#1 in fiksiumum 27 Juli 2019
Cinta bertepuk sebelah tangan Narisa kepada Redo bak deburan ombak yang senantiasa tiap saat menampar pipi merahnya. Narisa dengan sabar menitipkan hatinya kepada Redo. Ketika dia tengah berharap pada nikmat yang dicipta...
Dalam dua puluhdelapan bulan yang sama, aroma anginitumasihterciumsangatfamilier, masihterasabegitumenghangatkan, memanjakan, bahkanmenusukrusukseakanmelemahkandetakjantung. Ada seoranghamba nan senantiasaberdelusiistimewa. Tersenyum gila di kehidupan kronos dan kairos. Segemparnyaduniatidak akan mampumenyeretilusi gila hambamu. Malangnya! hambaitusedangsakit, krisisberpikir dan terjebakdalamkefanaannikmat-Mu.
Good Morning, Earth!
Sang surya kini telah terbit, udara pagi masih terasa sejuk untuk dihirup. Angin-angin di pagi hari memanjakan wajah polosku. Tidak ada kemacetan yang selalu menjadi penghambat kaum bumi untuk bermalasan beraktifitas di pagi hari. Pagi hari itu tidak terlalu penuh polusi, namun tak tahu kabarnya nanti siang? Mungkin sudah banyak asap-asap yang menari ria di kebisingan jalan.
"Check sekali lagi Sa, nanti ada yang ketinggalan." Wanita yang memakai cardigan maroon itu tidak lelah dari semalam mengingatkanku mengenai barang yang akan aku bawa. "Passport, almamater, KTP, tiket, KTP, terus buku nikah? Eh lupa belom nikah lo," goda Merlina sambil cengengesan memeriksa koperku yang sudah tersusun rapi.
Aku memanyunkan mukaku. "All of them are ready, dear! Ayodeh cepetan, nanti adanya malah aku yang ketinggalan pesawat gara-gara celotehan un-faedah kamu." Aku menggerutuk dan segera meresletingkan koperku yang berada di hadapan Merlina.
"Baik Nyonya Besar. Silakan naik!" Merlina menepuk jok belakang motor yang akan dikendarainya. Aku bergegas naik dan memantapkan posisi. Satu minggu, Ah bukan! Cuman lima hari tapi cukup lama. Aku rasa lima hari bersama mereka mungkin akan kulalui dengan penuh perjuangan.
Good Bye kau yang pernah melipur hatiku!
Dan ingatlah, aku akan kembali meski tak sedikitpun kau mengharapkannya karena bumiku sudah terikat pada candu pesonamu. Seharusnya aku menyadari kesementaraan tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.