Awal

39 1 0
                                    

5 JANUARI

3 BULAN SEBELUM KEMATIAN RAILO

Railo yang telah lengkap dengan seragam SMAnya berjalan menuruni tangga. Ia berjalan ke arah telfon rumah dan menekan tombol untuk memutar pesan yang sebelumnya dikirim oleh neneknya.

"Rai? Uang jajanmu sudah nenek transfer yah. Jangan lupa sarapan, sarpan itu penting. Jaga badanmu baik-baik ya. Jangan memaksakan dirimu untuk belajar. Belajar memang penting, namun kesehatan lebih penting. Jaga dirimu baik-baik ya" rekaman suara nenek menggema ke seluruh ruangan yang sepi itu.

Railo tidak mengindahkan pesan neneknya untuk sarapan, ia hanya menyiapkan tas sekolahnya tanpa memakan sedikit pun makanan sebagai sarapan.

"Hahh.. Bunda... Hari ini hari pertamaku masuk SMA. Dan juga ulang tahunku yang ke 15. Hari ini juga, doakan Rai yah" ucap Railo ke foto bunda yang terpajang di tembok rumahnya.

Sesampainya di sekolah, halaman sekolah telah dipenuhi oleh murid baru, termasuk dirinya sendiri.

Pagi
Eh-eh itu Hans bukan?
Model majalah 3D's itu?
Wiiihhh berita dia masuk ke sini itu bener?
Beningnya...
Mau lihat dari deket....
HANSEEEEELLL

Teriak para wanita penggemarnya Hansel. Railo tidak memperdulikan hal itu, yah walaupun ia sedikit risih dengan kegaduhan yang dibuat oleh wanita alay itu.

"E-em halo" sapa Hansel. Ia merasa jengah dengan kelakuan para wanita di sekolahnya ini. Hansel dikerumuni layaknya gula.

"Makasih ganteeengg!" ucap para wanita itu berangsur-angsur meninggalkan Hansel setelah foto bersama.

Hansel hanya mengangkat tangan kanannya serta menampilkan senyum coolnya.

"Dih. Berisik lu pagi-pagi" ucap Railo yang kini telah berada di sebelah Hansel.

"Diem lu Bocah!"

"Nih! Sarapan pagi. Belum makan kan kamu? Sandwich sehat nih" ucap Hansel seraya menyimpan kantung plastik keatas kepala Railo yang tingginya memang hanya sebatas dadanya.

Railo mengambil bungkusan itu lalu melihat-lihat isinya.

"Mana terimakasih untukku?"

"Hem.. Woy!" Hansel kini mulai kesal dengan kelakuan Railo yang hanya fokus dengan bungkusan di hadapannya.

"Makasih Mama" ucap Railo cuek.

"Siapa mamahmu?!"

"wii Cocok" ucap Railo tidak memperdulikan wajah Hansel yang kini sukses memerah menahan geran dengan kelakuan Railo.

"BTW Rai... Kamu inget senior pas Mos yang aku ceritain kemaren?? Yang pedes manis itu?? Yang galak tapi cantik baday ituuu!? Ahahha" Hansel yang heboh sendiri dan melupakan amarahnya.

"Ebuset! Kalem woy!!! Inget-inget!!!" ucap Railo merasa jengah karena tubuhnya diguncang hebat oleh Hansel. Railo memeluk bungkusannya kuat-kuat, takut nanti jatuh. Kan sayang.

"Aaahhhhh manisnya Gakuaddd!! Gemesh! Mata indah nan tajam, bulumata lentik tebal, badan seksi, tipeku bangeeettt!!!" ucap Hansel seraya memeluk dirinya sendiri dengan wajah memerah. Ia telah benar-benar melupakan sikap coolnya.

Gagal paham, kenapa cewek suka anak ini? Batin Railo merasa aneh dengan kelakuan lebay-nya Hansel.

"Kamu gak akan percaya apa yang barusan kulakukan dengannya" ucap Hansel seraya terduduk dan menutup wajahnya yang kini telah benar-benar memerah.

"Emangnya apa? Dasar mesum! Pantes nilaimu jeblok. Pake alasan shooting, padahal waktunya dipake ngelirik cewek!" ucap Railo, gayanya kini tampak seperti ibu-ibu yang tengah memarahi anak nya yang nakal. Dengan kedua tangan di pinggang, dan kantung kresek yang berada di tangan kanannya.

"Otaknya isinya cewek semua kan itu?" lanjut Railo seraya menunjuk kepala Hansel.

Hansel yang mendengar itu langsung berdiri dan menatap Railo dengan tatapan tajam.

"Biar isinya cewek semua, yang penting masih bersih!" ucap Hansel dengan nada tinggi sambil balik menunjuk wajah Railo.

"Hah? Bersih apaan? Tiap ngeliat mbak-mbak 'bohay' langsung ngelirik mesum gitu!"

"Itusih insting! Jangan pura-pura polos kamu bocah!!"

"Mesum! Reanna idiot! Hansel mesum!!"

"Shaddapp!" ucap Hansel kini tangannya menepuk jidat Railo.

"HBD Rai" ucap Hansel kemudian.

Railo terdiam. Ia kaget, namun bukan kaget karena ucapan Hansel.

"JANGAN SENTUH KEPALAKU!!! Isinya 100x lebih penting dari isi kepalamu!!" teriak Railo marah karena tepukan Hansel di jidatnya. Namun Railo terlambat, kini Hansel telah mengambil langkah seribu dan meninggalkan Railo.

"mwahahahha! Dah ah, Bye! Mau PDKT sama kakak syantiks!!" ucap Hansel seraya berlari menjauhi Railo.

"BODOAMAT! KALAU DITOLAK JANGAN NAGIS DIDEPANKU! Giraffa Camelopardalis (nama latin jerapah)" teriak Railo karena posisi Hansel yang telah lumayan jauh dari dirinya.

"Oh iya, pulang sekolah nanti barengan lagi yah" Hansel menghentikan langkahnya dan sedikit menolehkan wajahnya ke arah Railo.

"Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu" ucap Hansel penuh Rahasia.

ZZZRRRAAAAATTTTTT..

Ingatan Railo berubah. Kini ia melihat dirinya yang dipukuli, wajah ibunya yang penuh dengan air mata, serta genggaman ibunya di tangannya yang serasa dingin. Railo kecil menangis meraung-raung seraya menciumi tangan ibunya yang kini memucat dan dingin.

Railo membelalakkan matanya terbangun dari mimpi buruk yang baru saja dialaminya.

Jdugh!!!
Saat akan mengangkat kepalanya, sesuatu membentur kepala Railo.

Railo memegang kepalanya yang terasa sakit dengn infus yang masih melekat di tangannya dan menatap wanita berambut pirang dengan mata berwarna hijau yang juga memegang dagunya dan melihat ke arah Railo.

Wanita itu mendekat dan menghapus air mata yang keluar dengan deras dari kedua mata Railo. Bahkan Railo sendiri tidak sadar kalau dirinya sedang menangis.

"Kamu nggak papa? Selamat pagi" ucap wanita itu dengan senyum teduhnya.

"Hah?" Railo menatap wanita itu dengan serius.

"Gwaaaa! Kamu siapa!!? K-kenapa bisa ada di kamarku?" teriak Railo histeris seraya memeluk tubuhnya sendiri. Kesadarannya baru saja terkumpul, dan ia menyadari kalau ia tidak mengenal wanita yang saat ini berada di kamar rawatnya.

"Kamu siapa?" tanya Railo, kali ini lebih tenang.

"Aku... Hantu penunggu kamar ini!" ucap wanita itu dengan senyum indah yang menghiasi wajahnya.

SAAT INI

Railo langsung mendudukkan tubunya. Bulan yang berada di dekatnya, tersentak kaget karena Railo yang sebelumnya tidur dengan tenang, langsung tiba-tiba terbangun.

"Laila..... Hantu??" ucap Railo dengan tatapan kaget dan tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya di dalam mimpinya.

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang