Tak Ada Yang Perlu Disesali

79 0 0
                                    

Sekuat apapun aku berjuang, itu tak akan ada gunanya lagi dimata orang yang bukan lagi milikku. Cinta itu bukan untukku, jika ia benar-benar memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang telah kami korbankan bersama, ia tak akan membiarkanku berjuang sendiri. Ia akan meraih tanganku dan berjalan bersamaku apapun keadaannya.

Sejatinya tak ada orang yang langsung akan menghilang secara tiba-tiba. Hanya saja tak pernah ku sadari bahwa seseorang itu sudah perlahan mundur sejak lama.

Memberikan cinta kepadanya, bagiku tak akan sia-sia. Meski pada akhirnya dia meninggalkanku untuk kesekian kalinya.

Kerena di dalam hidup ini ada hukum tabur tuai, sesungguhnya ketika kamu tidak memberikan cinta maka kamu juga tidak akan mendapatkan cinta. Aku tak akan mengutuk atau menyalahkan diriku sendiri apalagi menyalahkan orang lain. Jika dia semudah itu meninggalkanku untuk apa aku bersusah payah untuk mempertahankannya? Mungkin dia bingung ketika dia mengucapkan kata putus lalu kemudian aku langsung mengiyakan tanpa membantah satu katapun.

Semua yang datang bisa pergi sesuka hatinya. Karena aku juga memiliki kebebasan untuk menentukan dan memilih siapa yang pantas untuk bertahan dan siapa yang harus meninggalkan. Satu hal yang harus menjadi pedoman, jangan pernah menaruh harapan yang lebih pada manusia. Sekalipun itu orang yang dicintai.

Jika Tuhan menakdirkan dia bukan untukku, walaupun bersama entah kapan waktunya datang pasti dia akan meninggalkanku. Karena memang dia hadir bukan untuk aku miliki selamanya, bukankah lebih baik jika dia meninggalkanku lebih cepat, toh pada akhirnya juga dia akan pergi. Semakin lama dia ada disisiku maka semakin dalam luka yang akan menghampiriku.

Untukmu yang sedang dilukai, ketika dia meninggalkanmu memang menyakitkan, tapi pernahkah kamu berfikir apa yang terjadi jika dulu dia tidak hadir dalam hidupmu? Belum tentu kamu bisa menjadi seperti sekarang ini.

Bagaimanapun dia sekarang, yang jelas kamu pernah merasakan bahagia bersamanya, pernah senyum-senyum saat menerima pesan singkatnya, pernah ditemani hingga kamu tak lagi merasa sepi. Betul tidak?

Tidak ada yang bisa menjaga hatiku dari luka selain diriku sendiri. Tidak ada yang bisa menyembuhkan luka hatiku selain diriku sendiri. Jika kebahagiaan yang sesungguhnya itu tidak bisa dicari namun hanya bisa di temukan di dalam hati, tentu kesedihan juga demikian. Maka dengan izin Tuhan, ku maafkan dia yang telah meninggalkan bekas luka dihatiku.

"Gue kenal lu Vi, cewek terhebat yang jadi sahabat gue sejak SMA." Alya memelukku, aku tak menangis lagi karena memang air mataku tidak ingin jatuh untuk hal yang pernah ku alami dalam hidupku.

"Rasanya gue pengen gebukin si Erik, gue ikat pakai tali, gue karungin dan gue asingkan ke belahan bumi manapun." Marsha berapi-api.

"Parah Erik, otaknya di taroh dimana ya? Udah lamaran lho kemarin, udah ketemu kedua orang tua, trus udah lu samperin ke kota Tepian juga. Gue gak habis pikir." Ucap Rinni seraya menggaruk kepalanya yang memang tidak sedang gatal.

"Kalo sampai dia balik lagi dan kali ini langsung nikahin lu, gimana?" Bella berandai-andai.

"Sudah cukup kali ini, kisah ini tak akan ku perbaharui lagi. Akan ku bikin tamat dan tak ada to be continue lagi. Erik akan ku hapus dari memori otakku, tapi tidak untuk kisah kami. Mungkin akan ku abadikan suatu hari nanti. Karena memang masalalu tidak bisa di pisahkan dari cerita kehidupan siapapun, kita hanya perlu mengambil pelajaran disetiap kejadian. Karena pada dasarnya jika nanti aku merindukan Erik, perasaan rindu itu hanya ilusi." Tuturku, yang membuat para 'pembunuh' itu mendengarkanku dengan seksama.

Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang