14%

7.3K 975 128
                                    

(Namakamu) melihat Iqbaal yang berjalan berdua di depannya bersama Salsha, perempuan yang memeluk Iqbaal itu. (Namakamu) pun hanya mengikuti ke mana arah perjalanan mereka, rasa lapar yang ia rasakan tadi membuatnya kini menjadi kenyang seketika saat melihat adegan berpelukkan, sepertinya ini bisa membuatnya diet, diet makan hati.

Tanpa (Namakamu) sadari, seorang laki-laki tampan yang menemani Salsha itu kini sejajar dengannya, (Namakamu) hanya fokus kepada kedua kakinya yang saling melangkah.

"Hkm.."

(Namakamu) mengangkat kepalanya menatap suara bass yang berdehem tadi, (Namakamu) menoleh ke arah sampingnya seketika ia tersenyum ramah. Alwan – lelaki tampan- itu terlihat tersenyum membalas senyum ramah (Namakamu).

"Kamu istrinya si Iqbaal?" tanya Alwan membuka percakapan yang terasa canggung itu.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya dengan senyum manisnya, "iya, kalau kamu—"

Alwan seketika menjulurkan tangannya ke arah (Namakamu) dengan senyuman manisnya juga, "Alwan Reyaldi. Panggil aja Alwan, senang bertemu dengan kamu," ucap Alwan dengan penuh tulus.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya sembari membalas juluran tangan Alwan, "nama aku, (Namakamu) Larvinda. Panggil saja, (Namakamu)," balas (Namakamu) tak kalah ramah.

Alwan adalah seseorang yang mudah berteman dengan siapa saja, dia merupakan laki-laki yang fleksibel dalam kawasan lingkungannya. "Halo, (Namakamu)."

"Halo juga Alwan."

Bertatapan sebentar kemudian tertawa karena merasakan terlalu kaku untuk mereka. "Gue – lo aja kali, ya? Sumpah, gue nggak terbiasa dengan aku-kamu, serasa aneh gitu," lanjut (Namakamu) dengan tawanya.

Alwan pun mengangguk setuju, "gue juga gitu, sih. Oh iya, umur lo berapa?" tanya Alwan sembari berjalan dengan santainya di samping (Namakamu).

"Umur gue? 25 tahun. Tua, ya?" balas (Namakamu) yang sedikit melupakan rasa panas di hatinya.

Alwan menggelengkan kepalanya," lebih tua gue kali, gue udah hampir kepala 3. " Alwan menunjukkan angka 3 kepada (Namakamu).

(Namakamu) mengernyitkan dahinya, "udah nikah?" tanya (Namakamu) penasaran.

"Masih cari yang cocok aja, sih. Lagian juga masih betah kaya gini," jawab Alwan menaikkan kedua bahunya.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya, "ini sekarang kerja atau gimana?"

"Gue kerja kok, cuma pekerjaan gue itu lebih ke pindah-pindah tempat."

(Namakamu) pun kini memperlambat langkah kakinya, "emang lo kerja apa?" .

Alwan tersenyum melihat (Namakamu) yang penasaran, "emang tampang gue nggak terkenal, ya?" Alwan sedikit mendekatkan wajahnya kepada (Namakamu).

(Namakamu) memundurkan wajahnya sedikit, "joki penjara?"

Alwan tertawa seketika mendengar jawaban (Namakamu), (Namakamu) semakin bingung. "Kok ketawa?" tanya (Namakamu) bingung.

Alwan menghembuskan napasnya saat tawanya mulai reda, "memang sih joki penjara lagi-lagi butuh-butuhnya. Tapi, pekerjaan gue halal kok, patut dikasih penghargaan sama Negara."

"Apaan, sih? Jangan tebak-tebakkan,dong. Otak gue susah nangkap," protes (Namakamu) dengan tangannya menggaruk pelipisnya.

Alwan melirik ke arah sahabatnya, Salsha yang masih fokus kepada Iqbaal bahkan kini sudah bergandengan tangan. Ia pun melirik ke arah (Namakamu) yang masih membutuhkan jawabannya.

Be a Little FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang