F E B R U A R I

19 0 0
                                    

Erik tak bisa menepati janjinya untuk menemui ku di Januari seperti yang dia rencanakan, karena memang tuntutan pekerjaan yang membuatnya tak bisa mengambil cuti pada bulan itu, dia memintaku untuk bersabar lebih lama lagi, dia perkirakan antara bulan Februari atau Maret. Aku mengerti keadaan seperti ini akan kami hadapi, penantian yang belum berujung temu akan membuat perasaan semakin gelisah karena rindu yang sudah tak tertahankan lagi, apalagi bagiku yang mendapat double combo ini.

Ku putuskan saja biar aku yang menemui Erik ke kota tepian. Erik langsung setuju, setelah Erik transfer aku langsung membeli tiket. Kebetulan waktu itu ada tanggal merah di weekend yang bisa ku manfaatkan untuk pergi kesana. Erik bilang, Ibunya meminta untuk tidur dirumah karena memang rumahnya banyak kamar untuk tamu.

Aku memilih flight terakhir di jam 7 malam hari kamis sepulang ngantor aku langsung ke Bandara, sialnya harus delay selama satu setengah jam lebih, dan perjalanan ke Balikpapan sekitar satu jam. Pesawat yang ku tumpangi take off tepat pukul 9 malam, tiba di Bandara Sepinggan pukul 10 malam. Belum lagi harus ke kota Tepian yang menempuh perjalanan yang memakan waktu selama 3 jam menggunakan Kangaroo Premier. Buat kamu nih yang mau ke Samarinda dari Balikpapan menggunakan jasa Kangaroo Premier itu biayanya 150 ribu.

Saat itu aku harus menunggu sekita 45 menit baru bisa jalan, aku tak punya pilihan lain selain menunggu. Karena memang Erik tak ku perbolehkan menjemputku di Bandara karena jalan dari Samarinda ke Balikpapan sangat rawan aku takut terjadi apa-apa.

Panggilan masuk dari Erik yang sudah menungguku unuk menjemput di Shuttle Kangaroo Premier Samarinda.

"Masih lama ya yang?" Tanyanya.

"Aku harus menunggu 45 menit yang di sini."

"Kamu udah makan belum? Ada temannya gak?" Tanya Erik agak khawatir.

"Aku belum makan, tadi cuman makan roti. Kamu makan duluan aja beb , aku ada temannya kok, kamu gak usah khawatir nanti kalo berangkat aku kabarin ya."

"Aku mau makan nanti sama kamu aja, sekalian jemput kamu nanti kita beli makan, see you soon sayang." Katanya girang.

"Ini 3 jam lho yang, aku sampai sana jam 2 pagi." Kataku.

"Gak papa sayang nanti aku tidur sebentar, jangan lupa telepon aku ya. hati-hati sayang, bye." Telepon di tutup, Erik memang keras kepala disuruh makan duluan gak mau.

Kemudian ada pesan masuk dari Ibunya Erik yang menanyakan posisiku sudah berada dimana. Senang sekali rasanya dapat perhatian dari beliau, orang yang telah melahirkan lelaki yang ku cintai.

Pukul 11 kurang 45 menit Kangaroo Premier yang membawaku itu berangkat menuju Samarinda, 3 jam perjalanan cukup melelahkan seperti dari Jakarta menuju Bandung. Namun Kangaroo Premier menyediakan fasilitas TV, AC dan Charging Area juga diberi air mineral dan tisu basah. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Ibukota Kalimantan Timur, jalan menuju Samarinda memang menakutkan di kanan kiri hutan dan jalanan sangat sunyi, jika naik motor mungkin orang tak takut hantu tapi lebih ditakutkan jika ada orang jahat misalnya jambret ataupun begal.

Setiap menit Erik menanyaiku sudah berada dimana, dia takut tertidur dan susah bangun. Ku katakan padanya jika dia susah bangunpun tak apa zaman sekarang ada ojek online dan taksi online yang masih berkeliaran mencari rezeki. Dia bilang karena aku tamu special baginya maka harus dia yang menjemputku. Katanya jika sudah berada di Mesjid Islamic Center segera telepon dia dan dia akan on the way dari rumah.

Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang