PERINGATAN! INI KHUSUS UNTUK 17 TAHUN KE ATAS. SEKALI LAGI UNTUK 17 TAHUN KE ATAS. JADI DIHARAPKAN UNTUK KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA, YANG MASIH NYOLOT JUGAA MAU BACA, DOSA MINRIK DITANGGU KAMYU SAYANG.
**
(Namakamu) tersenyum dengan bahagianya saat ia kembali menempati kursi kerjanya kembali, ia melihat memo-memo berwarna-warni itu yang menempel di dinding kubikelnya, catatan-catatan mengenai tugas-tugas agar ingat.
Ia bahagia dengan pekerjaannya kembali, namun langsung menurunkan senyumnya saat melihat Iqbaal yang keluar dari ruangannya sembari membawa file di dalam genggamannya, kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu sajalah.
(Namakamu) menghidupkan komputernya, ia harus mencetak ulang file yang waktu itu dia koyak-koyakkan itu.
Iqbaal mendatangi meja kerja (Namakamu), ia dengan sopan meletakkan file-file itu di atas meja kerja (Namakamu).
"Ini, file yang harus dikasih klien hari ini, gue udah tanda tangani, tinggal dipresentasikan aja." Iqbaal menjelaskannya secara baik-baik kepada (Namakamu).
"Oke, Pak. Ada lagi?" tanya (Namakamu) yang mulai membuka file itu, ia mulai mempelajari file itu.
Iqbaal mengusap tengkuknya dengan serba salah, ia melirik ke arah karyawan di samping (Namakamu) tampak terkejut dan mengalihkan tatapannya ke arah komputernya. Iqbaal menatap (Namakamu) dengan memperdekat jaraknya dengan (Namakamu), (Namakamu) melirik Iqbaal heran.
"Kancing kemeja lo terbuka," ucap Iqbaal dengan suaranya yang ia kecilkan.
(Namakamu) melirik kemejanya, belahan dadanya kelihatan. Dengan segera (Namakamu) mengancinginya, Iqbaal pun menjaga jarak dengan (Namakamu), lalu pergi memasuki ruangannya dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana kainnya.
(Namakamu) menutup kedua pipinya merona, ia malu.
**
Iqbaal melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 5 sore, ia memijit tengkuknya yang terasa kaku, sangking fokusnya dengan pekerjaannya membuat dirinya lupa jam. Iqbaal pun memeriksa ponselnya, mana tahu ada pesan dari keluarganya atau partner bisnisnya.
Terdapat satu pesan darik adik perempuannya, Miska.
Miska : Bang
Iqbaal : Apa, Dek?
Miska : Kuota Miska udah habis, bagi uang dong, Bang.
Iqbaal : Bukannya baru 2 hari yang lalu diisi, ya?
Miska : Habis buat tugas, Bang.
Iqbaal : 12 GB, Mis. Dan lo bilang habis buat tugas? Tugas apa? Negara?
Miska : Tugas mengurus suami acu dong, Oppa Suho.
Iqbaal : Nggak ada! Harus tunggu 1 bulan dulu baru bisa beli lagi.
Miska : Ish.. Abang pelit! Aduin ke Mama nih! Mau?
Iqbaal : Aduin sono!
Miska : *read*
Iqbaal menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik perempuannya yang terakhir ini, manja kepadanya, pecinta Korea bahkan cita-citanya ingin memakan kimchi dari negri gingseng tersebut. Iqbaal hanya menghela napasnya, ia harus segera pulang. Tapi, kembali terhenti saat ponselnya kembali menunjukkan sebuah pesan dari anggota keluarganya.
Iqbaal membuka pesan dari Mamanya.
Mama sayang : Bang, perusahaan kita udah bangkrut?
Iqbaal : Kok gitu, Ma?
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Little Family
FanfictionCover by : @-Ventum "Gue punya teka-teki buat lo." Iqbaal mengernyitkan dahinya. "Apa?" "Kenapa 'why' selalu 'always'?" tanya (Namakamu). Iqbaal tersenyum manis, "karna lo bego!" "Lo yang bego! Malah ngatain gue. "