Kamar

35 1 0
                                    

Rumah mewah, lebih tepatnya mansion milik keluarga Alviano itu tampak gelap dan berdebu tak terurus. Bahkan letak barang-barang masih sama saat terakhir Hansel berkunjung ke rumah itu. Yang berubah hanyalah debu yang semakin menebal serta udara lembab yang membuat tidak nyaman.

Rumahnya langsung ditinggal begitu aja batin Hansel seraya menatap seisi ruangan.

"Waah di dalemnya berbeda yah! Kupikir bakalan kayak rumah-rumah horor gitu, tapi ternyata manis" ucap Sheela kagum dengan dekorasi rumah Railo bagian dalam.

Di dalam rumah itu, tepatnya di ruang keluarga, terdapat perapian serta dua sofa yang satu berwarna hijau, dan yang satu berwarna merah. Dinding yang di cat berwarna merah, ditambah dengan motif bunga membuat rumah itu terlihat begitu manis.

Hmmm... Ternyata kak sheela suka hal-hal yang beginian juga yah. Girls will be girls batin Hansel seraya melirik Sheela yang berada tepat disebelahnya.

"Omahnya Railo itu half-britis kak! Dan ibunya emang suka barang-barang antik era victoria dan furnitur klasik" jelas Hansel.

"Ayo masuuuukkkk!!!" teriak Hansel heboh seraya berjalan memasuki rumah Railo lebih dalam.

"Eh ini rumah orang loh!!" ucap Sheela

"Rumah Railo kak!"

"Dasar bandel!" ucap Sheela, namun ia tetap melangkah mengikuti langkah Hansel menyusuri rumah mewah itu lebih jauh.

"Nggak bandel nggak seruuuu!" ucap Hansel seraya mempercepat langkahnya. Dan sheela juga ikut mempercepat langkah menyusul Hansel.

"Jadi... Hari ini kakak mau tau tentang apa?" ucap Hansel seraya menghentikan langkahnya secara tiba-tiba dan berbalik menghadap Sheela dengan jarak yang begitu dekat.

Deg...
Jantung Sheela berdebar-debar saat berada sedekat itu dengan Hansel. Tanpa ia sadari, pipinya kini memanas dan bersemu merah.

"Ugh!... J-jangan ngomong gitu dong! M-malu tau" ucap Sheela seraya menjauhkan dirinya dari Hansel. Ia takut kalau Hansel dapat mendengar debaran jantungnya yang cukup kencang.

Manisnya batin Hansel seraya tersenyum menatap Sheela yang kini terlihat malu-malu.

"Lihat sini!" seru Hansel menunjuk sebuah lemari besar yang penuh dengan berbagai macam piala.

"Aku tau kalau Railo seneng ngikutin berbagai lomba. Tapi aku baru tau kalau ternyata dia punya piala sebanyak ini!" ucap Sheela kagum dengan piala-piala di hadapannya.

"Yap. Kalau nggak salah, dulu Railo pernah cerita jumlah pialanya sekitar 42, yang disini belum termasuk yang dikamarnya"

"Oh my good! Serakah banget yaa"

"Hmm?"

"I-itu.. Foto keluarga Railo?" tanya Sheela dan beralih ke sebuah foto dengan ukuran besar yang dipajang tak jauh dari lemari. Foto itu berisi gambar Railo kecil yang mengenakan jas seragam dengan ayahnya, dan ibunya yang tampak sangat cantik dengan kebaya biru serta rambut yang disanggul.

"Ibunya Railo cantik sekali! Ayahnya juga terlihat gagah bijaksana" ucap Sheela

'Gagah' yaa benar sekali. Dulu beliau begitu gagah batin Hansel. Ingatannya kembali saat Railo yang berusaha tetap kuat dan tidak meneteskan setetes pun air mata saat tubuhnya babakbelur, dengan tangan patah sehabis dipukuli oleh ayahnya.

"Tapi berubah begitu cepat saat ayahnya Railo mengalami kecelakaan" tanpa sadar, Hansel mengucapkan apa yang ia pikirkan saat ini.

"Kecelakaan?" tanya Sheela penasaran dengan 'kecelakaan' yang dikatakan Hansel.

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang