23%

8.9K 1.1K 185
                                    

Dan pada akhirnya, mereka pun memulai kegiatan liburan pertama mereka yaitu berenang di pantai.

Tempatnya nyaman, tidak ramai, dan fasilitasnya memuaskan. (Namakamu) tidak terlalu lagi merasakan nyerinya, hanya sekali-sekali saja saat gerakan tidak nyamannya mulai muncul. Kini, dia masih memakai gaun pantainya itu beserta kardigannya, ia berencana hanya bersantai sembari menatap Iqbaal, Alwan, dan siluman biawak itu berenang. Namun, melihat airnya begitu jernih dan berwarna biru membuatnya tergoda untuk merasakan suhu air tersebut, dan mencari-cari cangkang-cangkang kosong untuk dijadikan pernak-pernik.

Iqbaal datang dengan celana pantainya, memakai kaos polonya berwarna putih, beserta kacamata hitamnya untuk menghindari dari sinar matahari. Rambut hitam legamnya dimaninkan oleh angin pantai itu.

(Namakamu) berbaring di tempat khusus untuk berjemur itu, sebelum menjalankan niatnya untuk bermain air. Ia tertarik melihat Alwan masuk ke dalam air itu, ia jadi ingin melihat keahlian Alwan dalam berenangnya. Alwan yang shirtless membuat dada bidang, dan otot-otot perutnya terpampang menarik untuk dipandang lama-lama.

Mengingat kata otot-otot perut membuatnya teringat bagaimana kemarin ia melihat perut six pack-nya Iqbaal yang sudah terbentuk, tanpa diperintah wajahnya sudah memanas sendirinya.

(Namakamu) menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran-pikiran itu, fokus!

(Namakamu) pun akhirnya menutup kedua matanya sebentar, ia mau beristirahat sejenak dulu. Ia masih mengantuk juga akibat kegiatan semalam dan pagi buta itu.

"Masih ngantuk?" (Namakamu) membuka kedua matanya saat mendengar suara yang ia kenal itu. Ia melirik Iqbaal berada di sampingnya sembari duduk di tempat tidur berjemur itu, (Namakamu) menganggukkan kepalanya pelan sembari menutup kedua matanya kembali.

Iqbaal menyunggingkan senyumannya, ia pun membuka kacamatanya dan meletakkannya di sebuah meja yang tersedia di sana. Ia melihat (Namakamu) yang kembali memejamkan kedua matanya itu, Iqbaal berdiri dari duduknya dan mulai mensejajarkan tubuhnya dengan (Namakamu). Ia mengusap pipi merah itu dengan lembut, (Namakamu) membuka kedua matanya, ia kembali merasakan kenyamanan saat Iqbaal mengusapnya.

"Mau berenang?" tanya Iqbaal dengan suara beratnya yang berbisik.

(Namakamu) memiringkan tubuhnya menghadap Iqbaal, mereka saling menatap satu dengan yang lainnya. "Malas ngambil baju renangnya, biar aku jalan-jalan di pinggir-pinggir pantainya," jawab (Namakamu) dengan kedua matanya yang sayu akibat mengantuk.

Iqbaal mengecup bibir itu sekilas, lalu melihat (Namakamu) yang sekali-kali memejamkan kedua matanya karena mengantuk. "Mau aku ambilkan?" tanya Iqbaal yang mulai merapikan anak-anak rambut yang menempel di pipi (Namakamu).

(Namakamu) membuka kedua matanya, ia menganggukkan kepalanya dengan cepat. Iqbaal tersenyum manis melihat (Namakamu) membuka kedua matanya, "ambilin ya, sekalian bawa bathrobe-nya, tolong, ya?" mohon (Namakamu) dengan kedua matanya menyipit imut.

Iqbaal tertawa dengan suara beratnya. Ia terdengar seksi dengan tertawa seperti itu. Ia mendekati wajahnya dengan (Namakamu), ia akan mencium (Namakamu) kembali.

"Iqbaal, berenang, yuk!" Suara Salsha yang terdengar sedikit jauh dari tempat mereka membuat Iqbaal mengurungkan niatnya untuk mencium (Namakamu).

Ia membasahi bibir bawahnya, lalu menatap (Namakamu) yang dekat dengannya.

"Iqbaal!" teriak Salsha memanggil dari sana.

