Laila

47 2 0
                                    


«Ingatan Railo saat neberapa minggu sebelum ia meninggal»

Aku terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, selang infus terhubung ke tangan kananku. Kurasakan mataku basah, aku baru saja habis mengalami mimpi buruk. Saat aku terbangun dan langsung mendudukkan tubuhku karena kaget, kepalaku membentur sesuatu. Aku menengadah, dan seorang wanita cantik dengan senyum cerah, secerah mentari menghiasi wajah cantiknya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya wanita itu seraya menghapus air mataku.

"Kamu siapa?" tanyaku kepada wanita itu.

"Aku adalah hantu, penunggu ruangan ini" ucap wanita itu dengan wajah yang ia buat menyeramkan, namun yang jadi adalah wajah imut yang menggemaskan terpampang di wajah cantiknya.

"Kamu..... Kenapa kamu menyebut dirimu sendiri hantu?" tanyaku kepadanya, yang tentu saja tidak percaya dengan perkataannya.

"Bercanda tau. Kan ada orang hidup, tapi dianggap nggak tiada. Seperti hantu yang transparan" ucap wanita itu seraya memunggungiku menghadap ke jendela.

"Kamu sendiri, kenapa nangis? Kamu mimpi buruk? Wajahmu pucat banget tadi. Kamu sakit apa?" lanjutnya dengan sedikit melirik kearahku.

"Aku...." aku menggantungkan ucapanku,enggan mengatakannya.

"Ah. Kalau nggak mau kasih tau, nggak apa-apa. Apapun yang kamu derita, seberapa beratpun hidupmu, kamu harus tetap kuat! Harus tetap semangat menjalani hidup! Toh hidup kita cuma sekali bukan?"

***

Kini aku berada di taman rumah sakit. Wanita itu duduk di depanku. Kini kami duduk di atas rumput dibawah pohon.

"Namaku Railo Solita Alfiano" ucapku ke wanita itu.

"Namamu? Aku. Laila Kalyanna" ucapnya kemudian menyebutkan namanya, nama yang indah. 'Laila'

Ini adalah pertemuanku yang kedua dengan wanita itu, setelah kejadian waktu aku terbangun dari mimpi burukku.

"E-eh. Bentar-bentar! Awal kita ketemu itu.... Ng-ee.. Tiga.... Tiga bulan yang lalu kan?" tanya Laila.

"K-kamu dirawat sampai tiga bulan?! S-sebenarnya kamu sakit apa?! Kok bisa lama banget gini?!" Tanya Laila dengan kaget.

Aku memalingkan wajah, sebenarnya tidak ingin dan tidak suka jika membahas mengenai tubuhku.

"A-a... Salah!" ucap Laila, kulihat kini ia salah tingkah.

"K-kamu yang sehat ya! Cepet sembuh ya! Harus optimis! A-ayo semangat!" ucapnya menyemangatiku, aku yakin kalau itu hanya uapayanya untuk mencairkan suasana.

Yang sehat...
Cepet sembuh.....
Harus optimis.....
Semangat....
Gampang banget ngomongnya mbak. Batinku.

"Kata-kata manis itu murah ya, kenyataannya hidup nggak semudah itu. Menjalaninya nggak se-simpel itu. Seperti yang kamu bilang, padahal sudah tiga bulan berlalu. Tapi keadaanku nggak ada perubahan. Aku muak. Harus terus-terusan berada di rumah sakit" ucapku lalu merebahkan tubuhku keatas rumput, aku menutup mataku dengan lengan kananku, melindunginya dari sinar matahari yang menyilaukan.

"Aku benci tubuh lemah ini" lanjutku.

"Kamu bilang, kamu lemah. Tapi kamu udah bisa bertahan selama tiga bulan ini kan? Kalau begitu kamu nggak lemah! Kamu kuat!"
Aku mengigit bibirku mendengar perkataan Laila. Apa benar aku ini orang yang kuat? Batinku.

"Nggak apa-apa! Aku akan mendukungmu! Kamu pasti sembuh!"
Kurasakan pipiku memanas mendengar perkataan Laila.

"Kamu! Kenapa bisa ngomong kata-kata memalukan gitu dengan santai sih?!" ucapku lalu membalik tubuhku memunggungi Laila dan menutup wajahku yang kiyakini, telah sukses memerah.

"E-eh?! Memalukan gimana?! Jahat banget!! Aku lagi nyemangatin kamu tau!"

"Ya-itu!! Malu tau! Enteng banget ngomongnya!" aku belum berani menghadapkan tubuhku ke Laila.

"Padahal kamu nggak tau apa-apa tentangku. Tapi dengan gampangnya kamu ngomong begitu?!" aku tidak paham dengan diriku sendiri, kenapa aku marah?

"kalau gitu, kasih tau dong! Dasar! Udah baik-baik disemangatin juga!" ucap Laila yang ikutan marah.

"Kalau gitu, akan kuceritakan padamu tentang tubuhku ini" aku membangunkan tubuhku, dan mengahadap ke Laila. Menatap mata hijaunya lurus-lurus.

"Tubuhku ini...."

«Railo kini»

BEGOK!
GBLK!
Beneran kuceritakan semuanyaaa!!!?
Aku dulu mikir apaaaaa... Dasar begooooookkk!
Rahasia yang kusimpan selama ini dari Reihan dan orang-orang sekitar, tumpah begitu saja pada cewek 'random' yang baru dua kali ketemu!

Aku ingat, dulu aku benar-benar putus asa...
Terbutakan oleh rasa muak dikekang oma begitu saja di rumah sakit. Lalu tiba-tiba Laila datang dan mengubah 'fase' itu....
Tentu saja tanpa pikir panjang.....
Aku.....
Luluh.....
BEGO.....

Setelah itu, kurang lebih aku ingat bagaimana reaksi Laila.

Dia nggak bicara satu katapun, melainkan cuma diam dan menangis.

Tapi, setelah itu ia langsung menghapusnya.

Lalu...

Memberikanku sebuah senyuman...

Senyuman yang menyilaukan...

Hingga mampu mengusir semua kegelapan yang ada dalam diriku....

Dan membangunkanku dari mimpi burukku yang begitu menyiksa ini....

Sampai akhirnya nanti aku sadar....

Bagaimana kehadiran Laila mengubah hidupku untuk selamanya....

Ghost Dilema [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang