Bertemu Kembali

157 9 0
                                    

>Author pov<

Wanita berambut pirang panjang, dengan mata hijau, sehijau laut. Melihat ke arah Railo.

"Railo..? " panggilnya lirih.
Namun karena tidak mendapatkan respon dari sang empunya nama, wanita itu melayangkan kakinya yang tepat mengenai wajah Railo.   

"What the hell!" ucap wanita itu dengan kaki yang mendarat sukses di wajah Railo.

"Railo? K-k-kok bisa kena? Kamu gak apa-apa?" Teriak Bulan kaget melihat Railo yang terjatuh akibat tendangan wanita tak dikenali itu.

"Kurus pendek.Rambut keriting rancung.Mata cokelat jingga.Tahi lalat di pipi sebelah kanan.RAILO ALVIANO.Dasar tukang bohong!!!" Teriak wanita itu tanpa memerdulikan keadaan Railo yang sudah jatuh terjekang ke tanah.

"Siapa yah???" tanya Railo polos.

"T-t-tunggu dulu.Kamu bisa melihatku?" Tanya Railo saat menyadari bahwa wanita itu bisa melihatnya yang tentu saja hanyalah arwah tanpa tubuh.

"BODOH! Apa maksudmu? Tentu saja aku bisa melihatmu! Aku juga bisa menemukan mu!"  ucap wanita bermata hijau itu dengan kemarahan yang telah mencapai ubun-ubun.

Sementara orang-orang yang sedang berlalu lalang melihat dengan tatapan aneh ke arah wanita berambut pirang yang sedang berbicara sendrian. Bahkan ada diantara mereka yang secara terang-terangan mengatakan

"Cantik-cantik kok gila?"
Untung saja orang yang menjadi objek itu agak budeg. 😂😂😂

"Pssttt, railo shh!" Bulan memperingatkan Railo. Railo yang mengerti apa maksud bulan, segera meraih tangan wanita yang entah siapa namanya itu.

"Sepertinya kita harus bicara di tempat lain" ucap Railo.

Deg! Kenapa tangan Railo terasa dingin? Batin wanita bermata hijau itu ketika Railo menyantuh tangannya.

"LARI!!!" Teriak Railo seraya menarik tangan wanita yang tidak dikenalinya itu.

"Jangan tinggalin aku!" teriak Bulan yang juga ikut berlari.

Wanita itu hanya menurut meski kurang mengerti kenapa sikap Railo seakan berbeda dari sebelumnya.

Ternyata menjadi hantu tidak begitu buruk.....
Rasanya badanku.... Ringan sekali...
Batin Railo.

"R-Rai! Railo! C-cukup! Berhenti di sini aja" ucap wanita itu dengan nafas yang tersenggal senggal.

"AH?! M-maaf, keterusan larinya" ucap Railo merasa bersalah soalnya badanku yang ini beda dengan yang dulu batin Railo.

"Kamu nggak papa? Maaf yah" Railo ikut membungkuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan wanita itu yang juga membungkuk dengan tangan bertumpu dilututnya.

"Hah-hah-hah-hah  Ugh! Hari itu, kenapa kamu nggak datang?" ucap wanita itu setelah bisa mengatur nafasnya. Wanita itu mendongakkan kepalanya menatap Railo dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

"EH..!" Railo kaget mendapat reaksi seperti itu dari wanita yang tidak dikenalnya.

"Aku menunggumu setiap hari ditempat dan dijam yang sama! Tapi kamu tetap nggak datang!!" Ucap wanita itu meluapkan kekesalannya kepada Railo. Dengan cairan bening yang telah membasahi kedua matanyanya.

"Se-sebentar, ingatanku sedikit buram.... H-hari apa?... AH! Mungkin aku udah BHU....." belum sempat Railo menyelesaikan perkataannya, Bulan menyumpal mulut Railo dengan tangannya, mencegah Railo mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya diucapkan.

"Shhhh jangan main kasih tau aja! Spertinya hanya kamu yang bisa dia lihat, mungkin dia ada kaitannya dengan urusanmu yang belum terselesaikan di dunia ini" bisik Bulan kepada Railo.

Railo hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Tapi kayaknya dia nggak tau kalau aku udah mati batin Railo.

Wanita bermata hijau itu menggigit bibirnya merasa kesal dengan kelakuan Railo yang lagi-lagi tidak memperdulikannya.

"Jangan bilang..... KAMU LUPA YA!!?" wanita itu tidak bisa lagi menahan amarahnya melihat Railo begitu cuek terhadapnya, bahkan air matanya telah mengering dan tergantika dengan perasaan marah dan kesal.

"Tunggu-tunggu...! K-kalem, santai sedikit okee? Biar kuingat-ingat. Ng jadi... Kamu sebenarnya siapa?" Tanya Radio polos seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

BUKKK

pukulan keras menimpa wajah Railo. Sepertinya kesabaran wanita itu telah habis sehingga tangannya maju dan memukuli wajah tanpa dosa yang ditampakkan Railo.

"Nggak sakit?" ucap Railo memegang rahang kanannya dengan wajah polos. Apa kalau manusia yang pukul nggak sakit? Tadi juga... Batin Railo.

DHUAKKK...
BUAKKK
BUK BUK BUK BUK.

Pukulan bertubi tubi menghantam rahang kanan dan kiri Railo secara bergantian. Hingga membuat wajah polos milik Railo bonyok tak berbentuk😅

Kalau aku masih hidup, bisa-bisa aku mati lagi barusan... Gak sakit sih, tapi kalau aku hidup, gatau sakitnya udah kayak apaan dah  batin Railo

"Dasar! COWOK SAMPAH! BIKIN JANJI SENDIRI, INGAT JUGA NGGAK, MATI AJA SANA!!!" Ucap wanita itu dengan muka memerah karena marah.

Emang udah mati batin Railo.

Drap, drap, drap.
Wanita itu melangkah meninggalkanRailo.

"H-hei tunggu sebentar, dengerin penjelasanku dulu dong!" ucap Railo, namun ia kaget saat berbalik dan melihat wanita itu duduk di bangku taman yang berada di bawah pohon.

"DUDUK! JELASKAN SEBABNYA" ucap wanita itu dengan tatapan mematikan yang ditujukan kearah Railo. Bunga yang berada di samping Railo juga ikut merasakan tajamnya tatapan itu.

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang