mataku. Dan sedetik sebelum aku memejamkan mataku, kulihat harry yang sudah memejamkan matanya.
"i love you kei, and my love will always bigger" ujar harry setelah melepaskan ciumannya.
Aku hanya membalasnya dengan senyumku, tidak tahu harus menjawab apa jika harry telah melakukan ini.
Aku kembali keposisi berdiriku, merasa lebih baik sekarang. Akupun membuka kulkas, dan mencari ide akan memasak apa kali ini. Tapi kulihat disana, hanya ada selusin box spageti dan tumpukan daging steak. Kita sudah kehabisan stok makanan sepertinya, dan siang ini kita hanya punya spageti dan steak.
"just spageti and steak, omg" ujarku.
"no problem, asalkan kau yang masak semua akan suka kei" ujar harry yang sedari tadi memandangiku.
"oke, karna memang stok makanan sudah habis" ujarku.
"aku bantu membuat spageti, kau masak steaknya" ujar harry yang bangkit dari duduknya, tapi sekarang dia terlihat lebih baik dan tidak terlihat terlalu pucat.
Akupun langsung berlari menghampiri harry, karna takut dia ambruk tiba-tiba.
"hazz, kau yakin" tanyaku sambil memapah harry menuju dapur.
"aku yakin keira, sudah ayo masak" jawab harry yang mendekatkan wajahnya kewajahku, lalu harry mencolek hidungku. Oh, hazza.
Harrypun mencuci tangannya dan segera memasak spageti dengan bumbu seseleranya, akupun begitu. Memasak steak dengan bumbu yang biasa aku gunakan.
Setelah beberapa menit aku dan harry sibuk dengan masakan sendiri-sendiri, akhirnya selesai dan saatnya kita makan siang."are you done?" tanya harry.
"sure" jawabku sambil tersenyum.
Harrypun melirik masakanku, dan aku juga melihat ala yang harry masak. Dan ternyata, antara masakanku dan harry sangat cocok dipadukan.
"oke, kita panggil yang lain" ujar harry.
Aku dan harrypun menuju ke ruang tengah dan mengajak mereka makan siang, dan ternyata mereka masih fokus dengan film yang mereka tonton.
"guys, ayo makan" ujar harry.
"harry, kau sudah mendingan? Siapa yang masak? Kita belum masak kali ini" ujar liam.
"hey, keira dan aku sudah masak barusan. Apa kalian tidak dengar?" ujar harry.
"what? Kapan kalian turun dari kamar kalian? Cepat sekali kalian masak" ujar hera yang masih sibuk dengan sekantong potato chips dengan niall.
"kalian terlalu fokus" ujarku memajukan bibirku tanda kesal.
"yap, kalian terlalu fokus dengan film kalian. Sampai-sampai tak mengetahui apa yang terjadi di ruang makan tadi" ujar harry terkekeh sendiri, akupun membulatkan mataku kaget.
Apa harry ini, jika yang lain tau aku malu. Akupun memukul lengan harry yang masih saja terkekeh membuat yang lainnya penasaran.
"hazz, shut up" ujarku kesal.
"apa yang kau lakukan hazz, jangan-jangan" ujar niall.
"hey, no. Jangan berpikir macam-macam niall, hazz shut up" ujarku kesal.
"oke oke, im sorry" ujar harry.
Akupun mendiamkannya dan langsung menuju meja makan, dan mereka menyusul dan bergabung di meja makan. Kitapun segera menyantap makan siang kita kali ini, dan kali ini aku kesal dengan harry.
___________________________________
Chapter 37Sorry i made this chapter like this, lol
Thank you
-H
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us,-
FanfictionSahabat yang terpaksa berpisah demi kuliah dan cita-cita mereka. Mereka merapalkan sebuah harapan yang mereka impi-impikan, tapi mereka harus meninggalkan sejenak apa yang mereka cintai itu untuk sejenak untuk fokus ke perkuliahan mereka. I'll save...