Perkara memulai kembali ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, mengingat Aku dan Erik berada pada jarak yang tidak dekat, memang tidak jauh juga hanya Banjarmasin – Samarinda tapi untuk mengatur waktu bertemu pun perlu banyak pertimbangan karena masing-masing juga terikat pada sebuah perusahaan tempat beraktifitas setiap hari.
Berada dalam jeruji rindu, bertahan untuk mengalahkan jarak, belajar menghargai waktu bersama yang minim, sungguh bukan hal yang mudah, Aku yang tak terbiasa berjauhan pasti lah akan mengangkat tangan ingin menyerah. Tapi tidak dengan Erik, dia terus meyakinkanku bahwa ini hanya sementara, anggap saja ini ujian yang akan melatih kesabaran, kesetiaan dan pengorbanan.
Tapi...
Bagaimana jika rinduku terasa amat menggebu-gebu?
"Sayang, apa gunanya teknologi canggih zaman sekarang? Kita bisa Video call." Jawabnya.
Bagaimana jika Erik bosan?
"Nggak apa kalo bosan, cari dulu kesibukan lain. Biasanya aku akan sering pergi memancing sampai bosanku hilang atau aku akan main game, tapi kamu tenang aja aku berusaha untuk selalu ada." Katanya menenangkan.
Bagaimana jika Erik tergoda wanita lain?
"Sayang, aku tipe orang yang terlalu cuek untuk urusan seperti itu. Aku gak mau banyak janji, kamu lihat saja buktinya." Katanya lagi.
Bagaimana jika Erik menghilang tak ada kabar?
"Sayangku, kan kamu punya kontak mama, kakakku, adikku. Kamu bisa tanya ke mereka, aku gak akan menghilang." Dia menatapku, Aku tak sanggup membalas tatapannya karena saat itu malam terakhir Erik di kota seribu sungai, setelah satu minggu kami mengukir beberapa kenangan, kami tak pernah absen untuk bertemu, jalan, makan, ngobrol, bercengkrama dan memulai kisah baru.
Aku masih punya banyak 'bagaimana jika' dalam benakku, tapi belum sempat ku ungkapkan, Erik langsung memelukku.
"Please beb, believe me! I trust you, you trust me." Katanya pelan.
Air mataku jatuh, kenapa Aku merasa ini seperti salam perpisahan dan Aku takut tidak akan bertemu lagi dengannya. Banyak sekali yang aku takutkan terhadap jarak, setelah ini perjuangan kami benar-benar akan dimulai. Akankah Erik menepati janjinya?
Kenapa ada begitu banyak keraguan dalam hatiku, bukan aku tidak mempercayai Erik, tapi aku benar-benar takut terhadap jarak, takut jika nanti jarak akan menjauhkan kami, kemudian hati kami. Ah sudahlah, ini hanya asumsiku saja yang terlalu aku pikirkan. Bahkan semuanya sudah ada yang mengatur mengapa aku begitu risau.
Aku mencoba tenang, ku balas pelukan Erik sangat erat. "Tolong jaga perasaan kami dalam penjagaan terbaik-Mu, Aku bergantung padamu Tuhanku."
Ku panjatkan doa dalam hatiku. Sungguh Aku tak menginginkan untuk kehilangan lagi setelah pedihnya yang ku rasakan teramat sangat. Tidak ada seorangpun yang baik-baik saja saat kehilangan, memang benar.
Erik mengusap pipiku yang basah karena air yang jatuh dari pelupuk mataku, tapi air mata ini bandel tak mau berhenti malah semakin deras mengalir.
"Jangan tinggalin Aku." Aku menghambur ke pelukannya dengan sesenggukan.
"Sayangku, aku gak ninggalin kamu. Aku pergi untuk balik lagi. Aku janji." Erik membelai lembut rambutku.
Inginku hentikan waktu saat itu juga agar kebersamaan ini tak akan segera berakhir, atau aku ingin percepat waktu hingga aku bertemu Erik kembali tanpa harus ada perpisahan. Tanpa harus ada jarak yang lebar menganga.
Hingga tiba waktu berpisah yang katanya hanya sementara ini, ku tegarkan hatiku mengantarnya ke Bandara, melepaskan kepergiannya untuk pulang ke kota asalnya.
"I'll be back, I love you."
"Waiting for you. I Love you too" Ku kembangkan senyum untuk melepas kepergiannya dengan harapan bahwa ini hanya sementara dan Erik akan menepati janjinya.
Babak baru dimulai, Aku yang harus rela rongga jemariku tak akan terisi dengan jemarinya untuk sementara waktu, menahan pedihnya rindu, menanti-nanti waktu hari dimana aku bisa memeluknya dengan kencang.
Beberapa pertemuan akan
Sangat diperlukan agar
Tidak babak belur
Dihajar rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedua Kali
RomanceHalo namaku Via, ini kisah dari perjalanan cintaku ketika aku mendapat undangan pernikahan dari sang mantan kekasih yang sudah menjalani hubungan denganku selama 3 tahun. Untuk menghindari hari sakral itu Aku memutuskan untuk berlibur ke kota 'Berua...