Foto

51 3 0
                                    






Hansel berdiri membelakangi Sheela dengan kesibukannya mengobrak abrik lemari Railo.

"Hans? Itu... Album foto?" tanya Sheela saat Hansel mengangkat sebuah album dengan sampul warna biru dengan ikatan bunga pada sampulnya membuat buku itu tampak lucu.

Ah.. Ini sedikit mengerikan ya. Aku bisa teringat masa-masa itu lagi batin Hansel dengan keringat dingin yang membasahi pelepisnya.

"Album foto Railo? Aku boleh lihat?" kini Sheela telah berada tepat di samping Hansel dengan baby eyes yang ia tunjukkan ke Hansel.

"Sini duduk, jangan ngasi muka gitu dong" ucap Hansel seraya menarik lengan Sheela untuk mengikutinya duduk di lantai pinggiran ranjang.

Hansel membuka sampul album itu,

Hansel membuka sampul album itu,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Waah... Baby Railo, manisnya. Ini 3 bulan?" tanya Sheela dengan tatapan tertuju kepada album yang berada di tangan Hansel. Tanpa sadar, kini tubuh mereka begitu dekat.

Hansel memalingkan wajahnya, kini wajah tampannya bersemu merah.

Karena gemash, Sheela akhirnya merebut album foto milik Railo dan menguasainya seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena gemash, Sheela akhirnya merebut album foto milik Railo dan menguasainya seorang diri.

"Uuuhhh manisnyaaa... Gemash deh" sayang, sekarang dia sudah tiada batin Sheela. Kini wajahnya tampak sendu.

"Hmm? Anak ini pirang" kata Seheela seraya menunjuk sebuah foto anak laki-laki yang terlihat seumuran dengan Railo dan berdiri di dekat Railo.

"Hmm? Anak ini pirang" kata Seheela seraya menunjuk sebuah foto anak laki-laki yang terlihat seumuran dengan Railo dan berdiri di dekat Railo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bule... Reihan, anak ini siapa? Matanya unik, terbagi dua warna. Heterochromia?"

"Hah..." Hansel hanya melirik foto itu tanpa merespon pertanyaan Sheela.

"Reihan?" hmm tumben nggak ngambek aku panggi Reihan batin Sheela seraya terus menatapa ke arah Hansel yang hanya menatap foto yang berada di tangan Sheela dengan tatapan kosong.

"HANS!!" panggil Sheela seraya menepuk keras bahu Hansel yang sukses membuat Hansel terlonjak kaget.

"Hei! Jangan bengong" tegur Sheela saat ia lihat kesadaran Hansel telah terkumpul sepenuhnya.

"Ah maaf. Kenapa kak?"

"Anak bule ini siapa?" Sheela mengulang pertanyaannya seraya menunjuk seorang anak laki-laki berambut pirang itu.

"Ah. Mmm nggak tau" Hansel bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah meja belajar Railo.

"Tapi kalo dipikir-pikir, disini Railo berumur 6 tahun. Apa dia bisa ngomong sama bule, pake bahasa Inggris?" tatapan Sheela tak lepas dari album foto.

"Railo itu udah jago bahasa Inggris dari kecil kak. Kan sudah ku bilang, oma itu half-british"

"Ah oh iya ya. Kira-kira anak ini dari mana ya?" Sheela merasa tidak asing anak berambut pirang yang ada di foto itu.

"Jerman" ucapan singkat Hansel menarik perhatian Sheela.

"Hm? Kamu tau? Berarti kenal?" tatapan Sheela mengikuti pinggung Hansel yang kini berada di depan lemari tempat penyimpanan buku milik Railo.

"Nggak. Railo pernah cerita"

"Oh. Kupikir..."

Krek...
Pintu lemari yang dibuka Hansel membuat decitan singkat. Sebuah kertas jatuh dari dalam lemari saat Hansel membukanya.

Hansel meraih kertas itu yang ternyata sebuah foto. Foto 3 orang anak kecil yang masih berumur 6 tahun. Dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan dengan senyum cerianya. Mereka bertiga tampak bahagia di foto itu.

DEG...

jantung Hansel serasa berhenti berdetak. Matanya melotot menatap foto itu. Kenangan indah, hingga kenanagan buruk menari-nari di kepalanya. Ditambah perasaan menyesal diliputi rasa bersalah seakan meremas kuat jantungnya.

Hansel tak dapat lagi menopang tubuhnya. Ia ambruk ke lantai, dengan tubuh gemetar.

"Ah. Foto ini ghk sial! Kenapa harus sekarang" gumam hansel tidak begitu jelas.

"Hans?"

"Maaf... Maaf.... Maaf..." kini Hansel meremas kepalanya dengan kuat. Pipinya kini basah oleh air mata serta tubuh yang bergetar hebat.

"Reihan!" Sheela yang melihat itu langsung berlari dan ikut berlutut di hadapan Hansel.

"Kamu kenapa?" kenapa tiba-tiba badannya gemetar semua? Sheela merangkul bahu Hansel mencoba untuk menenangkannya.

"Maaf... Maaf... RAILOOO.... HANAAA.... HAH..HAH HENTIKAAAANNNN.... SEMUA SALAH KU... SALAH KU...." Hansel semakin histeris. Ia menutup telinganya, keningnya kini dibanjiri keringat, dadanya naik turun dengan cepat, dan air mata yang semakin deras mengalir di pipinya.

Hana siapa? Salah mu? Sheela menatap Hansel dengan tatapan sendu. Ia merasa kalau itu bukan salah Hansel, meskipun sebenarnya ia tak tau apa maksud perkataan Hansel, tapi yang pasti dan sangat ia yakini, itu semua bukan kesalahan Hansel.

"Hansel.... Bukan... Bukan salahmu" ucap Sheela lembut seraya memeluk Hansel berusaha menyalurkan ketenangan ke tubuh Hansel.

Aku yang seharusnya minta maaf batin Sheela.

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang