18%

7.5K 1K 250
                                    

"Aduh... menantu Mami sudah bangun, ganteng banget ya, La anak lo," ucap Mami (Namakamu) yang melihat Iqbaal turun dari tangga dengan kemeja biru lautnya, dengan celana kain panjangnya berwarna hitam, rambut hitam legamnya yang tersisir rapi ke belakang, dan jam di pergelangan tangannya. Tuhan menciptakan Iqbaal dengan senyumannya.

"B aja sih," jawab Mama Iqbaal yang tengah meletakkan gelas-gelas untuk minum mereka nanti.

(Namakamu) yang sama sekali belum mandi itu terlihat sibuk mempersiapkan makanan yang telah dimasaknya, beberapa helaian rambutnya terlepas dari ikatan rambutnya.

Iqbaal tersenyum kecil mendengar sapaan dari mertuanya, ia melihat (Namakamu) tengah berada di dapur. Iqbaal pun berjalan menuju dapur. Ia membuka kulkas untuk mengambil kotak jusnya, lalu mengambil gelas di dekat (Namakamu).

Iqbaal melirik ke arah (Namakamu) yang sibuk meletakkan hasil masakannya ke piring-piring itu."Perlu bantuan?" tawar Iqbaal yang mulai menuangkan jusnya ke dalam gelasnya.

(Namakamu) melirik Iqbaal yang sudah siap untuk bekerja sedangkan dirinya masih memakai baju yang kemarin."Nggak perlu," balas (Namakamu) yang mulai beranjak dari dapur untuk mengantar makanan itu ke meja makan.

Iqbaal melihat (Namakamu) tersenyum saat mengantar makanan itu, Iqbaal mulai meminum jusnya saat (Namakamu) kembali lagi ke dalam dapur. (Namakamu) kembali meletakkan makanan itu ke dalam piring. "Gue hari ini izin nggak kerja, ya," ucap (Namakamu) dengan tatapannya ke arah makanan yang ia buat.

Iqbaal meletakkan gelas jus itu yang telah tandas, "kenapa?" tanya Iqbaal dengan suaranya yang berat.

(Namakamu) menghela napasnya pelan, ia mulai menatap Iqbaal. "Mama sama Mami di sini, yakalik gue tinggalin. Lo aja yang kerja, gue di rumah temani Mama sama Mami," jawab (Namakamu) kembali meletakkan makanannya ke dalam piring.

Iqbaal menatap (Namakamu) yang terlihat kelelahan, ia juga tidak tega melihat istrinya seperti itu. "Ya udah, gue juga nggak kerja. Kita libur sampai Mama sama Mami pulang, gimana?" tawar Iqbaal.

(Namakamu) yang mendengar itu pun tertawa, Iqbaal menatap (Namakamu) dengan bingung. "Kenapa ketawa?"

"Ya, suka-suka gue lah, mau gue ketawa kek, mau gue lompat tali kek, mau gue salto kek, mau gue nyulapin orang kek. Ya, semua itu terserah gue lah,"jawab (Namakamu) sembari mengangkat piringnya yang telah siap diantar.

Iqbaal hanya menghela napasnya dengan pelan. 'Ya, apapun itu asal jangan marah.'

**

(Namakamu) menuangkan minuman ke dalam gelas Iqbaal, Iqbaal makan dengan lahapnya bersama kedua perempuan paruh baya itu. "Mau tambah apa?" tanya (Namakamu) kepada Iqbaal.

Iqbaal yang sudah habis makanan di piringnya pun menatap (Namakamu) yang telah siap makan juga. "Nggak, udah kenyang," jawab Iqbaal yang mulai menyambar gelasnya itu.

(Namakamu) pun menganggukkan kepalanya pelan, ia juga mulai meminum.

"Mama sama Mami sebenarnya mau bilang sesuatu dengan kalian berdua," ucap Mama Iqbaal dengan serius.

Iqbaal menatap Mamanya begitupun dengan (Namakamu). Mama Iqbaal menghela napasnya dengan sedih, Mami (Namakamu) mengusap bahu besannya dengan prihatin.

"Kenapa, Ma? Ada masalah?" tanya Iqbaal yang mulai khawatir melihat Mamanya yang tidak pernah sama sekali seperti ini di hadapannya.

Mama Iqbaal terlihat murung, senyum dan tawanya yang dari tadi terdengar ternyata hanya sampul dari depan saja. (Namakamu) melirik Maminya yang terlihat sedih, ini ada apa sebenarnya?

Be a Little FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang