Sampai Akhir Waktuku

179 4 3
                                    


"Kalaupun ada yang geli padamu, jangan khawatir. Aku nggak akan menjadi salah satu dari mereka. Because 'you are the apple of my eye' Laila.... Aku.... Suka..... Kamu" ucap Railo seraya mengelus lembut rambut Laila yang terurai.

Pipi Laila kini memanas, seakan-akan baru saja disirami oleh air mendidih. Memerah, dan bersemu. Laila menatap Railo dengan tatapan tidak percaya.

"S-ss. Suka? S. S. Suka?!! Eh? Erm.. Railo.... Suka sama aku yang o'on ini?!... R-Rai! Kamu nggak salah ngomong?! Ng-nggak mungkin! Railo yang pinter suka sama aku yang bodoh ini! Mungkin maksud Railo 'saku'!?" ucap Laila panik, kini wajahnya semakin memerah.

"Eh?? 'saku'? Bener kok La, aku suka Laila" ucap Railo.

G-gyaaa dia ngomong lagi dengan muka polos gituuuu batin Laila merasa sangat gemash dengan wajah polos Railo.

"AIIIHHHHH! RAILO BECANDA YAH! NGGAK MUNGKIN! NGGAK MUNGKIN!"

"Ppfffffttttt bwahahahahahaha!" tawa Railo meledak, bahkan ia sampai memegangi perutnya.

"Maaf! Maaf! Aku nggak pernah kayak gini ke cewek sebelumnya!" ucap Railo disela tawanya.

"ISSSHHH! BLEKOK!"

Bugh....

Laila memukul kepala Railo dengan tenaga penuh.

"ORANG LAGI SERIUS TIBA-TIBA KETAWA! TADI JUGA! NGEGOMBAL APA COBA? APEL APEL!? AKU NGGAK.NGERTI!!! RAILO SEBENERNYA BECANDA APA SERIUS!?" teriak Laila marah, dan merasa sedang dipermainkan.

"Aku kan udah bilanh 2kali tadi, nggak mau bilang lagi. Malu!" ucap Railo seraya memegangi kepalanya yang sedikit benjol :D

"M-mukamu nggak menjanjikan! Nggak-nggak! Aku nggak paham! Gadis seperti aku, bagusnya dimana?!" kini, Laila mengunci Railo dengan membaringkan Railo di kursi taman, dan Laila menahan kedua tangan Railo di kanan kiri kepalanya.

"Aku putus sekolah, aku bodoh, aku kasar, bahkan aku gila!! Dan Railo bilang, Railo suka padaku?!"

KRIMINAL! Apa-apaan pose ini! Batin Railo baru menyadari bahwa posenya kini dengan Laila sangatlah 'ANEH'.

"AKU NGGAK NGERTI RAILO!! BLEKOK!"Teriak Laila didepan muka Railo. Kini matanya memanas.

"nggak. Anu, aku lebih nggak ngerti Laila. Kenapa harus begini pose kita? Sungguh cliche" ucap Railo dengan wajah memucat.

"Ng... Jangan nangis La" ucap Railo saat melihat buliran bening itu telah menyeruak berlomba keluar dari mata Laila, bahkan menetes ke wajah Railo yang saat ini berada di bawah Laila.

"Siapa yang nagis?! Kamu tuh yang cengeng!" elak Laila. Ia masih saja mempertahankan posisinya, dan enggan melepaskan cengkramannya pada pergelangan tangan Railo.

"Nggak, nggak! Woee! Itu air mata jelas keluar dari matamu kan! Hah... Jadi aku harus gimana.... Biar Laila ngerti aku...." ucap Railo, lagi-lagi menampilkan wajah polosnya.

Deg...
Jantung Laila seraya berhenti.berdetak.

Buk...
Buk....
Buk....

Laila menghadiahi wajah polos itu dengan tinju yang bertubi-tubi.

"AKU NGGAK NGERTI! RAILO BEGOOOO!" teriak Laila sambil terus-terusan memukuli Railo.

Saat Laila telah tenang, dan Railo kini tidak lagi dikunci oleh Laila.

"Yaudah. Kalau gitu, aku nggak mungkin geli sama Laila!" ucap Railo seraya memperbaiki posisi duduknya.

"Cukup! Nggak usah begitu mukanya! Nggak kuat hatiku!" ucap Laila.

"Tapi... Maaf ya... Aku... Nggak bisa lebih dari teman buat Laila" aku paham, kalau aku berinteraksi dengan manusia, cepat atau lambat aku akan menyakiti mereka. Tapi karena itu juga... Kalau aku nggak mengatakan ini sekarang, aku akan menyesal lagi kalau waktuku habis nanti lanjut Railo membatin.

Ucapan Railo barusan, membuat Laila memberika tatapam kecewa yang jelas tergambar dari kedua matanya yang berwarna hijau.

"Tapi, aku janji. Aku akan tetap berada di sisi Laila, sampai akhir waktuku di dunia nanti" ucap Railo.

Laila hanya tertunduk, menatapi ujung sepatu yang masih sama, berwarna hitam, dan tidak ada apa-apa disana.

Railo? Kenapa? Sudah kuduga, Railo.benar-benar jijik padaku kan? Awalnya, aku ingin menanyakan itu padamu. Tapi... Kata-kata itu nggak bisa keluar saat aku melihat ekspresi wajamu batin Laila, kini menatap wajah Railo dengan intens.

"Nggak apa-apa. Cukup kamu yang tetap berada disisiku saja sudah cukup" uca Laila dengan senyum yang ia paksakan, dan air mata yang tak dapat dibendung, lagi-lagi membasahi pipinya.

Sedangkan Bulan, yang sedari tadi berada di balik pohon tak jauh dari tempat duduk Laila dan Railo, juga meneteskan air mata. Rasa sakit, sesak, kini memenuhi dadanya.

Manusia itu...
Lemah
Jika sendiri
Mungkin kata-kata ini terdengar sepele
Karena datang dari anak kecil berumur 15 tahun.
Mungkin aku nggak berada di posisi dimana aku bisa bicara kata-kata bijak...

Dan didengar orang banyak.
Tapi hey...
Kalian sudah pernah mati??

Setiap orang punya keadaan mereka masing-masing.

Ada pahit...
Ada manis....
Mungkin sebagai 'mantan' manusia, ada hal yang begitu ingin kusampaikan untuk mereka.
Temanku...
Dan orang-orang yang kucintai, yang masih hidup.

Hidupmu hanya sekali.
Jalani itu sepenuh hati.
Jangan sampai kau menyesal kemudian hari.
Hiduplah dengan penuh perjuangan.
Nikmatilah perjuangan itu.
Dan percayalah,
Orang yang lebih dulu pergi darimu, akan selalu mendukungmu daru belakang.

E
N
D

__________________________________

Nantikan season duanya yaaah...
Bye..
Bye..😊😊😊😊

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang