Tebakan

38 3 0
                                    

Karena terlalu gembira ingin memperkenalkan Railo dengan 'seseorang', Laila sampai menabrak orang lain.

"Perkenalkan. Ini tuan......"

BLUGH!!!

Laila menabrak dada bidang seorang pria, yang pastinya bukan Railo.

"Ma-maaf. Barusan aku bengong" ucap pria itu seraya membungkukkan tubuhnya berulang-ulang.

"hehehe. Nggak papa, lainkali hati-hati yah" dadanya keras banget, hidungku serasa mau patah Laila mengelus-elus hidungnya.

"Maaf yaa" ucap pria itu lagi lalu berjalan meninggalkan Laila.

"cowok ini, kayak pernah lihat" gumam Railo.

Hiiiiyyyyyy! Mbaknya ngomong sama hantu? Padahal masi pagi gini. Tapi, suara barusan samar-samar seperti suara........ Railo??? Pria itu menghentikan langkahnya dan kembali menolehkan kepalanya ke Laila dan melanjutkan perjalanannya.

"Ah! Benar juga. Aku ingat cowok itu namanya....." Railo belum selesai dengan ucapannya, Laila langsung memotong.

"Railo.... Perkenalkan orang ini! Tuan Beo!" ucap Laila dengan senyum indahnya dan seekor burung kakatua berwarna putih yang ia biarkan bertengger di tangannya.

"WOY! Dilihat dari mana juga itu bukan 'orang' tau! Bikin jantungan aja! Argh!" (Nggak. Hantu nggak jantungan) Railo cukup marah, karena merasa dipermainkan oleh Laila.

"Lagian dia itu kakaktua, buka beo! Beda jauh La"

Burung yang berada di tangan Laila terus-terusan memperhatikan Railo.

"Ahahaha dia jago ngomong loh" ucap Laila.

"Kakaktua siapa? Aku beo! BENJAMIN ERHART OSWALD!" ucap burung kakaktua itu denga lancar.

Emaaakkk! Dia beneran ngomong, dia juga bisa melihatku batin Railo.

"Hahahahha mantap! Tuan Beo, perkenalkan ini Railo Solita Alviano. Teman baruku" Laila memperkenalkan Railo dengan burung kakaktua itu. Sedangkan Railo sudah sedari tadi adu tatap kepada burung kakaktua itu.

>>Sunny pov<<

Aku terus berlari, berusaha agar bisa sampai dirumah dengan tepat waktu. Tapi suara yang sempat kudengar tadi benar-benar membuatku bingung. Ah, akhirnya sampai juga dirumah.

"Bundaaaaa! Aku pulang. Ini belanjaannya" ucapku mencari bunda yang tidak kelihatan.

Dari arah ruang keluarga, bunda keluar dengan tumpukan pakaian yang telah dicuci, namun belum disetrika.

"Sunny!! Telat huh!" oke, karena kecerobohanku, kini bunda marah. Aku mengambil tumpukan pakaian yang berada di tangan bunda sebagai tanda permintaan maafku.

"Eh? Ayah udah berangkat lagi?" tanyaku ke bunda.

"Udah! Baru juga 3 hari di rumah"

"Yah gimana bun, namanya juga kerja. Sini kubantu" kini setumpukan pakaian itu telah beralih ke tanganku.

"Serah! Bodo! Kususul dia besok pagi.  Ibu nitip  rumah sama adik-adikmu Sun!" ucap bunda lalu berjalan ke arah dapur. Sepertinya masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan bunda.

Aku bergegas menyetrika baju-baju yang kini telah kumasukkan kedalam keranjang. Satu setengah jam kemudian, akhirnya selesai. Semua pakaian telah tergantung dengan rapi dan wangi kedalam lemari.

Aku meraih handphoneku, aku buka aplikasi pesan dan mencari nama Hansel. Ah ketemu!

Hey Hans. Besok free kan? Datang ke kafe emakku ya, I kinda need ur help. Sekalian bawa gitar ya. Hehehhe :D
Pesan terkirim, dan tidak membutuhkan waktu lama akhirnya masuk balasan dari Hansel.

*paling sore bisanya, kenapa dah?

I just want to tell u something in person

*ambigu bngt njay!

Ahahha elu aja yg ambigu mulu ogeb!
:v wkwkkwkwk

*Yodah, besok jam 4/5 an kesana

Sipp

Setelah mengakhiri pesan dengan Hansel, aku menyimpan handphone ku keatas meja yang berada di sampingku.

Tebakanku benar nggak ya? Kalau benar suara yang kudengar tadi itu suara Railo, berarti dia nggak bisa tenang? Suara yang samar-samar kudengar tadi itu.... Berasal dari hantunya? Lalu ada kemungkinan cewek yang tadi kutabrak itu.... Adalah cewek yang diceritakan Hans yang tiba-tiba ada dikamar Railo waktu dia bangun di rs itu? Tapi what the hell!! Dia itu siapa?

AAAAAARRRRRRGGGGHHHHHH
BOCA TOMPEL ITU NGGAK MAU CERITAAAA!
GIMANA MAU PAHAM DAN BANTU DIA COBAA! Teriakku frustasi. Untung kamarku kedap suara, kalau tidak. Aku yakin bunda pasti sudah berada di depan pintu dengan sapu ditangannya.

Hantu......
Bentuk penyesalan manusia yang berkelana di dunia.
Demi mencari kepuasan atas rasa bersalahnya.
Atau memperbaiki kesalahan mereka.
Anak itu........
Kalau dia masih di Dunia, berarti ada 'sesuatu' yang tertinggal.
Walaupun baru sebentar mengenalnya, sebagai teman tentu saja aku ingin membantunya.
Karena itu aku membantu Hansel dan kak Sheela walaupun dari belakang.
Tapi apa benar Railo mau dibantu?.
Saat masih hidup juga, harga dirinya terlalu tinggi untuk meminta bantuan teman yang peduli padanya.
Apa sekarang kamu masih seangkuh itu Rai?

>>Author pov<<

"Railo... Perkenalkan dirimu pada tuan Beo!" desak Laila yang hanya melihat Railo yang sedari terdiam.

Kenapa aku harus kenalan sama burung? Pikir Railo.

"Nice to meet you!" ucap burung kakaktua itu dengan bahasa inggrisnya yang sangat fasih.

"WAAAA! INGGRIS?!" Railo merasa kagum dan kaget mendengar seekor burung berbicara menggunakan bahasa inggris.

"Hahahha! Kan udah ku bilang. Dia jago ngomong. Dulu aku sering ke sini sama papa dan mama. Sebenarnya aku kaget tuan Beo masih kenal padaku. Sudah lama aku nggak ke sini, semenjak mereka berdua pisah" ucap Laila dengan kesedihan yang terpancar jelas dikedua bola matanya.

"Maaf"

"Ahahha! Nggak papa. Udah lama kok, setiap orang kan punya keadaan mereka sendri-sendiri" kini kilatan kesedihan itu telah mulai menghilang digantikan dengan tatapan ceria.

Ugh! Laila, bagaimana nanti kalau dia tau kalau aku udah mati? Dia pasti bakal ngerasa kehilangan banget kan? Batin Railo.

"Ng- tuan Beo hebat juga ya. Ngomongnya jelas dan lancar" ucap Railo berusaha mengganti topik.

"Iya kan! Dia hebat banget ngomongnya!" ucap Laila kini benar-benar telah kembali ceria.

"hmm... Lebih hebat kamu yang ninggalin belajar buat nengokin kakaktua sih" ucapan Railo melenyapkan tawa dan wajah berseri ceria Laila. Kini wajah itu kembali dihiasi kesedihan.

A-aku salah ngomong! MAMPUS!! batin Railo yang menyadari kesalahannya.

"AKU. NGGAK. SUKA. BELAJAR!!!" Ucap Laila dingin dengan penekanan disetiap katanya.

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang