Empat Mata

23 0 0
                                    

"Aku serius! kalo kamu mau aku telpon mama biar langsung ke sini." Erik mendesakku memberi jawaban perihal dia ingin benar-benar melamarku. Jujur saja ini terasa seperti mimpi, empat bulan yang lalu dia mengakhiri hubungan secara sepihak, dan sekarang dia datang untuk malamarku. I can't believe this. It's like my dreams come true. Semua harapan-harapan aku, doa yang ku panjatkan disetiap sujudku kini telah dijawab oleh Tuhan.

"Tapi Rik, aku...."

"Kenapa? kamu ragu?" Erik seakan memiliki kemampuan membaca pikiranku. Kemudian aku mengangguk perlahan.

Erik meraih kedua tanganku. "Aku paham kok, kamu trauma karena salah aku kemarin, aku khilaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku ngomong banyak pun kamu juga bakal gak percaya, aku akan buktikan ke kamu. atau kamu bisa tanya Anggara sekarang, sebentar lagi dia akan nyusul kesini."

"Kenapa nih sebut-sebut nama gue." Anggara muncul dari belakangku, panjang umur dia baru juga di omongin.

Kami bertiga penyuka kopi, dan malam itu kami sedang mengadakan rapat empat mata alias nongkrong bareng di salah satu coffeeshop favoritku dengan Erik, karena sebelumnya kami pernah kesana dan sepakat menobatkan tempat itu sebagai tempat favorit kami berdua.

"Jadi gimana Vi, lu mau kan dilamar sama dia?" Tanya Anggara ketika dia telah selesai berurusan dengan Barista.

"Dia gak percaya Ra." Tutur Erik murung sembari memandangiku.

"Gue yang jadi jaminan Vi kalo Erik bohong lagi sama lu." Anggara mencoba meyakinkan aku.

"Gue takut bakalan terulang lagi, apalagi kan nanti juga LDR dulu kan, sebelum resmi. Aku takut sama jarak, aku takut jika rindu, aku takut jika Erik berubah lagi, aku takut ditinggal pas lagi sayang-sayangnya." Keluhku sejujur-jujurnya.

"Aku gak berani banyak omong, biar kamu lihat buktinya aja nanti." Ucap Erik meyakinkanku yang saat itu terlihat sedang dilema.

Sementara aku meyakinkan hatiku yang kala itu memang tidak terlalu mengharapkan Erik lagi. Tidak seperti yang sebelumnya, aku senang, aku bahagia, aku bersyukur karena Tuhan mendengar doaku. Tuhan kembalikan genggaman tangan itu lagi, Tuhan kembalikan tawa renyah itu, Tuhan kembalikan tatapan mata yang teduh itu, Tuhan beri kesempatan untuk merasakan keteduhan itu sekali lagi. Dia adalah senjaku, kesenanganku, keindahan yang Tuhan ciptakan terkhusus bagiku.

Namun, perasaanku sedang dilema. Jika kamu pernah berada di posisi sepertiku, kamu pasti tahu apa yang sedang kurasakan. Iyaa.. aku sedang bimbang, aku ingin meraih Erik kembali namun disisi lain aku juga takut jika Erik akan kembali melakukan salah yang sama hingga nanti akhirnya hanya membuang waktu dan sia-sia. Aku juga takut menghadapi Papa yang mungkin akan sangat sulit diluluhkan hatinya setelah Erik menyakiti hati anak gadisnya yang dirawat dari kecil dengan penuh cinta kasih. Tak ada satu orang tuapun yang rela jika anaknya di sakiti.

Erik tak pernah tahu bagaimana rasanya berada di jurang nestapa yang hampir merenggut jiwaku (agak lebay memang, tapi itu fakta), Erik tak pernah tau bagaimana rasanya berjuang, berjuang untuk merelakan, Erik tak pernah tau rasanya dipukul mundur hingga jatuh tersungkur. Erik hanya datang ketika puing-puing reruntuhan hati sudah mulai kembali utuh.

Saat semestaku sudah kembali hidup, dan duniaku sudah mulai kembali berwarna walaupun hanya warna dasar, Erik datang menawarkan warna yang lain sebagai pelengkap, aku ingin mengambil semua warna tapi aku takut tak bisa memadu padankannya dengan baik.

Tapi aku bukan tipe orang yang pandai menyimpan perasaan, aku masih menyayangi Erik, tak peduli seberapapun salahnya di masalalu. Seberapapun sulitnya aku berproses untuk menyelamatkan duniaku dari kehancuran, kini Erikku telah kembali. Inilah jawaban dari setiap doa yang ku panjatkan disetiap sujudku. Terimakasih Tuhan.

Jalan kami tidak semudah itu untuk kembali, ada Papa yang harus Erik hadapi, bukan hanya Erik tapi juga aku. Erik bilang, dia siap lahir bathin karena dia memang salah dan ingin meminta maaf secara langsung kepada ayahku. Tentang segala resiko dan kemungkinan akan mengancam hubungan kami selanjutnya, mau tidak mau kami harus siap!





Sesuatu yang digariskan
Di dunia ini terjadi
Karena diizinkan Tuhan

Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang