24%

8.9K 1.1K 199
                                    

(Namakamu) merasakan tarikan lembut tangan Iqbaal saat menuntunnya ke dalam air itu, ia merasakan sejuk air pantai ini. Tidak terlalu tengah, hanya sampai dadanya, ia masih memegang tangan Iqbaal.

Iqbaal membawa kedua tangan (Namakamu) untuk melingkar di lehernya, (Namakamu) sibuk menatap ke bawah air tersebut, ia penasaran dengan pasir-pasir putih di bawahnya yang begitu cantik di lihat dari daratan. Iqbaal tersenyum melihat kedua mata (Namakamu) yang kagum akan keindahan di bawah pijakkannya itu.

"Kamu tahu tempat ini dari mana, Baal?" tanya (Namakamu) yang kini menatap Iqbaal. Iqbaal membuat jarak dirinya dan (Namakamu) tidak ada lagi. (Namakamu) menatap Iqbaal yang sangat dekat dengan dirinya, untuk pertama kali ia mengagumi ketampanan Iqbaal.

"Kenapa? Suka?" tanya Iqbaal dengan berbisik di depan wajahnya, (Namakamu) menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Iqbaal mengecup singkat bibir merah ranum itu, ia begitu ingin sekali menciuminya sejak tadi.

"Kamu tahu, dari pertama kali kamu cium aku waktu di dalam mobil, aku berharap bisa cium kamu setiap aku melihat kamu. Aku udah nahan untuk tidak membalasnya dengan lama, tapi sekarang, aku bisa melepaskannya," bisik Iqbaal di depan (Namakamu).

(Namakamu) tertawa kecil, ia sekarang sudah sedikit menjinjitkan kakinya karena sudah sedikit meninggi airnya. Iqbaal tersenyum bahagia saat mendengar tawa (Namakamu) karena dirinya.

"Bisa berenang?" tanya Iqbaal yang menatap (Namakamu) dengan senyumannya. (Namakamu) menggelengkan kepalanya, ia mengeratkan pelukkannya di leher Iqbaal. "Nggak, kalau di sini nggak bisa kecuali di kolam buatan."

Iqbaal tertawa dengan suaranya yang berat itu, ia mengecup sekilas pipi itu, lalu membawa (Namakamu) ke daerah lebih rendah. (Namakamu) mengikuti arah perjalanan Iqbaal.

Alwan melihat (Namakamu) begitu mesra dengan Iqbaal, ia melihat kedua pasangan itu sedang dimabuk cinta. Alwan menghela napasnya, ia merasakan sesak di dadanya saat melihat kedua pasangan itu terlihat bahagia. Ia menepuk dada bidangnya dengan tangannya, ia ingin menghilangkan sesak ini.

Salsha kembali dari penginapannya, ia hendak mengambil sunblocknya karena ia tidak ingin beresiko untuk mendapatkan kulitnya yang hitam. Tapi, langkah kakinya terhenti saat melihat Iqbaal bermesraan dengan (Namakamu), ia tidak pernah melihat senyuman bahagia itu saat Iqbaal bersama perempuan lain apalagi bersama keluarganya, Salsha menggenggam erat botol sunblock itu.

Ia menahan airmatanya yang hendak jatuh, ia ingin Iqbaal di sini bersamanya bukan bersama perempuan biadab itu!

"Udah nggak dalam, kan?" tanya Iqbaal kepada (Namakamu) yang kini ia tarik untuk berada di hadapannya.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya dengan semangat, "akhirnya.. ya udah, aku mau cari apa yang bisa aku tangkap di sini. Aku penasaran sama binatang laut yang ada di sini," ucap (Namakamu) mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Iqbaal, tetapi Iqbaal terlebih dahulu menariknya dengan lembut.

(Namakamu) yang secara tiba-tiba ditarik oleh Iqbaal membuat kedua tangannya berada di dada bidang Iqbaal. "Kenapa sih?! " protes (Namakamu) yang terkejut.

Iqbaal mencium bibir itu dengan sedikit menekannya, (Namakamu) membuka matanya saat ciuman itu telah terlepas. "Ucapan terima kasihnya lupa," bisik Iqbaal tepat di depan (Namakamu).

(Namakamu) menyunggingkan senyumannya, Iqbaal pun menatap (Namakamu) tanpa ada rasa bosannya.

Salsha melihat itu, ia membanting sunblocknya, dia sudah cukup menahan amarah dan emosinya. Ia harus bisa memisahkan mereka! Salsha menjauh dari arah pantai itu.

Be a Little FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang