P A M I T

78 3 1
                                    

Tibalah aku di penghujung kisahku.

Teruntuk Erik, penguasa seluruh jagad rayaku.

Dengan mu, banyak cerita yang terukir meski itu pahit namun, tak bisa kupungkiri kita pernah mengukir tawa bahagia dalam sepenggal cerita.

Dengan mu, banyak kisah yang kau buat tangis hingga akhirnya kubulatkan tekad tuk menghapus semua dari memori ku.

Kuputuskan tuk pergi, hanya untuk membuat mu menyadari arti hadirnya aku. Tak perlu lah semesta tahu apalagi kamu, seburuk apa perasaan ku dengan perpisahan ini.

Aku pamit...

Ku ambil kembali semua perasaanku karena aku sudah mulai berdamai dengan diriku sendiri.

Ku bungkus semua kenangan yang telah kita lewati. Tidak ku hilangkan, hanya ku simpan.

Semoga kelak kita bisa bertemu dalam perasaan yang lebih baik, dengan kisah yang lebih baik. Beribu terimakasih untuk dirimu yang berperan penting dalam cerita ini.

Aku telah berada pada perasaan terbaikku setelah mengiklaskanmu, bahagia lah disana dengan dia yang saat ini mendampingimu.

Salam untuk keluargamu yang sampai saat ini masih ku anggap keluargaku.

Tak banyak yang bisa aku sampaikan, semua sudah ku ukir dari awal sampai akhir, jika nanti tulisan ini telah sampai kepadamu.

Kamu tahu bahwa aku masih mengenangmu sebagai masalalu yang terbaik bagiku sebagai pelajaran untuk aku menuju masa depan.

Untukmu Erik Wijaya, Aku pamit...

Terima kasih banyak.





Perkara sabar dan mengikhlaskan
Memang tak pernah sesederhana
Membalikkan telapak tangan,
Tapi dengan perpisahan yang dirasakan,
Maka akan bisa dilakukan dengan gampang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang