21%

9.1K 1.1K 258
                                    

WARNING: 17 TAHUN KE ATAS!

**

Maldives tempat bulan madu yang dituju oleh Iqbaal dan (Namakamu). Dan akibat pertengkaran mereka yang singkat itu, Alwan dan Salsha benar-benar ikut. Iqbaal melepaskan kacamata hitamnya yang sejak tadi bertengger di matanya. (Namakamu) tersenyum bahagia melihat di sekeliling mereka adalah laut biru, ia melihat atap-atap penginapan itu yang dihiasi dengan jerami-jerami. (Namakamu) kali ini menyukai pilihan Iqbaal.

Iqbaal berjalan di belakang (Namakamu) sembari menarik kopernya, rambut lebat hitam legamnya ini pun dimainkan oleh angin-angin laut, ia memakai kemeja putih tipis, dan celana jeans hitamnya. Ia terlihat tampan dengan stel bajunya.

(Namakamu) dengan pakaian model sabrina yang berwarna dongker, memakai topi pantainya yang menghalangi sinar matahari, rok mininya yang terlihat cantik pas untuknya, sepatu bertali berwarna putihnya yang menghiasi kaki mungilnya, serta kopernya yang ia tariknya. (Namakamu) akhirnya melepaskan senyuman manisnya yang bahagia untuk pertama kalinya.

"Wan, kalau ada tsunami di sini kayanya lo adalah orang pertama yang selamat deh," ucap (Namakamu) sembari menyenggol pelan lengan Alwan yang mulai berotot itu. Alwan menggelengkan kepalanya dengan pelan, ia terkekeh.

"Gue perenang jarak pendek, (Namakamu)," balas Alwan sembari menarik ujung rambut (Namakamu).

(Namakamu) yang merasakan tarikkan itu dengan segera menendang kaki Alwan, Alwan hampir jatuh, tetapi lebih terkejut.

"Jangan tarik-tarik rambut gue!" protes (Namakamu) kepada Alwan. Alwan menatap (Namakamu) dengan terkejut. "Gila, kuat banget tendangan lo," balas Alwan terpukau.

(Namakamu) mulai melihat-lihat nomor pintu kamarnya. "Gue juga bisa kali buat lo masuk rumah sakit," gumam (Namakamu) sembari mencari nomor kamarnya.

Alwan sekarang benar-benar merubah pandangannya kepada gadis mungil itu, dia bisa berantam?

Salsha terlihat cantik dengan gaun pantainya, ia lebih terlihat feminim dengan gaun pantainya. Ia menarik kopernya bersama dengan Iqbaal. "Dari mana lo dapat ide liburan ke sini, Baal?" tanya Salsha dengan senyuman manisnya.

Iqbaal berjalan dengan salah satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, ia menatap (Namakamu) sudah memasuki kamar terlebih dahulu, "hmm.. dari Aldi, Sal," jawab Iqbaal dengan suara beratnya.

Salsha menganggukkan kepalanya, Iqbaal melihat Alwan juga telah menemukan kamarnya. Iqbaal pun menarik kopernya untuk menuju kamarnya dengan (Namakamu). Salsha pun harus menerima jika Iqbaal harus satu kamar dengan (Namakamu).

"Gue duluan, ya." Kemudian Iqbaal pun meninggalkan Salsha yang menatapnya dengan sedih. "Kapan gue bisa ikut dengan lo?" bisik Salsha pelan.

**

(Namakamu) hampir melompat saat melihat bagaimana isi kamar dia, begitu jauh dari ekspetasinya. Ia dengan cepat memasuki kamar tidurnya yang di sampingnya ada jendela panjang dengan pemandangan laut biru jernih itu, (Namakamu) jadi ingin tinggal di sini. Ia pun berjalan menuju jendela itu, ia membukanya dan merasakan begitu sejuknya di sini.

"Kenapa Mami sama Papi nggak di sini aja sih lahirin gue? Pasti kalau gue lahir di sini, pertama kali keluar dari perut Mami, gue nggak nangis, tapi langsung berenang. Apaan sih." (Namakamu) tertawa dengan ucapannya sendiri.

(Namakamu) melangkah keluar jendela itu, ini seperti balkonnya. Ia melihat ada ayunan jaring yang tersedia beberapa bantal di sana, ini untuk berjemur. (Namakamu) semakin jatuh cinta dengan semua ini, ingin rasanya ia pindah kewarganegaraan saja.

"Pokoknya gue harus foto di setiap sudut Maldives. Semuanya itu berseni, jangankan lautnya, bahkan tong sampahnya aja berseni tinggi. Gila, gue harus cari kerjaan di sini pokoknya!" ucap (Namakamu) sembari melihat-lihat sekeliling balkonnya.

Be a Little FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang