Kasih Tau Nggak Yah?

49 3 0
                                    

"Bantulah aku" ucap Hansel seraya berdiri dan membungkukkan badannya.

Laila tertegun melihat Hansel melakukan hal itu.

"Baiklah" ucap Laila singkat yang sukses membuat Hansel mengangkat wajahnya dengan tatapan berbinar-binar.

"Wah Asli?" tanya Hansel dengan kesenangan yang tak dapat ia sembunyikan.

"Hmmh! Nggak usah sampai nunduk-nunduk gitu atuh" ucap Laila merasa tidak enak. Mirip Railo batin Laila.

"Mm!" ucap Hansel seraya kembali mendudukkan bokongnya ke kursi yang berada di hadapan Laila.

"Hehehe. Tapi tunggu aku habisin semuanya dulu ya. Kalau mau, ambil aja yaah!" ucap Laila seraya memegang dua garpu di tangan kanan dan kiri dan mulutnya yang kotor akibat cara makannya yang terlalu bersemangat.

"E-eh! Iya... No thank you. Jangan ngomong sambil makan! Ya ampun!" ucap Hansel yang tidak begitu suka dengan perempuan dan apapun yang berantakan.

"Mas! Boleh tambah lobster bakar dan gurame gorengnya satu?!" teriak Laila ke arah pelayan yang berdiri tidak jauh dari mereka berdua.

Serius masih mau nambah lagi? Goddes of  button!!(dewi pelahap) Bentar-bentar. Barusan Ikan....?!!! Batin Hansel.

Hansel terlonjak kaget saat pelayan menyimpan ikan utuh di hadapannya.

"Ini yang terakhir ya ka-k-k kenapa mukamu jadi begitu?" tanya Laila ke Hansel yang wajahnya kini memerah, mata melotot, serta bibir bawah yang digigit.

I-ikan Gurame! Kepalanya... Utuh!! M-matanya! Hansel berperang dengan ikan gurame itu di dalam pikirannya. Ia merasa terintimidasi saat menatap mata ikan itu. Ia paling anti yang namanya ikan.

"K-kalau udah selesai panggil aku yah" ucap Hansel seraya berpindah tempat membelakangi Laila.

Takut ya? Batin Laila.

Seseorang menepuk bahu kanan Laila. Saat ia berbalik, ternyata Railo yang melakukannya.

"Waiwo? (Railo?)" ucap Laila, namun untung saja mulutnya sedang penuh sehingga perkataannya tidak dipahami oleh Hansel.

"Shhh" Railo meletakkan jari telunjuknya di depan bibir sebagai isyarat agar Laila tidak bicara kencang-kencang.

Railo menunjuk dirinya sendiri, lalu menyilangkan tangannya, dan menunjuk ke Arah hansel. Laila mengerti apa yang dimaksud Railo.
Railo tidak ingin dirinya memberitahu Hansel tentang Railo.

"You left me" ucap Railo tanpa suara, namun gerakan bibirnya dapat dibaca oleh Laila. Railo menggigit bibir bawahnya tanda kalau dirinya sedang kesal.

"Lucu! Sipp jangan khawatir Rai!" ucap Laila tanpa suara dengan jempol yang ia acungkan ke Railo.

Hmm, perasaanku nggak enak batin Railo yang melihat tingkah Laila.

Laila berdiri dan meniggalkan Railo seraya membawa piring berisikan tulang ikan.

"Kakak! Kakak! Aku mau cuci tangan dulu yah!" ucap Laila seraya berjalan ke samping Hansel.

"Iya" ucap Hansel tanpa menolehkan kepalanya ke Laila.

"Ikan guramenya masih ada sedikit, mau?" tanya Laila seraya menyodorkan piring yang berisiskan tulang-tulang ikan.

"NGGAK MAU!! JAUHKAN DARIKU!" teriak Hansel histeris. Laila berjalan menjauhi Hansel dengan membawa piring berisikan tulang-tulang ikan itu  seraya bersenandungria.

Jahat! Batin Hansel.

"Ugh..!! Apa-apaan itu? Memalukan, kenapa jadi separah ini?" gumam Hansel seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Hansel teringat pada kejadian beberapa tahun silam. Saat ia berada di sungai, dan bayangan seorang gadis berambut panjang yang hanyut bersama arus sungai, serta seekor ikan membuatnya kembali merasakan trauma itu. Maafkan aku...Hana.. Batin Hansel merasa bersalah karena tidak mampu menolong gadis bernama Hana itu. Tangan hansel sampai gemetar mengingat kejadian mengerikan itu.

Hansel menormalkan perasaannya dan berdiri menuju kasir.

"Permisi  mbak. boleh minta bill nya?" tanya Hansel kepenjaga kasir. Sang penjaga kasir itu langsung mengetikkan sesuatu di atas komputer, dan angka yang keluar dari monitor  mengagetkan Hansel. Bagaimana tidak, jumlah yang harus ia bayar adalah Rp.680.000.

Lobster yah. Pasti gara-gara lobster. Terkutuklah kau lobster! Batin Hansel seraya menatap layar monitor itu dengan tatapan tak percaya.

"Mbak, bisa debit kan?"

"Bisa. Sebelah sini mas" ucap sang kasir dengan ramah.

Hansel berjalan ke luar restaurant,

"Ya tuhan, tegarkanlah hambamu ini. Seperti ingin berkata kasar.!  Mana dari tadi tuh anak belum keluar-keluar" gumam Hansel seraya membentur-benturkan kepalanya ke tembok beton di depan restaurant.

"Jangan-jangan!" Hansel menghentikan aksinya membentur-benturkan kepala, lalu mengintip ke dalam restaurant melalui kaca depan.

"Ada yang bisa dibantu mas?" tanya seorang pelayan perempuan yang bingung melihat tingkah Hansel.

"Ah- iya, ini mbak. Bisa tolong cek temen saya yang ada di toilet perempuan? Err... Rambutnya panjang sepinggul warna soft amber, dikepang satu. Bajunya putih polos, dan rok chiffon warna kuning pastel di atas lutut, pake sepatu warna putih" ucap Hansel menjelaskan ciri-ciri Laila dengan detail.

"Dari tadi belum keluar soalnya" ucap Hansel kemudian.

"Boleh kok mas, asalkan ada...." belum sempat wanita itu melanjutkan kata-katanya, Hansel yang peka dengan masud sang pelayan langsung menyimpan uang sebesar Rp.50.000 ke tangan pelayan wanita itu.

Bye bye uangku, you little batin Hansel.

Pelayan wanita itu langsung meninggalkan Hansel. Tidak lama kemudian, ia kembali seorang diri ke hadapan Hansel. Hansel menatapnya dengan tatapan bingung.

"Maaf mas, gak ada. Barusan saya cari di semua bilik kamar mandi juga nggak ada. Ng- barusan saya tanya temen saya, katanya barusan dia ngeliat cewek itu keluar lewat pintu belakang" ucap pelayan wanita itu pelan seraya tertunduk.

"Ok. Makasih mbak" ucap Hansel datar.

Aku ditinggalin yaah. Hhhhh si*lan batin Hansel, kini ia tak bisa lagi menahan kata-kasar yang sedari tadi sangat ingin ia ucapkan itu.

"Duuuhhh. Maaf ya mas, nggak bisa bantu cogan. Hiks" ucap pelayan wanita itu yang tiba-tiba menangis.

"Hah?! Nggak papa mbak, bukan salah mbak juga kok" ucap Hansel menenangkan wanita yang menurutnya sangat aneh itu.

"Kalo gitu..." ucap wanita itu ragu.

Mau ngembaliin duit? Batin Hansel. Ia begitu berharap agar uangnya dikembalikan, ia telah banyak mengeluarkan uang untuk hari ini dan ia sama sekali tidak mendapatkan informasi apapun soal Railo.

"Boleh foto bareng yah mas? Kayaknya saya pernah lihat foto mas di majalah deh! Jangan-jangan mas itu model? Artis? Ya ampuuunn! Bening banget sih mas" ucap pelayan wanita itu dengan semangat, sepertinya ia telah melupakan kesedihan yang tadi melingkupinya. Dan pupuslah sudah harapan Hansel.

"Kyaaa! Bla bla bla bla.............." wanita itu masih saja terus berbicara. Hansel merasa kesal, akhirnya ia merampas handphone yang berada di genggaman wanita itu.

"Ah!?" wanita itu kaget dengan aksi Hansel. Hansel mendekatkan dirinya ke wanita itu dan hal tersebut sukses saja membuat wanita itu diam melongo dengan mulut terbuka.

Hansel langsung saja memotret dirinya dengan wanita itu tanpa peduli jika wanita itu telah siap atau belum.

Hansel mengembalikan handphone wanita itu lalu bergegas meninggalkannya.

Ya Gusti! Wangi banget! Mamaah! Anakmu dapet rezeki numpuk hari ini! Gumam wanita itu seraya menutupi wajahnya yang memerah.

"Cewek itu! Awas aja kalau ketemu, bakal ku... (sensor, kata-kata yang di ucapkan tidak bagus untuk di baca😂)" gumam Hansel masih dengan langkah cepatnya.

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang