Assalamu'alaikum pembaca GNE terdahsyat!
Lama tak jumpa ya HEHE
Afif sama Narisa menyapa kembali. Gmna kabar kalian semua? Pada rindu gak sama Afif?
Well, gakusah banyak bacot lagi ya.
Selamat menikmati kisah Afif dan Narisa :):):)###############
Berikan kisah kita sedikit waktu
Semesta perlu tahu seberapa beratnya melepaskan perasaanku
Tiada rasa yang salah, hanya rasaku yang masih terpaut padanya***
Good morning,
Kuala Lumpur!Malam hari di Penang berakhir pagi hari di Kuala Lumpur. Malaysia tidak ada hentinya mengirim kenikmatan alamnya. Sulit untuk aku percaya bahwa siksaan hatiku mulai tidak terasa. Lebih tidak pernah percaya lagi bagiku, seorang Al-Zena Narisa Tsabiyyah, sudah berjalan di atas tanah sekitar Berjaya Times Square Hotel. Hebat! Bahkan sekalipun aku tidak berani membayangkan melangkah sejauh ini.
Meskipun traveling ala-ala tetap saja membangunkan kebahagian untuk kami. Lebih tepat untuk seorang mahasiswa bertraveling seperti kami. Tanpa bermanja-manja di hotel berbintang. Dengan begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik. Irsia Guest House, rumah sementara kami di Kuala Lumpur. Bangunan dua tingkat yang terbilang tidak cukup besar jika dibandingkan hotel di luar sana. Tapi jangan tanyakan keunikan penginapan ini? Dekorasi bernuansa florest tersuguh indah di pelantaran depannya.
Satu malam dihabiskan tidur di Jetbus. Alhasil, nyeri, capek, dan pegal-pegal setia menghampiri tubuh kami. Tidak satupun insan terlihat segar bugar. Mata panda sejatinya menempel di bawah kelopak mata kami. Kaki pegalpun masih sangat terasa karena perjalanan kaki dari Kim Sun Hotel ke Terminal Bus semalam.
"Tubuhku bersemangatlah!" batinku sangat kelelahan.
Sewaktu tiba di Irsia Guest House tadi sempat ada kekhawatiran. Bagaimana tidak ketika tubuh sudah sangat butuh beristirahat tetapi tidak tahu rimbanya mengistirahatkan dimana? Mungkin manusia tidak akan luput dari kesalahan bukan? Tapi setidaknya bisa memperkecil kemungkinan kesalahan tersebut. Seharusnya waktu check in kami pukul dua belas siang nanti. Then, what time was it? Pukul lima pagi. Tiga kamar yang direservasi belum ready. Dua kamar sudah kosong, tetapi kamar satu lagi masih ada penghuninya. Terlantar sudah menjadi aktivitas harian kami. Kalau tidak pemilik Guest House berbaik hati, maka perjalanan kami hari ini sedikit berantakan. Yah, pemiliknya mengizinkan kami check in sebelum waktunya pada dua kamar kosong tadi, sehingga kami bisa mandi dan bersiap-siap pergi lagi. Syukur, Alhamdulillah.
"Kenapa Narisa? Lagi gak enak badan? Narisa sakit ya?" Rahma segera beranjak dari tempat duduknya kemudian berpindah duduk di sampingku.
Rahma langsung menempelkan tangannya ke dahiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Night Earth
General Fiction#1 in fiksiumum 27 Juli 2019 Cinta bertepuk sebelah tangan Narisa kepada Redo bak deburan ombak yang senantiasa tiap saat menampar pipi merahnya. Narisa dengan sabar menitipkan hatinya kepada Redo. Ketika dia tengah berharap pada nikmat yang dicipta...