(Namakamu) jika tidak sakit, sudah ia keluarkan jurus tendangan mautnya ke arah Salsha. (Namakamu) melihat Iqbaal yang mulai mengecup dahinya sekilas, "aku ambil dulu baju renang kamu sama bathrobe-nya. Tunggu, ya?" bisik Iqbaal dengan suaranya yang berat.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya dengan pelan, Iqbaal pun bangkit berdiri kemudian pergi meninggalkan (Namakamu) kembali berjemur. Ia meluruskan kembali posisi tidurnya, ia menyipitkan kedua matanya ke arah Salsha yang memakai bikini hitam, terlihat cantik jika dia yang memakai.

Salsha bersedekap dada dengan raut wajahnya yang dingin, ia menatap (Namakamu) dengan tatapan ingin memusnahkan. (Namakamu) tidak takut dengan perempuan itu, ia tidak pernah takut oleh manusia, hanya dia mempunya rasa hormat yang tinggi pada manusia yang pantas ia tetapkan rasa hormatnya.

'Kalau lo memang mengibarkan bendera perang sama gue, gue akan terima, Sal. Lo udah mengajak gue untuk mendorong lo ke dalam jurang lo sendiri, lo lihat nanti.'

**

Salsha menghampiri Iqbaal yang datang dengan baju-baju renang beserta bathrobe itu. Ia tersenyum melihat Iqbaal pun tersenyum kepadanya. "(Namakamu) bukannya sakit, ya? Dia mau berenang sakit-sakit gitu?" tanya Salsah mencoba untuk penasaran.

Iqbaal sembari berjalan bersama Salsha, ia kembali tersenyum kecil."Sakitnya hanya sebatas itu, nggak parah, Sal. Lagian kan ada gue yang jaga dia nanti," balas Iqbaal dengan suaranya yang berat itu.

Salsha hanya memberi senyuman dinginnya, ia benci ini. Iqbaal hari ini terlihat lebih banyak tersenyumnya, ia juga melihat Iqbaal hampir mencium istrinya jika dirinya tidak memanggil, ia benci ini! Itu harusnya dia! DIA!

Tak sadar, Salsha pun telah sampai ke tempat (Namakamu) yang tersenyum melihat Iqbaal datang, Salsha ingin mendoakan (Namakamu) mati menderita. Ia melihat Iqbaal memberikan bathrobe dan baju renang itu.

(Namakamu) pun mengambil posisi duduknya, ia menerima baju-baju itu. Salsha melihat Iqbaal yang mengambil posisinya duduk di dekat (Namakamu), Salsha mengepalkan tangannya.

"Kamu berenang sana! Aku mau ganti baju," usir (Namakamu) sembari mendorong Iqbaal dengan tangan mungilnya.

Salsha melihat Iqbaal mendekat dengan (Namakamu), ia berbisik kepada (Namakamu). (Namakamu) tersenyum kecil sembari menundukkan kepalanya malu, Iqbaal melirik (Namakamu) yang menundukkan kepalanya dengan  tersenyum smrik. Salsha membenci itu!

"Salsha udah nunggu. Sana, berenang.." (Namakamu) mengusirnya kembali. Iqbaal dengan kilat mengecup pipi yang berona merah itu, lalu berdiri dari duduknya dengan senyuman bahagianya. "Cepat, ya," ucap Iqbaal mulai membuka kaos polonya hingga menampakkan perut six pack-nya.

Iqbaal meletakkan kaos itu ke tempat tidur jemuran (Namakamu), Salsha menatap kagum Iqbaal. "Ayo, Sal, kita ke sana," ajak Iqbaal sembari menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya.

Salsha pun menganggukkan kepalanya sembari melirik (Namakamu) yang menatap dengan senyuman manisnya. Salsha memutar kedua bola matanya, ia muak sama perempuan itu. Ia pun berjalan di samping Iqbaal sembari meloncat kecil untuk menunjukkan kebahagiaannya.

(Namakamu) masih tersenyum dengan manis melihat punggung Salsha yang dekat dengan Iqbaal. "Belum aja gue sleding," gumam (Namakamu) dengan senyuman manisnya yang kaku.

**

Bersambung

P.S : VOTE MINIMAL 100, KOMENTAR MINIMAL 70. SEDIKIT? GAK APA-APA, LAGIAN BESOK MINRIK HARUS BERIBADAH UNTUK MENYUCIKAN DIRI DARI DOSA : ). SEPULANG GEREJA, MINRIK AKAN UPDATE. TAGIH AJA CUY, PALINGAN GUA BLOCK. HEHEHEHE

Be a Little FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang