Masa tenang tidak hanya diberikan oleh Kampus kepada mahasiswa/mahasiswi ketika ingin menghadapi Ujian Akhir Semester atau yang diberikan oleh Sekolah untuk para siswa dan siswinya, tapi Aku, Iyaa! diriku sendiri sedang memberikan masa tenang untuk hati dan jiwaku. Bagiku terburu – buru untuk menerima orang baru juga belum siap bahkan tak ada niat untuk menggantikan Erik secepatnya. Walaupun dia disana sedang ketawa ketiwi diatas angin, takutnya nanti dia jatuh. Semoga tidak jatuh, jatuh itu sakit biar aku saja. Maaf, aku sangat tergila – gila dengan film Dilan. Tapi sayangnya Dilanku tak seromantis Dilannya Milea, kesamaannya hanya suka berkelahi dan tawuran.
Terlalu banyak orang baru yang datang, tapi maaf bukan karena aku sombong, aku hanya takut untuk membuka pintu jika belum kenal betul. Sama halnya kamu sedang berada di rumah sendirian, kemudian ada tamu yang mengetuk pintu, sebelum membuka pintu apa yang akan kamu lakukan terlebih dahulu? Yap, mengintip melalui jendela jika penampilannya mencurigakan. Jelaslah kamu takut untuk membuka pintu betul apa enggak?
Biarkan aku sekarang berjuang, berjuang menikmati kesendirian. Aku memaknai kesendirian ini sebagai momentum yang tepat bagi diriku untuk lebih produktif dan kreatif dalam berkarya untuk memenuhi hidupku. Aku akan melakukan apa yang aku suka dan apa yang membuatku nyaman untuk menjadi diri sendiri. Dalam momen ini sebagai kesempatan yang baik bagi diriku untuk melakukan eksplorasi personal secara mendalam.
Aku masih muda dan tidak terikat apapun kecuali tanggung jawab untuk menjadi manusia yang bahagia dan memberikan kebanggaan bagi keluargaku dan siapapun yang mengenalku. Ini bukan hanya jargon – jargon semu tentang kebebasan, bukan begitu. Ini adalah soal melepas kan beban dan mendalami apapun yang ingin aku lakukan tanpa paksaan. Bukan pula aku lepas dari tanggung jawab untuk menjadi lebih baik lalu seenaknya sendiri. Sebaliknya, ini adalah tantangan terbuka untukmu bersikap dewasa dengan tetap pada prinsip untuk bebas tanpa melepas tanggung jawab tiada batas.
Hari itu, seingatku adalah hari libur tanggal merah atau hari minggu ya? Maaf aku lupa, pokoknya pada hari itu kami berlima, Iya.. Aku, Alya, Marsha, Rinni dan Bella melakukan hobby travelling yang sempat lama tidak kami lakukan sebagai ajang refreshing otak, jiwa dan hati yang lelah. Kami pergi naik bukit, ke rumah pohon dan air terjun. Menjauh sementara dari hiruk pikuk kehidupan di kota memang menyenangkan. Menyatu dengan alam akan membuatmu menarik energi positif yang terkandung di dalamnya.
"Jauh banget sih menuju air terjun, kaki gue udah sakit nih." Keluh Marsha ketika kami menuruni satu persatu anak tangga yang akan menuntun kami ke air terjun yang ingin kami datangi.
"Untuk mendapatkan sesuatu yang indah itu memang harus perlu perjuangan guys." Sahut Alya menahan senyum.
"Ni anak emang jagonya menyambung kata." Timpal Rinni sambil memegangi Marsha yang mulai kelelahan.
"Bel, lu kok tumben gak banyak protes! Kan yang paling bawel biasanya elu." Aku menatap Bella yang ngos – ngosan.
"Gueh,, emang kalem anaknya kalo lagi capek." Jawab Bella ngos – ngosan, Aku menghampirinya dan menggandeng lengannya.
"Vi... Ah gue kayak nenek-nenek deh lu tuntun begini." Protesnya, tapi tetap membiarkan lengannya ku pegangi.
"Lu emang harus di tuntun biar menuju jalan yang benar Bel." Sambung Alya.
"Yang mesti di tuntun itu si Via nih biar isi kepalanya gak cuman ada Erik, Erik, dan Erik aja." Bella melirik jahil ke arahku.
"Gue padahal udah lupa lho Bel sama dia, kenapa diingetin lagi." Sekarang giliran aku yang protes denagn aksi mempelototinya."Aduh ampun Gusti, salah ngomong gue." Bella langsung membekap mulutnya sendiri. "Marsha, Alya, Rinni bantuin gue napa? Via mulai seram ni mukanya gue takut." Bella berlari kecil menghampiri Alya yang berjalan lebih dulu, meninggalkan aku yang masih dalam keadaan melotot sembari menahan senyum.
"Au ah dark, tanggung jawab lu sono. Orang udah mulai lupa pakai disebut-sebut pula namanya." Timpal Marsha.
"Maaf Vi gue sengaja itu, eh gak sengaja maksudnya." Katanya dengan wajah memelas.
Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang notabene Bella memang lebih muda dari kami berempat wajar saja jika polahnya membuat kami gemas pengen nampar. Nah lho!"Finally, we find the good view guys." Seru Marsha semringah, ketika kami sudah menemukan air terjun di depan mata kami.
"Masya Allah, ciptaan Tuhan memang indah – indah ya." Rinni mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen."Termasuk mantan ya?" Bella mulai lagi.
"Bel, kadang – kadang mulut lu pengen banget gue bekep trus lu gue karungin, gue kirim ke Alaska." Cerocosku, yang langsung mendapat dukungan penuh dari Alya, Marsha dan Rinni.
"Pada dendam nih kayaknya sama gue, satu lawan empat gue mundur deh guys makasih." Katanya cengar cengir.
Kami kembali fokus pada ciptaan Tuhan yang luar biasa, tidak terlihat seperti air terjun sungguhan yang tinggi menjulang itu memang, air terjun yang kami kunjungi hanya seperti sungai kecil yang airnya mengalir deras melewati bebatuan besar. Suasana sejuk terasa sangat menyenangkan padahal cuaca sedang terik. Seperti berada di tengah hutan, suasana yang alami, air yang dingin dan bebatuan yang licin. Kami menyatu dengan alam, melupakan sejenak rutinitas yang menyesakkan hati dan pikiran.
Serius deh, sangat diperlukan untuk pergi ketempat – tempat seperti ini ketika lagi banyak masalah. Dunia itu luas, ciptaan Tuhan itu luar biasa untuk dinikmati. Maka inilah yang sering disebuh bahwa "Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan."Hari itu, kami berlima sangat menikmati waktu quality time yang bisa kami gunakan untuk travelling bersama. Aku senang punya mereka, semoga mereka juga senang punya aku. Walau terkadang banyak perbedaan, namun itulah yang membuat kami semakin terikat satu sama lain. semoga selalu seperti ini ya.
Hari itu, untuk pertama kalinya
Setelah putus, hatiku berasa
sangat ringan.....
Mungkin karena ia sedang kurusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedua Kali
RomanceHalo namaku Via, ini kisah dari perjalanan cintaku ketika aku mendapat undangan pernikahan dari sang mantan kekasih yang sudah menjalani hubungan denganku selama 3 tahun. Untuk menghindari hari sakral itu Aku memutuskan untuk berlibur ke kota 'Berua...