waktu itu aku hanya gadis remaja dua belas tahun, yang terlalu polos untuk melihat kejamnya dunia.
hidup dengan keluarga harmonis dan penyayang membuatku lupa bahwa hidup seperti roda berputar. tidak ada yang tahu kapan semua kebahagian itu lenyap dalam sekejap mata.
dan aku mengalaminya..
Penderitaan ku di mulai saat itu.. saat dimana aku jatuh pada seseorang untuk pertama kalinya.
Bukan hanya satu masalah yang membuatku kian menderita, bahkan masalah terus bertambah seiring berjalannya waktu berlalu.
Tak pernah ada alasan jelas kenapa aku disembunyikan dari semua orang.
Aku selalu merasa sendirian dan kesepian..
Ku lewati masa remaja seorang diri di perasingan yang dikirim ayahku, tanpa tahu kapan semua berakhir.
Lalu aku bertemu dengannya lagi...
Kehidupan ku kembali kacau saat tanpa aku inginkan, aku terjerat pada sebuah hubungan tanpa dilandaskan kepercayaan dan cinta..
Dan aku kembali terluka untuk kesekian kalinya..
Kehidupan yang aku kira membaik setelah aku kembali malah menghantarkan ku pada sebuah kenyataan yg tidak pernah aku bayangkan.
Sedikit demi sedikit kebenaran mulai terkuak. Keberadaan ku mulai diketahui. Dan kenyataan itu mulai membunuhku secara perlahan.
Saat semesta mulai berbaik hati memberikan setitik kebahagiaan saat bersama dirinya, saat itu juga takdir memisahkan semua.
Dan pada akhirnya itu semua hanya tinggal penyesalan.. dan semuanya kembali pada Sang Penguasa semesta bagaimana membagikan peran pada setiap umatnya..
***
aku seperti orang kebingungan menatap sekitar ku saat ini. semua terasa berputar-putar dalam bayanganku yang membuat kepala ku begitu sakit. aku meringis masih dalam memegang kedua kepalaku. saat sakit nya mulai berkurang aku baru bisa melihat apa yang ada disana.
aku melihat diriku remaja yang berlarian melintas di depanku dengan pekikan bahagia wajah yang berseri. pancaran matanya begitu kelihatan bahagia
apa-apaan ini semua?
aku mulai mengikuti diriku yang remaja berjalan kearah tengah ruang keluarga dengan perasaan bingung. disana diriku remaja memeluk seseorang dengan bahagiannya.
"Ayah, pulang! Oppa, cepat kesini !."
"anak Ayah bahagia sekali ayah pulang." elus ayah di puncak kepala anaknya.
aku seperti melihat sebuah rekaan adegan diriku dulu. aku langsung menoleh kesamping saat mendengar langkah kaki mendekat. aku langsung mengkaku saat sosok yang begitu aku rindukan berlalu di depan mataku.
"tentu saja anak ayah ini bahagia sekali. ayahnya pulang tepat saat ulang tahunnya."
mataku berkaca-kaca. eomma...?
"dia bahagia kerena menunggu kado dari ayah." junmyeon oppa datang dari arah belakang eomma.
"oppa !"
suara gelak tawa terdengar disana. aku kembali memejamkan mata saat kepalaku kembali sakit. sekitarku tadi kembali berputar. aku benar-benar tidak tahu ada apa dengan semua ini. kenapa aku melihat adegan masa lalu diriku dulu.
gelap. yang pertama kali ku lihat sekeliling setelah aku kembali membuka mata. ini seperti sebuh gudang. aku lalu mulai kembali melangkah saat mendengar suara tangisan kecil.
aku mendapati diriku remaja sedang tersungkur dibawah lantai yang kotor. disana ia tidak sendiri, ada tiga orang, yang tepat berdiri di depannya.
"j..jangan s..sakiti a..aku."
aku menyentuh dada ku yang nyeri mendengar lirihan suara itu penuh dengan kesakitan
"sudah jelek, tidak tahu malu lagi. dengar ya buruk rupa sekali lagi kau tidak menuruti perintahku, habis kau!."
tangan ku terkepal kedua sisi. aku bisa melihat dari sini bagaimana kondisi ku yang tidak baik-baik saja disana.
"dan satu lagi, jangan pernah bermimpi sunbae itu akan menyukaimu. kau harus berkaca untuk melihat dirimu itu menjijikan, hahaha."
"ayo kita keluar dari sini. dan awas jangan sampai kau mengadu. kalau tidak, habis kau."
dengan langkah pelan ku datangi diriku remaja yang masih tertunduk dengan isakan tangis yang ditahan. kondisinya memperihatinkan. seragamnya kotor dan ada luka lecet di beberapa tempat.
saat aku ingin menggapainya, sakit itu kembali datang. aku tidak tahu kemana lagi diriku dibawa oleh masa lalu.
aku kembali dibuat linglung saat aku sudah berada di pinggir jalan raya dengan suasana gelap karena malam sudah menyapa.
tempat ini...
aku kembali merasa aneh dengan tempat ini, ku mulai melangkah ke tengah jalan dengan pelan. dada ku nyeri tanpa ada alasan. saat tepat diriku berdiri di tengah jalan raya, sebuah mobil melaju dengan kencang disana.
aku berdiri kaku tanpa bisa menghindar, ku pejamkan mata saat mobil itu sudah hampir didepan mata.
eomma...
aku tidak merasakan apapun, tapi tanpa sadar air mata ku menetes tanpa bisa aku cegah.
aku mulai membuka mataku saat suara hantaman keras terdengar dibelakangku.
jantungku rasanya berhenti berdetak saat ku lihat diriku remaja sudah tergeletak di aspal dengan penuh luka-luka tubuhnya.
"e..eom..mmaa..." lirihnya tersedat.
saat itu juga aku dengan reflek berbalik. aku langsung terduduk di jalan sambil membekap mulutku saat melihat mobil itu meledak.
"eomma.." kataku dengan bibir bergetar.
aku ingin berlari kesana tapi aku tidak bisa. kaki ku terlalu lemas. air mata ku kian deras. dada ku kian sakit menatap api yang menyala terang di tengah kegelapan.
"e..eommaa.."
lirihan itu membuatku menoleh kearahnya. ku lihat diriku saat itu menitikan air matanya menatap kedepan. ku lihat diriku remaja mencoba menggapai-gapai kearah depan seakan bisa menarik eomma dari sana.
"j..jang..an t..ting..ga..kan j..jess..si e..eomm..ma.."
aku menangis tersendu-sendu melihat kondisiku dulu, aku hnaya bisa memeluk diriku sendiri tanpa bisa berbuat apa-apa.
"eomma.."
"eomma.."
"EOMMA.."
aku langsung terbangun dengan nafas tersenggal-senggal. aku menatap sekitar, saat itu juga aku mengusap wajahku kasar. aku berada di dalam kamar ku.
mimpi buruk itu datang lagi. batinku.
aku mengambil air putih yang ada di atas nakas dan saat itu juga aku mengurungkan niatku untuk minum.
"satu minggu lagi.." lirihku.
aku menatap kosong pada kalender meja tepat menatap tanggal yang sudah diberi tanda disana.
"harus kah aku kembali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Camouflage
Fanfiction[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari dan disitulah bukan diriku saja yang bisa terluka. Namun dirinya juga... - Kim Ye Na (Private some...