Kembali Ke sini

33 1 0
                                    

>>Railo pov<<

"Akhirnya ketemu, rumah ke duaku" ucapku seraya menatap bangunan rumah sakit dengan 10 lantai yang ada di hadapanku.

Dengan mengumpulkan keberanian, aku melangkahkan kaki memasuki area rumah sakit.

Aku begitu familiar dengan suasana ini....

Karena numah sakit adalah tempat tumbuhnya harapan dan keputusasaan....

Sejumlah orang merunduk dan tertawa...

Beberapa wajah yang anehnya cukup familiar di ingatanku...

Suster dan dokter yang dekat dengan oma.....

Bau anastesi yang samar-samar tercium dari koridor...

Lalu yang dapat kulihat sekarang...

Mereka yang waktunya telah habis...

Tapi menolak kenyataan dunia...

Dan...

Suara anak-anak yang bermain dan tertawa lepas.....

Namun terkadang lirih....

Perlahan-lahan semuanya kembali padaku. Padahal sebelumnya, badanku begitu ringan sampai aku bisa terbang. Tapi sekarang kakiku begitu berat, bahkan untuk melangkah.

Rasanya seperti grafitasi mendorongku masuk ke bumi. Padahal aku sudah mati, seharusnya aku nggak bisa merasa seperti ini. Dadaku begitu sesak...!

Kenapa aku bisa merasakan sakit bahkan sesak begini?! Padahal aku nggak perlu bernapas selama menjadi hantu!

"Uhuk.... Uhuk... Hah....." aku mencengkram kuat besi yang berada di sepanjang koridor. Rasanya begitu sakit, sesak, dan berbagai perasaan aneh lainnya yang menyatu.

Apa ini alasan Bulan melarangku?
Agar aku tidak memaksakan diri dan mengingat semuanya?

"Argh!" aku marah pada diriku sendiri.

Bahkan pandanganku sekarang mulai buram. Apa aku salah, karena memasuki tempat ini?
Apa aku bisa mengingat semuanya?
Atau aku akan menghilang seperti yang Bulan katakan?

Langkahku terhenti, di depan sana aku melihat Railo kecil yang berlari dengan ceria memeluk oma yang menyambutnya dengan senyum hangat. Bahkan ayah dengan bunda berada tepat di depanku, namun memunggungiku.

Apa ini ilusi?
Dari ingatanku dulu?
Tentang aku...
Oma....
Ayah dan bunda?

Kini seorang anak kecil berambut pirang dengan warna mata yang aneh menatap kearahku. Saat aku balik menatapnya, ia langsung memunggungiku dan berlari

"Tunggu!" teriakku.

Kaki! Bergeraklah! Aku punya firasat kalau aku harus mengikuti anak itu! Dengan merasakan sakit yang teramat sangat, aku tetap memaksakan kakiku untuk mengejar anak berambut pirang itu.

Aku merasa dia adalah potongan puzzle yang penting dalam ingatanku!

"hey! TUNGGU!" Teriakku berusaha menggapai anak berambut pirang itu.
Namun larinya begitu cepat, membuatku kewalahan

Sial! Seandainya aku bisa terbang, aku akan dengan mudah menangkapnya.

"BOCAH SI*L*N!" Teriakku saat dia berada tepat di depanku. Namun ZRAK! tanganku hanya meraih udara kosong.

"Hah.... Hah.... Hah...."

Saat aku membuka mataku, kini aku melihat seorang gadis. Namun penglihatanku masih buram.

"Laila?"

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang