21# The last time with you

345 26 3
                                    

Bukan waktunya yang berakhir tapi moment berharganya yang berakhir
***

Gemerlap lampu hias di pelataran jalan depan penginapan, orang-orang berlalu lalang dengan kesibukan tersendiri, gedung menjulang tinggi berdiri tegap di seberang jalan, keluar masuk kendaraan pribadi maupun angkutan umum tiada jeda di gedung tinggi sebrang sana. Aku tidak tahu pasti fungsinya gedung tersebut. Entah hotel atau pusat perbelanjaan. Dikatakan pusat perbelanjaan terlalu sepi terus disebut hotel ada beberapa orang yang keluar dari gedung tersebut dengan menenteng kiri kanan goodie bag dan sejenis lainnya. Masa bodoh dengan gedung tersebut.

Tidak jauh dari penginapa Aku, Nina, dan Andi sempat membeli cemilan di minimarket. Sesampai di penginapan, kami langsung mendudukkan diri di bangku panjang yang sudah tersedia satu meja panjang juga di depannya. Di teras penginapan kami merupakan tempat bersantai pengunjung. Disekitarannya terdapat coffe bar, dua ayunan dan juga satu tempat tidur santai, serta tempat itu di kelilingi dengan daun yang membelit di bagian atap.

"Yang lain mana?" Afif muncul dari pintu depan.

Diapun ikut duduk.

"Mungkin mereka masih packing di kamar," jawab Nina.

Ah aku hampir lupa kalau besok adalah hari kepulangan kami dan malam ini adalah akhir dari semua perjalanan. Akupun muram sejenak. Kok aku sedih ya? Seakan enam hari lalu sudah membuat nyaman bumiku. Emang benar!

"Sepi banget dah," sontak Nina dan berhasil mengagetkanku.

"Main ular tangga aja ni?" Andi menunjuk pada kertas yang berisi warna-warni jenis ular di dalam kota persegi.

Nina tersenyum nakal dan seperti mendapatkan hidayah. "Terus siapa yang kalah minum ini," sambung Nina sambil mencampurkan nutriboot,milo, minuman soda, dan ciki rasa saus kecap. Tidak lagi tampak waras, bukan lagi minuman, telah menjadi bubur berkhasiat dapat membunuh.

Nina meng-upload minuman yang menyamai racun itu ke group line 'Kelompok 1 KKL'. Dia langsung mengundang teman lainnya yang tergiur ingin coba minuman fantastic ini, agar segera ke bawah, karena hanya kamar aku dan Nina serta Andi, Afif, dan Pak Deki di lantai bawah.

Beberapa detik kemudian, hanya Yuli yang tertarik untuk mencoba minuman tersebut, cuman dia yang berlari ke lantai bawah. Yah, mereka yang lain mungkin sedang sibuk membereskan barang untuk kepulangan besok.

"Come on, Yuli. Kita main ular tangga terus yang juara satu sama dua gak bakal minum ini racun," kekeh Nina.

Yuli malah dengan senang hati ikut. Ada apa dengan Yuli? Bosan hidup kah?

"Start from me." Nina mengguncang-guncang dua dadu di dalam gelas itu dengan kuat. "Yaassss! dua belasss." Nina sudah melemparkan dadu-dadu tersebut di atas meja.

Aish sial! Mereka semuanya berdecam keras, terkecuali Nina, dia yang akan main duluan, kalau tidak ada satupun diantara kami dapat mengimbangi jumlah dadu lemparan Nina.

Suara kedua dadu berguncang terus terngiang di telinga kami semua. Dinginnya malam saat itu tak mengalahkan kenyaman jiwa disana.

Nina terus bertepuk tangan tanpa henti, karena dia terus beruntung. Langkah menuju kemenangan sangat mudah dicapai. Dadunya selalu tepat sasarannya. Seperti tersihir kemenangan milik Nina. Dia berhasil berada di puncak persegi finish dalam sekejap. Dia kini terbebas dari minuman racun yang diraciknya dengan penuh kasih sayang.

Good Night EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang