Bertepatan saat aku sedang fun camping bersama anak-anak Rangers yang anggotanya ada Tujuh orang termasuk aku dan Bella, ku perkenalkan padamu mereka adalah Ainun, Pandjie, Gani, Bayu dan Eka.
Kebetulan Eka adalah kekasihnya Bayu dan saat itu dia sedang berada di Jakarta sehingga tidak bisa ikut bersama kami, sebagai gantinya Bella dan Ainun mengajak dua orang sahabat baik mereka.
Tepat berada di puncak biasanya memang tak masalah jika harus miskin signal, namun perasaanku tak tenang.
Kebetulan signal Bayu bagus sehingga teman-teman yang lain numpang tethering kepada Bayu, termasuk aku. Kemudian masalah itu datang ketika ku buka akun Instagramku, ku temui snagram Erik yang di dalamnya ada momen, kalau tidak salah sekotak mie goreng atau nasi goreng aku lupa pokoknya itu potret makanan yang di tambah caption 'maacih'. Kata orang media sosial itu racun yang memberi dampak negatif dan aku setuju dengan pernyataan itu. Ku tanya satu persatu teman perempuanku jika pacarnya melakukan hal yang sama dengan yang Erik lakukan, apa yang akan mereka rasakan? marah? kesal? cemburu? sangat jelas itu yang ku rasakan. Tak bisakah Erik menjaga perasaanku? apa yang ada dalam benak Erik saat itu? setidaknya dia hanya perlu mengucapkan terimakasih langsung kepada yang bersangkutan tak perlu mempublish ke khalayak ramai karena zaman sekarang adalah zaman dimana netizen menjadi hakim tertinggi untuk menjatuhkan orang lain.
Aku langsung meminta Erik menjelaskan maksud dari snapgram itu, alih-aluh mendapat penjelasan, Erik malah balik marah-marah kepadaku. Katanya aku kasar, katanya aku selalu mengungkit masalalunya, katanya aku jahat karena tidak mempercayainya. Pokoknya salahku tak bisa dia toleransi sehingga tak pikir panjang lagi Erik melontarkan kata putus.
P U T U S
Seketika duniaku gelap, tak ada cahaya yang bisa ku lihat, pikiranku kosong, namun aku tak menangis, mungkin air mataku lelah keluar hanya untuk hal yang sama lagi. Kemudian memori otakku memutar beberapa perjuangan kami dari awal bertukar cincin sampai terdengar kata PUTUS, sirna sudah semuanya. Semua yang terjadi dibelakang sia-sia, tak ada artinya, barulah aku menyadari pernyataan Papa ketika aku baru menjalin hubungan pertunangan dengan Erik menginjak satu bulan. Papa bilang, semoga Erik benar-benar mencintaimu dengan tulus bukan hanya sekedar pelarian.
Iya.. pelarian, kenapa aku baru menyadari bahwa sebenarnya aku adalah pelarian Erik ketika dia putus dari Thalia, kenapa bagian menyakitkan ini masuk dalam ceritaku? Tak bisakah ku edit agar bagian ini dihilangkan saja. Ini terlalu sakit, aku malu kepada kedua orang tuaku. Aku malu memperjuangkan mati-matian orang yang ternyata tidak mencintaiku. Bukankah yang namanya cinta adalah ketika pasangan bisa menoleransi kesalahan dari pasangannya? Apakah sebegitu fatal kesalahanku? Sehingga Erik tak mau memaafkanku, lebih fatal dari berselingkuh? benarkah? Hingga kesalahan Erik tak ada apa-apanya dibanding kesalahanku. Erik tak mau memberiku kesempatan sekali lagi, dia tetap pada pendiriannya ketika ingin putus. Semua perjuangan yang ku lakukan tak membuatnya luluh, semua yang kami lewati bersama tak ada arti apa-apa baginya.
Ku akui aku memang salah karena terus mencurigai masalalunya, mungkin saja dia benar, mungkin saja Erik jujur selama ini. Seharusnya aku tidak begitu karena ketika aku memutuskan untuk menerima Erik lagi dalam hidupku artinya aku siap untuk berdamai dengan masalalunya namun itu tidak bisa ku lakukan.
Beberapa hari setelah putus aku masih menyalahkan diriku yang terlalu mencurigai Erik dengan Thalia, mungkin saja mereka tidak bersalah. Pikirku.
Kemudian Erik mempublish kata-kata baru di snapgram-nya begini
Aku pergi karena aku tak hidup dimasalalu seperti yang kamu pikirkan, jangan cari aku lagi.
Seminggu setelah putus, ingin rasanya ku tertawa keras-keras menggunakan toak mesjid dan bertepuk tangan sekeras-kerasnya ketika Erik membuktikan semua tuduhanku benar selama ini. Memang benar dia dan Thalia kembali bersama, telihat dari snapgram Erik dan memperlihatkan foto mereka berdua walaupun gelap tapi aku tetap mengenalinya.Hebat sekali acting Erik ya, aku harus memberinya selamat! Omong kosong yang katanya tidak hidup di masalalu. Erik, kamu sehat??
Inginku berkata kasar tapi ya sudah lah yang waras mengalah saja.Seperti halnya pasir pantai
Yang terlalu digenggam erat
Maka lama-lama Ia akan lepas dari genggaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedua Kali
RomanceHalo namaku Via, ini kisah dari perjalanan cintaku ketika aku mendapat undangan pernikahan dari sang mantan kekasih yang sudah menjalani hubungan denganku selama 3 tahun. Untuk menghindari hari sakral itu Aku memutuskan untuk berlibur ke kota 'Berua...